Pengertian
Kanker Tenggorokan
Sedangkan jika berdasarkan lokasi atau bagian yang diserang, kanker ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Di antaranya adalah:
·
Kanker nasofaring (tenggorokan bagian atas di
belakang hidung).
·
Kanker orofaring (tenggorokan bagian tengah,
dibelakang lidah).
·
Kanker hipofaring (tenggorokan bagian bawah).
·
Kanker laring (pita suara).
Gejala
Kanker Tenggorokan
Gejala kanker tenggorokan bisa beragam dan tidak
sama pada tiap penderita. Beberapa indikasi yang umumnya dirasakan oleh pasien
meliputi:
·
Sulit menelan.
·
Perubahan suara.
·
Batuk kronis.
·
Sakit tenggorokan.
·
Telinga yang sakit atau berdengung.
·
Benjolan yang tidak kunjung sembuh.
·
Penurunan berat badan tanpa sebab yang
jelas.
·
Pembengkakan pada mata, rahang,
tenggorokan, atau leher.
Gejala kanker tenggorokan cenderung mirip dengan
masalah kesehatan lain sehingga sulit terdeteksi. Karena itu, kita harus tetap
waspada dan memeriksakan diri jika merasakan gejala-gejala tertentu. Terutama
indikasi yang tidak kunjung membaik atau bertambah parah.
Penyebab
dan Faktor Resiko kanker Tenggorokan
Semua kanker terjadi akibat adanya
mutasi pada sel-sel. Mutasi inilah yang memicu pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Itulah yang terjadi dengan kanker tenggorokan.
Penyebab di balik proses mutasi
tersebut belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor yang diduga
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker tenggorokan, misalnya
usia, pola hidup, serta kondisi medis.
Risiko kanker tenggorokan akan
meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Kanker ini umumnya terjadi pada
orang yang berusia di atas 60 tahun.
Kemungkinan munculnya kanker
tenggorokan juga berhubungan erat dengan pola hidup yang kurang sehat. Beberapa
contohnya meliputi:
·
Mengonsumsi tembakau, baik dalam bentuk
rokok maupun kunyah.
·
Mengonsumsi minuman keras yang
berlebihan.
·
Kurang mengonsumsi buah dan sayur.
Selain itu, terdapat beberapa kondisi medis tertentu
yang bisa menjadi faktor pemicu kanker tenggorokan. Contohnya infeksi virus HPV
(human papillomavirus) dan penyakit asam lambung atau GERD.
Diagnosis
dan Stadium Kanker Tenggorokan
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan
gejala, riwayat kesehatan, serta melakukan pemeriksaan fisik pasien. Jika
diduga mengidap kanker tenggorokan, pemeriksaan lebih mendetail akan dianjurkan
untuk memastikan diagnosis. Jenis pemeriksaan lebih lanjut yang umumnya akan
Anda jalani meliputi:
·
Endoskopi atau laringoskopi.
·
Pengambilan sampel jaringan atau biopsi.
·
USG, X-ray, CT, MRI,
dan PET scan. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan tingkat
penyebaran kanker tenggorokan.
Mengetahui tingkat penyebaran dan stadium kanker
yang Anda derita akan membantu dokter untuk menentukan langkah pengobatan yang
akan dijalani. Kanker ini terbagi dalam stadium 1 hingga stadium 4.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
·
Stadium 1 .
Tumor
berukuran kecil (7 cm atau kurang) dan hanya menyerang bagian tertentu pada
tenggorokan.
·
Stadium 2.
Tumor
berukuran lebih besar tapi belum menyebar di luar tenggorokan dan/atau noda
limfa.
·
Stadium 3.
Kanker
sudah menyebar ke jaringan atau organ di luar tapi dekat dengan tenggorokan
dan/atau noda limfa.
·
Stadium 4.
kanker
menyebar hingga ke jaringan atau organ di luar tenggorokan dan/atau noda limfa.
Pengobatan
Kanker Tenggorokan
Tiap pengidap bisa membutuhkan pengobatan yang berbeda-beda.
Penentuan metode penanganan yang terbaik tergantung pada usia dan kondisi
kesehatan pasien, lokasi tumbuhnya kanker, serta stadium kanker itu sendiri.
Jika kanker berada pada stadium awal, radioterapi terkadang sudah cukup efektif dalam mengatasinya. Sedangkan untuk kanker stadium lanjut, radioterapi dilakukan hanya untuk mengurangi gejala yang dialami pasien.
Radioterapi juga terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi karena ada beberapa jenis obat kemoterapi yang dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel kanker terhadap proses radioterapi. Proses kombinasi ini akan meningkatkan potensi efek samping radioterapi sekaligus kemoterapi yang meliputi kelelahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, serta sariawa.
Metode operasi untuk kanker tenggorokan memiliki beberapa jenis. Dokter akan menentukan prosedur mana yang dibutuhkan pasien berdasarkan stadium dan lokasi tumbuhnya kanker. Jenis-jenis operasi tersebut meliputi:
·
Operasi pengangkatan melalui endoskopi. Prosedur
ini dianjurkan untuk kanker tenggorokan stadium awal.
·
Laringektomi atau operasi pengangkatan sebagian
atau seluruh kotak suara yang terkena kanker. Operasi ini dilakukan untuk
menangani tumor berukuran kecil.
·
Faringektomi atau prosedur pengangkatan sebagian
atau seluruh bagian tenggorokan.
·
Prosedur pengangkatan noda limfa leher yang
terserang kanker. Operasi ini dilakukan jika kanker sudah menyebar luas pada
leher. Proses ini juga digunakan untuk memeriksa tingkat penyebaran sel-sel
kanker pada noda limfa.
Langkah penanganan lainnya adalah
dengan obat terapi biologis. Jenis obat yang umumnya digunakan adalah
cetuximab. Proses ini akan mengincar kelemahan pada sel-sel kanker untuk
menghambat pertumbuhannya.
Untuk memaksimalisasi pengobatan
kanker tenggorokan, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan. Di
antaranya adalah berhenti merokok dan menjauhi konsumsi minuman keras.
Selain menurunkan keefektifan metode
pengobatan, merokok dan konsumsi minuman keras dapat memperlambat proses
pemulihan tubuh. Kebiasaan ini juga bisa mempertinggi risiko seseorang untuk
terkena jenis kanker lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar