Senin, 04 Desember 2017

GIARDIASIS



Pengertian Giardiasis

Giardiasis adalah infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh parasit bernama Giardia lamblia. Penyakit ini banyak ditemukan pada daerah bersanitasi rendah atau memiliki kualitas air yang tidak baik, terutama di negara berkembang yang berpopulasi padat. Parasit yang hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop ini seringkali ditemukan pada air danau, kolam renang, sumur, spa, hingga tempat penampungan air.

Tidak hanya itu, giardiasis juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi dan kontak antar individu. Walau dapat membaik dalam beberapa minggu, penderita giardiasis biasanya akan tetap memiliki gangguan pencernaan hingga beberapa waktu, sehingga mencegah penyakit ini merupakan langkah yang tidak kalah penting dari mengobatinya.

Penyebab Giardiasis

Giardiasis disebabkan oleh infeksi parasit Giardia lamblia yang hidup di dalam usus manusia dan hewan, serta berkembang juga di air, tanah, dan makanan. Sebelum dikeluarkan melalui kotoran (feses), Parasit usus yang tergolong umum ini akan terlindungi oleh cangkang keras yang membuatnya bisa bertahan hingga berbulan-bulan di luar usus manusia dan di air yang dingin.
Saat masuk ke dalam saluran pencernaan manusia, cangkang yang disebut kista ini akan larut dan melepaskan parasit ini di dalam usus dengan bantuan asam dan enzim pankreas.

Giardiasis dapat terjadi ketika seseorang tanpa sengaja menelan kista parasit melalui air yang terkontaminasi. Kedua hal ini merupakan penyebab giardiasis yang paling umum, karena orang yang terinfeksi parasit dan mengalami diare, dapat tanpa sengaja ikut mengkontaminasi sumber air. Tidak hanya ditemukan di kolam, danau, sungai, sumur, kolam renang atau taman hiburan air, dan spa. Parasit Giardia juga dapat mengontaminasi tanah dan permukaan berair lainnya melalui kotoran hewan, limbah air, dan air pertanian yang meluap.

Kasus penularan giardiasis lewat makanan lebih jarang ditemui, karena biasanya parasit akan mati oleh suhu panas ketika makanan dimasak dengan baik. Giardiasis akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi mungkin disebabkan oleh kelalaian dalam membersihkan tangan sebelum mengolah makanan, atau bahan makanan dicuci atau diairi dengan menggunakan air yang tercemar.

Giardiasis juga bisa terjadi melalui kontak dengan orang lain yang terpapar tinja yang mengandung parasit atau melakukan hubungan seks anal tanpa pengaman.

Perikut ini adalah orang-orang yang berisiko tinggi tertular giardiasis, di antaranya:

·         Anak-anak. Anak-anak memiliki risiko lebih besar untuk terkena infeksi dibanding orang tua karena memiliki kesempatan terpapar kotoran yang lebih sering, terutama jika mereka masih menggunakan popok, sedang berlatih ke kamar kecil, atau sering menghabiskan waktu di tempat penitipan anak.

·         Orang tua dengan anak yang masih menggunakanpopok.

·         Pengasuh anak  atau petugas di pusat penitipananak.

·         Orang-orang yang tidak memiliki akses air minum yang aman, misalnya mereka yang tinggal di area bersanitasi rendah atau mengunjungi area tersebut.

·         Orang-orang yang berkunjung ke daerah yag umumnya dilanda kasus Giardiasis.

Gejala Giardiasis

Giardiasis ditandai oleh rasa kembung, keram perut, dan mual yang diikuti dengan serangan diare yang berlemak. Beberapa penderita giardiasis lainnya mungkin tidak akan merasakan gejala apapun, namun tetap memiliki parasit di dalam tubuhnya yang bisa menyebar melalui kotoran mereka.

Gejala giardiasis biasanya mulai terlihat sejak 1-3 minggu setelah penderitanya terpapar parasit. Selain gejala yang telah disebutkan, gejala lain yang mungkin dirasakan adalah kelelahan, buang gas atau kentut, kehilangan nafsu makan, dan berat badan menurun. Gejala ini dapat berlangsung hingga 2-6 minggu atau bisa lebih lama. Pada beberapa kasus, gejala giardiasis kambuh setelah reda.

Diagnosis Giardiasis

Untuk mendapatkan kepastian diagnosis bagi kondisi giardiasis, dokter mungkin meminta penderita untuk memberikan sampel kotoran selama beberapa hari untuk diperiksa di laboratorium. Penderita akan diberikan instruksi lebih lanjut mengenai prosedur pengambilan sampel kotoran. Selain mengecek keberadaan parasit, contoh kotoran juga dapat digunakan untuk menentukan efektivitas pengobatan yang telah diberikan.

Memiliki catatan medis yang selalu diperbarui tidak hanya sangat membantu pasien, namun  juga dokter dalam memonitor gejala yang dirasakan pasien dan pengobatan apa saja yang memengaruhi kondisi kesehatannya.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik pada area perut penderita untuk memeriksa jika ada area yang bermasalah. Pemeriksaan mulut dan kulit juga mungkin dilakukan untuk mengecek tanda-tanda dehidrasi.

Selain prosedur di atas, suatu prosedur yang bernama enteroskopi juga mungkin dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung fleksibel ke dalam tenggorokan hingga usus kecil untuk memeriksa saluran pencernaan dan mengambil contoh jaringan.

Pengobatan Giardiasis

Pada beberapa kasus, infeksi giardia tidak menunjukkan gejala sehingga penderitanya merasa tidak membutuhkan perawatan, kecuali jika berpotensi untuk menyebarkan penyakit ini ke lingkungan sekitarnya.

Walau parasit yang menyebabkan infeksi ini akan hilang dari tubuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu, penderita giardiasis mungkin masih akan memiliki gangguan pencernaan selama beberapa waktu. Penderita giardiasis yang mengalami dehidrasi akibat kondisi ini akan disarankan untuk meminum banyak air agar tubuh tidak kekurangan cairan dan bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

Obat-obatan yang digunakan untuk giardiasis tidak semuanya memberikan hasil yang sama bagi penderitanya. Namun demikian, gejala infeksi giardia yang parah biasanya akan langsung ditangani dengan pemberian obat-obatan antiparasit, seperti:

·         Metronidazole.

Antibiotik yang paling umum digunakan untuk giardiasis ini memiliki beberapa potensi efek samping seperti mual, dan rasa metal di mulut sehabis mengonsumsi obat ini.

·         Nitazoxanide.

Obat berbentuk cairan ini aman digunakan oleh penderita anak. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain mual, perut kembung, mata berwarna kuning, dan air urine yang berwarna kuning terang.

·         Tinidazole.

Obat yang memiliki cara kerja, hasil, dan efek samping yang sama dengan metronidazole namun dengan dosis yang lebih besar karena hanya diberikan sebanyak satu kali saja.

·         Paromomycin.

Obat yang bisa digunakan oleh perempuan hamil, karena memiliki risiko cacat lahir yang rendah dibanding antibiotik lainnya. Walau demikian perempuan hamil sebaiknya mengonsumsi obat ini setelah persalinan atau berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Perhatikan selalu instruksi dokter maupun keterangan yang tertera dalam kemasan obat sebelum mengonsumsinya. Diskusikan dengan dokter jika penderita adalah bayi, perempuan hamil, atau memiliki gejala yang dirasa ringan. Dokter akan menyesuaikan pengobatan sesuai dengan kondisi tubuh, kesehatan, dan respons pasien terhadap pengobatan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, giardiasis dapat menyebabkan penderitanya merasakan gejalanya walau parasit telah meninggalkan tubuh. Apabila tidak tertangani dengan baik, penderita (khususnya bayi dan anak) juga berisiko terkena komplikasi seperti:

·         Dehidrasi. Ini dipicu oleh diare parah dan dapat mengganggu tubuh dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

·         Intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan tubuh dalam mencerna kandungan gula dalam susu dengan baik, dan dapat terus berlanjut walau infeksi telah hilang.

·         Perkembangan fisik dan mental yang terhambat akibat malnutrisi yang terpicu oleh diare kronis dari kondisi ini.

Pencegahan Giardiasis

Giardiasis tidak bisa dicegah dengan pemberian vaksin atau obat-obatan, melainkan dengan melakukan tindakan-tindakan yang akan mencegah Anda atau orang-orang di sekitar menjadi terinfeksi oleh parasit Giardia. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan:

·         Biasakan mencuci tangan atau gunakan sanitizer berbahan dasar alkohol jika sabun dan air tidak tersedia. Cuci dan bersihkan tangan selalu sebelum dan sesudah menggunakan toilet atau mengganti popok, dan sebelum makan atau mengolah makanan agar terhindar dari berbagai jenis infeksi.

·         Biasakan menyaring atau merebus air sebelum meminumnya, khususnya yang berasal dari sumur yang dangkal, danau, sungai, atau sumber air lainnya. Rebuslah air pada suhu 70 derajat celcius selama 10 menit sebelum menggunakannya.

·         Rutinlah memeriksa kebersihan air jika sumber air Anda berasal dari sumur dengan mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium yang menangani tes seperti ini.

·         Konsumsi air minum dalam kemasan botol yang telah terjamin kebersihan dan kelayakannya untuk minum, mengolah makanan, atau untuk menyikat gigi.

·         Jangan mengonsumsi es batu yang belum diketahui kebersihan airnya.

·         Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah walau yang dikupas sendiri.

·         Pastikan mulut tetap tertutup ketika berada di dalam kolam renang, danau, atau sungai agar terhindar dari risiko menelan air yang terkontaminasi parasit.

·         Tidak melakukan hubungan seks yang berisiko, misalnya berganti-ganti pasangan, seks anal, atau hubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi/pengaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar