Pengertian
kanker Vulva
Vulva adalah bagian organ seksual eksternal wanita yang merupakan area yang mengelilingi lubang kencing (urethra opening) dan vagina. Organ seksual eksternal wanita lainnya meliputi labia minora dan majora (“bibir” dalam dan luar yang menutupi vagina), klitoris, dan kelenjar Bartholin yang ada di kedua sisi vagina.
Vulva sendiri merupakan area lipatan yang berada di antara dua kaki atau pada selangkangan. Vulva ini terdiri dari pintu muka dari liang vagina dan uretra. Di sini juga terdapat beberapa bagian pelengkap dari pintu liang vagina seperti klitoris dan lambia.
Biasanya sel kanker pada vulva ini berbentuk menyerupai benjolan atau inflamasi pada area vulva. Biasanya pertumbuhan sel kanker ini menimbulkan rasa nyeri dan gatal yang sangat mengganggu. Penyakit kanker vulva bisa menyerang segala usia meski di lapangan kasus kanker vulva didominasi oleh kalangan manula. Setidaknya tercatat terdapat lebih dari 70% kasus kanker vulva terdeteksi pada kalangan tua di atas 65 tahun.
Kebanyakan kasus kanker vulva merupakan bentuk kanker sekunder hasil dari metastatis dan persebaran kanker dari organ lain. Kasus terbanyak dari kanker vulva diawali oleh kanker serviks. Fakta ini cukup masuk akal mengingat lokasi serviks dan vulva yang relatif dekat. Bahkan lebih dari 80% kasus kanker vulva merupakan hasil dari proses metastatis dari sel kanker yang sudah tumbuh pada organ lain.
Kanker vulva muncul dalam bentuk benjolan atau luka di area vulva. Kanker ini lebih sering menyerang wanita yang lebih tua, umumnya yang telah mengalami menopause.
Kanker vulva sendiri terbagi dalam beberapa kelompok berdasarkan dua kategori. Untuk kategori pertama pengelompokan berdasarkan pada jenis sel dimana kanker tumbuh dan pada kelompok kedua berdasarkan adanya pengaruh Human Papiloma Virus.
Terdapat dua jenis kanker vulva berdasarkan jenis sel yang terkena dampaknya. Jenis kanker ini juga berguna bagi dokter untuk menentukan jenis langkah pengobatan yang akan diambil.
·
Vulva melanoma, yaitu sel kanker yang
terbentuk di sel penghasil pigmen yang terdapat pada kulit vulva.
·
Vulva karsinoma sel skuamus (vulvar
squamous cell carcinoma), yaitu sel kanker yang terbentuk pada sel tipis,
berpermukaan datar yang melapisi permukaan vulva. Sebagian besar kasus kanker
vulva berasal dari jenis ini.
Beberapa tipe lainnya, yaitu:
·
Sel basal karsinoma, yaitu luka pada
labia majora atau pada area lain di vulva, yang lama-lama berkembang menjadi
kanker. Jika tidak segera diobati, luka ini dapat dengan mudah muncul kembali.
·
Karsinoma kelenjar Bartholin, yaitu
tumor langka pada kelenjar Bartholin yang biasa menyerang wanita di usia
pertengahan 60-an.
·
Tipe kanker lainnya pada vulva, misalnya
adenocarcinoma dan sarcoma.
Penyebab
Kanker Vulva
Penyebab kanker secara umum masih
belum diketahui dengan jelas, demikian juga dengan kanker vulva. Para ahli
masih mencari tahu pemicu sel-sel bermutasi menjadi sel kanker dan berkembang
dengan begitu cepat. Sel yang membelah diri akan terus bertambah dengan
melipat-gandakan jumlah hingga membentuk tumor, kemudian menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Sel kanker dan tumor akan terus tumbuh dan membelah diri
sementara sel yang sehat akan mati.
Walau belum diketahui penyebabnya,
beberapa faktor berikut adalah kondisi yang dapat meningkatkan timbulnya kanker
vulva, yaitu:
·
Merokok.
·
Pertambahan usia. Risiko kanker vulva
umumnya meningkat pada usia 65 tahun ke atas dan mereka yang berada pada
masa menopause. Kasus ini jarang ditemui pada wanita berusia di bawah 50 tahun
yang belum mengalami menopause.
·
Terpapar infeksi HPV (human papillomavirus),
salah satu penyakit menular seksual yang banyak ditemui pada wanita yang aktif
secara seksual. Umumnya infeksi HPV dapat mereda dengan sendirinya. Pada
sebagian kasus lainnya penyakit ini, sel yang terinfeksi dapat bermutasi dan
berkembang menjadi sel kanker.
·
Terinfeksi HIV (human
immunodeficiency virus) yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dan
menjadikan penderita rentan terhadap infeksi HPV.
·
Menderita gangguan pada kulit di area
vulva, misalnya penyakit Lichen Sclerosus.
·
Pernah berada dalam kondisi prakanker
vulva, atau vulvar intraepithelial neoplasia (VIN), yang bisa
berkembang menjadi kanker vulva. VIN adalah kondisi ketika sel mengalami
perubahan yang tidak menjurus kepada kanker. Meski pada kebanyakan kasus yang
pernah terjadi, kondisi ini dapat menghilang dengan sendirinya, namun pada
kenyataannya dapat juga berkembang menjadi sel kanker.
Gejala
Kanker Vulva
Kanker vulva bisa menyebabkan gatal-gatal yang
sangat mengganggu di area vulva. Berikut ini adalah gejala-gejala lain dari
kanker vulva.
·
Perdarahan yang bukan berasal dari
menstruasi.
·
Perubahan pada kondisi kulit, seperti
warna dan ketebalan kulit. Kulit dapat berwarna merah, putih, atau menggelap.
·
Terdapat tahi lalat di area vulva yang
berubah bentuk atau warna.
·
Benjolan yang menyerupai jerawat, bisul,
atau luka terbuka.
·
Nyeri atau sensitif terhadap rasa sakit
di area panggul, terutama ketika berhubungan seksual.
·
Terasa perih, khususnya ketika sedang
kencing.
Sebanyak 50 persen kasus kanker vulva menyerang
labia mayor (“bibir” bagian luar dari alat kemaluan perempuan), diikuti dengan
labia minor (“bibir” bagian dalam).
Diagnosis
kanker Vulva
Selain untuk memastikan keberadaan
sel kanker pada vulva, diagnosis kanker vulva juga dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana sel kanker telah berkembang atau menyebar. Setelah informasi berupa
gejala, riwayat medis pribadi dan keluarga dikumpulkan, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik penderita. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada
kelainan di area vulva.
Beberapa tes dan prosedur yang
digunakan untuk mendiagnosis kanker vulva, antara lain:
·
Pemeriksaan
lebih mendetail pada vulva menggunakan alat kaca pembesar untuk mencari
tanda-tanda kanker vulva pada area ini. Pemeriksaan ini disebut kolposkopi.
·
Pemeriksaan
sistoskopi yang dilakukan menggunakan sebuah tabung kecil disertai kamera dan
lampu yang dimasukkan ke kandung kemih.
·
Melakukan
biopsi kemudian memeriksa sampel yang telah diambil dari vulva, atau kelenjar
getah bening, untuk mencari tanda-tanda kanker. Penderita biasanya diberikan
bius lokal di daerah yang akan dibiopsi. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
atau tanpa jahitan, tergantung dari ukuran sampel yang diambil.
·
Pemeriksaan
pada area panggul, untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke area ini.
·
Pemeriksaan
dengan menggunakan X-ray, CT scan, MRI scan, dan PET scan, pada area dada,
paru-paru, kelenjar getah bening, perut atau organ lain, untuk mengetahui
penyebaran kanker di area ini.
Setelah
diagnosis didapatkan, dokter akan menentukan stadium kanker yang akan membantu
dalam pemilihan langkah pengobatan. Tingkatan stadium kanker vulva
meliputi:
·
Stadium
1.
Kanker belum
menyebar ke kelenjar getah bening atau area tubuh lainnya. Terdapat tumor kecil
pada vulva atau kulit di antara area vagina dan anus (perineum).
·
Stadium
2.
Berbeda dengan
stadium 1, pada tingkatan ini, tumor telah merambat ke area sekitarnya.
Area-area yang dimaksud adalah pada bagian bawah saluran kencing (urethra),
vagina, dan anus.
·
Stadium
3.
Penyebaran
kanker pada stadium ini secara spesifik telah menjalar ke kelenjar getah
bening.
·
Stadium
4A.
Kanker telah
menyebar ke area yang lebih luas di kelenjar getah bening, atau ke bagian atas
urethra atau vagina, atau ke kandung kemih, dan rektum/dubur. Selain itu, area tulang
panggul telah terkena dampak penyebaran sel kanker.
·
Stadium
4B.
Kanker telah
menyebar atau bermestastase ke anggota tubuh lain yang tidak hanya berada di
dekat vulva.
Langkah
Untuk Mendeteksi Dini Kanker Vulva
Gejala dan tanda yang patut diperhatikan antara lain munculnya perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi normal, terdapat luka pada vulva yang tidak kunjung sembuh, adanya massa pada vulva, perubahan warna kulit vulva menjadi lebih putih atau lebih gelap, permukaan vulva menjadi lebih kasar, munculnya rasa seperti terbakar dan panas serta rasa gatal pada daerah vulva, dan nyeri saat buang air kecil.
Gejala-gejala tersebut bisa saja disebabkan oleh
penyebab lain yang bukan keganasan, oleh karena itu deteksi dini sangat penting
untuk menegakkan diagnosis. Berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan
oleh seorang wanita untuk mendeteksi dini keberadaan kanker vulva.
·
Pemeriksaan secara sederhana kanker
vulva.
Pemeriksaan vulva secara sederhana merupakan salah
satu cara yang efektif untuk mendeteksi dini keberadaan lesi prakanker yang
dapat mengarah ke keganasan karena dapat dilakukan oleh seseorang secara rutin.
Setiap wanita harus memeriksa vulva setidaknya
satu kali dalam sebulan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan cermin
dan mencari perubahan warna kulit, tekstur, atau iritasi pada vulva. Jika
ditemukan lesi prakanker maka pasien dapat datang kepada penyedia layanan kesehatan.
·
Pemeriksaan ginekologis rutin.
Pemeriksaan
jenis ini dilakukan untuk mengevaluasi abnormalitas di vulva seperti adanya
perubahan warna kulit, tekstur, atau iritasi. Pengobatan neoplasma vulva
intraepitel yang ditemukan sejak dini dapat mencegah kasus kanker skuamosa
vulva invasif. Beberapa jenis melanoma vulva juga dapat dicegah dengan
menyingkirkan lesi yang muncul.
·
Pemeriksaan dengan biopsi.
Pada pemeriksaan ini, vulva akan diberi pewarnaan
dengan larutan toluidine biru. Larutan ini dapat menyebabkan kulit vulva yang
abnormal menjadi berwarna biru, termasuk lesi neoplasma intraepitel vulva dan
kanker vulva berubah menjadi putih. Hal ini dilakukan untuk memudahkan vulva
dilihat melalui kolposkop.
Ketika jaringan abnormalnya telah ditemukan, pasien
diberikan anestesi lokal dan dilakukan pengambilan sampel dengan biopsi
eksisional. Jika dalam proses skrining ditemukan hasil positif bahwa Anda
mengidap kanker vulva, pemeriksaan apa saja yang harus dijalani untuk
menentukan stadium penyakit kanker vulva? Penentuan stadium dapat dilakukan
dengan cara berikut:
a. Pemeriksaan
fisik secara detail dengan mengukur tumor primer, perkiraan metastatis ke
mukosa, struktur tulang, dan/atau kelenjar getah bening. Hal ini berarti pasien
harus pergi ke dokter atau pusat kesehatan.
b. Tes
Pap dan kolposkopi.
c. Radiografi
dan endoskopi seperti barium enema, proktosigmoidoskopi pielografi (IVP) untuk
tumor primer yang besar atau tersangka metastatis.
d. FNAB
di tempat yang dicurigai adanya metastatis.
e. Cek
darah secara berkala, profil biokimia, dan foto Rontgen toraks/dada.
Wanita
yang dicurigai mengidap kanker vulva hendaknya melakukan pemeriksaan
mikroskopis yang dalam dunia kedokteran lazim disebut sebagai pemeriksaan
histo-PA (patologi anatomi) untuk mengetahui jenis sel kankernya sehingga dapat
diberikan penanganan yang lebih tepat.
Pengobatan
Kanker Vulva
Salah satu langkah pengobatan kanker
vulva adalah prosedur pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan sehat di
sekitar vulva (biasanya sekitar 1 sentimeter) atau bedah radial eksisi luas.
Namun ada juga kasus kanker vulva yang mengharuskan vulva diangkat seluruhnya,
termasuk klitoris dan jaringan di bawahnya yang bernama vulvektomi radikal.
Prosedur pengangkatan vulva memiliki
risiko mengalami infeksi hingga kemunculan rasa tidak nyaman saat duduk untuk
waktu yang lama. Anda mungkin tidak akan bisa merasakan area kemaluan dan tidak
bisa mencapai orgasme ketika melakukan hubungan seksual.
Makin awal kanker vulva bisa
terdiagnosis, makin kecil juga kemungkinan diperlukannya prosedur ini. Berikut
adalah beberapa prosedur pengangkatan kanker vulva lainnya.
·
Vulvektomi
parsial.
Pada
prosedur ini, hanya sebagian vulva dan jaringan di bawahnya yang diangkat.
·
Prosedur pelvic exenteration untuk kanker stadium lanjut.
Prosedur
ini dilakukan jika kanker telah menyebar ke luar dari vulva kepada organ
lainnya, dengan cara mengangkat seluruh bagian vulva dan organ yang terkait,
misalnya usus besar. Sebuah lubang akan dibuat di perut (stoma) agar kotoran
atau urine bisa dimasukkan ke dalam kantong ostomi. Tindakan ini termasuk ke
dalam operasi besar yang saat ini sudah tidak banyak dilakukan lagi.
·
Prosedur
rekonstruksi.
Prosedur
pengangkatan kanker pada area yang lebih luas biasanya meninggalkan luka lebar
yang tidak bisa menutup dengan sendirinya. Hal ini terjadi pada kanker yang
telah menyebar hingga jaringan di sekitarnya. Pada kasus ini, dokter akan
melakukan bedah rekonstruksi dengan mengambil kulit dari bagian tubuh lain
untuk menutup area tersebut.
Selain pengangkatan vulva, prosedur
pengangkatan kelenjar getah bening juga dapat dilakukan pada saat yang sama
jika kanker telah menyebar ke area ini. Proses ini menyebabkan cairan tertahan
dan terjadi pembengkakan pada kaki yang disebut limfedema.
Kelenjar getah bening juga bisa diangkat
melalui operasi kelenjar getah bening sentinel (sentinel node biopsy)
dengan cara mengambil contoh kelenjar getah bening yang mudah terinfeksi, lalu
mengetesnya atas keberadaan sel kanker. Jika tidak ada sel kanker yang
ditemukan, maka ada kemungkinan kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening
lainnya.
Seperti pengobatan kanker lainnya,
kanker vulva juga bisa ditangani dengan kemoterapi, terapi radiasi, atau
gabungan dari keduanya.
·
Kemoterapi.
Penderita kanker
vulva dengan penyebaran sel kanker di area tubuh lain dapat memilih langkah ini
untuk membantu membunuh sel kanker. Obat-obatan bisa dikonsumsi atau dimasukkan
melalui pembuluh darah di lengan. Kemoterapi yang dikombinasikan dengan terapi radiasi
umumnya bertujuan memperkecil kanker demi mempermudah prosedur pembedahan.
·
Terapi radiasi.
Selain
mengecilkan sel kanker, terapi radiasi juga digunakan pada kasus sel kanker
yang telah menyebar ke kelenjar getah bening setelah menjalani operasi. Terapi
dilakukan dengan cara memaparkan energi berkekuatan tinggi, seperti X-ray, ke
area yang telah ditentukan di permukaan kulit.
Pemeriksaan kesehatan rutin setelah penanganan
kanker vulva akan tetap diperlukan untuk memantau kondisi pasien dan memastikan
sel kanker tidak terbentuk kembali. Oleh karena itu sangat penting untuk
memeriksakan diri secara teratur pasca pengobatan.
Operasi
Pengangkatan Kanker Vulva
Tindakan operasi ini dilakukan sebagai solusi
terdepan dalam mengatasi kanker vulva. Operasi pengangkatan sendiri terbagi
dalam beberapa kategori berdasarkan ukuran dari sel kanker dan tingkat
persebarannya. Pengkategorian dari operasi pengangkatan sel kanker vulva
tersebut adalah sebagai berikut :
·
Excision.
Pengikisan
di sini bekerja dengan cara mengikis lapisan dari vulva yang sudah terserang
kanker beserta sel sehat di sekitarnya. Prosedur ini biasa diambil untuk
kondisi kanker skala ringan pada stadium awal dimana sel kanker masih tipis dan
belum menyebar.
·
Vulvektomi Parsial.
Vulvektomi
adalah prosedur pengangkatan vulva atau bibir vagina. Di sini pengambilan
jaringan hanya dilakukan sebagian saja seperti hanya 1/3 bagian saja dan
menyisakan sel sehat yang masih bisa dipertahankan. Prosedur ini bisa
diterapkan untuk mereka dengan kanker vulva stadium II.
·
Vulvektomi Radikal.
Prosedur
ini dilakukan dengan mengangkat seluruh bagian dari vulva tanpa tersisa. Cara
ini terpaksa dilakukan bila sel kanker sudah menyerang seluruh bagian dari
vulva.
·
Vulvektomi Advans.
Tindakan
ini memang lebih ekstrim dari langkah vulvektomi radikal, karena di sini
pengangkatan juga menyertakan bagian dalam dari vulva sampai ke setidaknya ¼
dari liang vagina. Cara ini terpaksa dijalankan ketika sel kanker sudah
menyebar sampai ke area vagina. Pada titik ekstrim, prosedur ini juga turut
mengangkat seluruh bagian vagina sampai serviks, kelenjar getah bening
terdekat, sistem limfatik bahkan bukan mustahil area dalam rongga rahim.
Meski dianggap efektif sebagai prosedur terbaik mengatasi kanker vulva, tercatat bahwa prosedur ini memiliki banyak risiko. Banyak pasien yang mengeluhkan inflamasi akut pada area genital mereka, penyembuhan yang lama dan tentu saja hilangnya fungsi genital seperti hasrat seksual sampai fungsi memiliki keturunan.
Pencegahan
Kanker Vulva
Melakukan pemeriksaan kesehatan
rutin (medical check-up) dapat membantu Anda memonitor kesehatan
sekaligus mendeteksi penyakit yang tidak diketahui sebelumnya. Diskusikan
bersama dokter mengenai rentang waktu yang ideal untuk melakukan medical
check-up secara rutin. Anda juga bisa berkonsultasi tentang jadwal
pemeriksaan panggul. Prosedur pemeriksaan panggul akan memberikan informasi
mengenai kondisi organ reproduksi dalam Anda.
Beberapa langkah pencegahan yang
juga bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker vulva maupun penyakit
menular seksual seperti HPV atau HIV adalah:
·
Menggunakan kondom tiap melakukan
hubungan seksual.
·
Membatasi jumlah atau tidak
bergonta-ganti pasangan seksual.
·
Memperoleh vaksin HPV. Vaksin ini dapat
mengurangi risiko perkembangan kanker vulva dan direkomendasikan bagi anak
perempuan yang berusia 12-13 tahun.
Dok. Kalo seumpama ada benjolan kecil di bagian atas vagina sebelah kanan itu kenapa dok..?
BalasHapus