Pengertian
Impetigo
Impetigo merupakan suatu penyakit kulit yang sangat
menular yang disebabkan oleh bakteri. Penularan penyakit ini bisa terjadi
secara langsung melalui sentuhan kulit dengan kulit atau melalui barang-barang
perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi
bakteri.
Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi menjadi dua, yaitu jenis bulosa dan nonbulosa. Impetigo bulosa ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Sedangkan impetigo nonbulosa ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular dibandingkan dengan impetigo bulosa.
Selain gejala yang tampak pada kulit, ada juga gejala lain yang dapat menyertai kedua jenis impetigo, yaitu demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Proses Perkembangan Gejala Impetigo
Gejala impetigo tidak langsung
muncul setelah penderita terinfeksi, namun gejala biasanya baru terlihat
setelah 4-10 hari terpapar bakteri. Umumnya jenis impetigo yang lebih sering
menjangkiti adalah nonbulosa. Jika Anda atau anak Anda menderita impetigo,
hindarilah menyentuh area kulit yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran.
Infeksi impetigo bulosa biasanya
muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan
tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut
dan hidung. Tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari,
handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.
Berikut ini adalah perkembangan
gejala impetigo bulosa:
·
Kulit
melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan
membuat kulit di sekitarnya gatal.
·
Kulit
melepuh yang dalam waktu singkat dapat menyebar ini kemudian pecah dalam
beberapa hari.
·
Pecahan
kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning.
·
Setelah
sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.
Berikut
ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa:
·
Munculnya
bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.
·
Bercak
bisa menyebar dalam waktu singkat ketika disentuh atau digaruk, kemudian
berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
·
Setelah
kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas
berwarna kemerahan.
·
Bekas
berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa
hari atau minggu.
Penyebab Impetigo
Penyebab penyakit impetigo adalah
bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan
penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya
yang sebelumnya dipakai penderita.
Bakteri akan lebih mudah menginfeksi
seseorang jika orang tersebut memiliki luka sebelumnya, misalnya luka akibat
gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka
yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi
kutu.
Faktor risiko lain yang dapat
meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar bakteri impetigo, di antaranya:
·
Melakukan ativitas yang penuh
dengan kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau
sepak bola.
·
Memiliki kekebalan tubuh yang
lemah.
·
Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah
menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya
tinggi.
·
Anak-anak. Selain karena anak-anak cenderung lebih
aktif dan rawan bersentuhan fisik dengan teman-teman bermainnya, sistem
kekebalan tubuh anak-anak juga belum terbentuk secara sempurna untuk melawan
bakteri dibandingkan dengan orang dewasa.
·
Suhu lembap dan hangat. Bakteri penyebab impetigo cenderung
lebih mudah berkembang biak pada tempat yang memiliki kondisi seperti ini.
·
Membawa bakteri impetigo tanpa
disadari. Bakteri Staphulococcus
aureus juga dapat berkembang biak di bagian tubuh lainnya, salah satunya
hidung. Ketika pembawa bakteri ini memiliki luka di kulit sekitarnya, maka
peluang terinfeksi bakteri tersebut menjadi besar
·
Berpenyakit diabetes. Gejala luka yang dimiliki penderita
diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi.
Diagnosis
Impetigo
Untuk menilai apakah seseorang
terkena impetigo atau tidak, biasanya tidak membutuhkan tes di laboratorium
karena dokter dapat mendiagnosis penyakit ini hanya dari melihat ciri-ciri
kulit yang terinfeksi.
Tes laboratorium biasanya dilakukan
jika gejala pasien terus memburuk walau telah diberikan obat, untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut telah resisten terhadap antibiotik atau tidak, atau
ketika dokter mencurigai pasien terkena kondisi lain, misalnya penyakit herpes.
Herpes disebabkan oleh virus, namun ciri-ciri luka yang timbul pada
penyakit impetigo hampir mirip dengan herpes.
Pengobatan
Impetigo
Pengobatan utama impetigo adalah
dengan menggunakan antibiotik. Antibiotik di sini dibagi menjadi dua, yaitu
antibiotik oles dan antibiotik minum. Antibiotik oles digunakan jika infeksi
yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke
mana-mana. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa
ditangani lagi dengan antibiotik oles, makin berat dan menyebar.
Sebenarnya sebagian besar kasus
impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu hingga tiga minggu
tanpa diobati. Namun tujuan pengobatan antibiotik di sini adalah untuk
mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko penularan terhadap orang
lain.
Bagi penderita yang menggunakan
antibiotik sangat penting untuk memperhatikan petunjuk dari dokter dan petunjuk
yang tertera pada kemasan, baik mengenai tata cara pemakaian, dosis, jangka
waktu pemakaian, serta efek samping yang dapat timbul dari pemakaian antibiotik
tersebut.
Biasanya efek samping penggunaan
antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi, contohnya adalah
rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek
samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare,
rasa mual, dan muntah-muntah.
Bila Anda telah menggunakan
antibiotik dalam jangka waktu seminggu, namun belum mengalami perubahan positif
pada gejala, temuilah dokter kembali. Dalam hal ini biasanya dokter akan
melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk
melihat apakah Anda terinfeksi penyakit lain selain impetigo dan memberikan
obat yang sesuai.
Selain dicurigai terjangkit penyakit
kulit lain karena tubuh Anda kurang merespons antibiotik, pemeriksaan
laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh. Biasanya hal ini
terjadi akibat masih adanya bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti
hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami
luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat
antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung, tentunya melalui resep
dokter.
Komplikasi
Impetigo
Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat
menyebabkan komplikasi seperti berikut:
·
Penyakit
glomerulonefritis.
Jika
bakteri masuk ke dalam sistem limpa dan aliran darah, maka kesehatan organ
ginjal juga dapat terancam. Salah satu komplikasi yang menyerang ginjal ini
ditandai dengan sakit kepala atau mual yang terus memburuk, pembengkakan pada
tubuh, serta perubahan pada urine.
·
Penyakit ecthyma.
Kondisi
ini merupakan perkembangan dari gejala impetigo yang sudah sangat parah, yaitu
ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat
meninggalkan bekas luka permanen jika tidak diobati. Kulit penderita ecthyma
akan dipenuhi bisul bernanah yang terasa sangat gatal, serta kerak-kerak
berwarna cokelat gelap.
·
Selulitis.
Serangan
bakteri impetigo di lapisan kulit dalam juga bisa merusak jaringan kulit dan
menyebabkan selulitis atau infeksi kulit lapisan dalam. Jika dibiarkan, bakteri
bisa menyebar dari kulit ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sama seperti jaringan parut pada ecthyma, komplikasi
berupa infeksi kulit dan gangguan ginjal juga sangat jarang terjadi. Namun
apabila secara kebetulan Anda mengalaminya, maka kondisi ini harus ditangani
secara serius dan segera karena jika tidak dapat berakibat fatal.
Mencegah
penularan Impetigo
Jika Anda bukan penderita impetigo
dan ingin menghindari penyakit kulit ini, maka caranya cukup sederhana. Hindari
bersentuhan fisik langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang
dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan. Selain itu
jagalah kebersihan kulit Anda, terutama jika Anda memiliki luka akibat teriris
benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, misalnya
eksim.
Sama halnya jika Anda atau anak Anda
merupakan penderita impetigo, langkah pencegahan harus dilakukan agar tidak
menularkan penyakit ini kepada orang lain. Langkah pencegahan yang dimaksud
bisa berupa tidak berbagi penggunaan barang-barang dengan orang lain. Anda juga
bisa mencuci barang-barang tersebut setelah digunakan agar bakteri mati.
Untuk luka atau koreng akibat impetigo,
penting untuk tidak tersentuh oleh Anda, apalagi dengan sengaja menggaruknya
untuk menghindari kontaminasi bakteri melalui tangan Anda. Hindari kegiatan
seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah hingga infeksi
benar-benar pulih.
Jangan lupa untuk selalu mencuci
tangan apabila selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup
luka impertigo dengan perban kasa.
Penularan impetigo pada anak rawan
terjadi di sekolah atau taman bermain, sedangkan pada orang dewasa lebih rawan
terjadi di kantor atau fasilitas umum olahraga. Karena itu hindarilah
tempat-tempat tersebut selama impetigo Anda belum sembuh atau setidaknya dua
hari setelah pengobatan dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar