Pengertian Sepsis
Sepsis adalah komplikasi yang jarang terjadi namun sangat
berbahaya dari suatu penyakit. Pada saat terjadi infeksi, tubuh kita akan
menghasilkan berbagai senyawa kimia untuk melawan infeksi tersebut.
Senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan ini akan mencetuskan suatu respon
peradangan yang mengakibatkan serangkaian perubahan pada fungsi tubuh, sehingga
terjadilah kerusakan berbagai sistem organ.
Pada tahap awal, sepsis biasanya ditangani dengan pemberian
antibiotik dan cairan infus dalam jumlah banyak. Pada kondisi yang parah,
suplai darah ke organ-organ vital seperti jantung dan ginjal akan terhenti,
sehingga mengakibatkan kerusakan permanen atau bahkan kematian.
Gejala
Sepsis
Gejala sepsis muncul setelah ada bagian tubuh yang mengalami
infeksi atau luka. Seseorang dikatakan menderita sepsis apabila mengalami
setidaknya dua dari gejala-gejala ini:
·
Suhu tubuh di atas 38.3°C atau di bawah 36°C.
·
Detak jantung/nadi lebih dari 90 kali per menit.
·
Laju pernafasan lebih dari 20 kali per menit.
Sepsis pada bayi serta balita sering sulit dikenali karena
mereka belum lancar berbicara. Di samping gejala umum sepsis, beberapa indikasi
yang sebaiknya diwaspadai meliputi:
·
Uring-uringan.
·
Tidak nasfu makan.
·
Muntah disertai darah atau berwarna hijau serta
hitam.
·
Tidak buang air selama 12 jam.
Jika tidak segera ditangani, sepsis dapat berkembang dengan
cepat dan bertambah parah serta berisiko menjadi syok septik dengan
gejala-gejala yang mengindikasikan adanya kegagalan fungsi organ tubuh seperti:
·
Tekanan darah yang menurun drastis.
·
Kulit menjadi dingin dan pucat.
·
Nyeri otot yang parah.
·
Penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi
buang air kecil.
·
Linglung atau bingung.
·
Detak jantung yang abnormal.
·
Sakit perut.
·
Mual dan muntah.
·
Pingsan.
Penyebab
Sepsis
Sepsis merupakan kondisi mengancam jiwa yang dipicu oleh
infeksi. Jenis infeksi yang biasanya menyebabkan adalah pneumonia,
infeksi pada lapisan perut sebelah dalam atau peritonitis, penyakit usus buntu,
infeksi saluran kemih, infeksi setelah operasi, meningitis, infeksi pada
tulang, dan infeksi pada jantung.
Saat mengatasi infeksi, sistem kekebalan tubuh kita akan
membatasi lokasi penyebaran infeksi dan memproduksi sel darah putih untuk
memberantas mikroorganisme penyebab penyakit. Proses ini biasanya akan
menyebabkan inflamasi pada bagian yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran dan
mengatasi infeksi.
Infeksi yang sangat parah atau sistem kekebalan tubuh yang
lemah akan menyebabkan infeksi menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran
itu akan mengakibatkan sistem kekebalan tubuh lepas kendali dan memicu
peradangan di seluruh tubuh. Inilah yang terjadi saat seseorang mengalami
sepsis.
Inflamasi yang berlebihan akan menghambat aliran darah dan
merusak jaringan sel-sel organ. Dengan aliran darah yang terhambat, tekanan
darah pun menurun secara drastis.
Proses-proses tersebut akan mengurangi suplai oksigen ke
organ-organ vital seperti ginjal dan otak sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan permanen. Apabila terjadi penggumpalan darah pada organ atau bagian
tubuh (misalnya jari tangan atau kakidan bahkan kematian.
Faktor-faktor
Risiko Sepsis
Sepsis dapat terjadi pada semua orang dan segala usia yang
mengalami infeksi. Tetapi ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko
lebih tinggi, yaitu:
·
Bayi, anak-anak, dan manula.
·
Pengidap penyakit jangka panjang, misalnya gagal
ginjal dan diabetes.
·
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,
seperti pengidap kanker yang menjalani kemoterapi atau pengidap HIV.
·
Ibu hamil.
·
Pengidap penyakit parah yang sering dirawat di
rumah sakit.
·
Orang yang memiliki luka, misalnya atau luka
bekas operasi.
·
Orang yang menggunakan alat-alat medis, misalnya
kateter atau alat bantu pernapasan.
Komplikasi
Sepsis
Sepsis dapat bertambah parah dan berkembang menjadi syok
septik ketika tekanan darah pengidap turun drastis. Apabila penderita sepsis
lanjut mengalami syok septik, gejala-gejala yang muncul umumnya meliputi:
·
Kulit yang pucat dan dingin.
·
Mual dan muntah.
·
Diare.
·
Nyeri otot yang parah.
·
Pingsan.
Tiap kasus sepsis membutuhkan penanganan medis secepatnya
dan sebaiknya segera ditangani di rumah sakit. Jika dibiarkan, sepsis
dapat berkembang dengan cepat dan bahkan berujung pada kematian.
Diagnosis
dan Pengobatan Sepsis
Sepsis termasuk kondisi yang sulit dideteksi karena
gejala-gejalanya cenderung mirip dengan penyakit lain. Namun, diagnosa sepsis
biasanya bisa ditegakkan apabila pasien mengalami setidaknya 2 dari 3
gejala utama sepsis.
Untuk mencari infeksi penyebab sepsis dan memonitor organ
tubuh, serangkaian pemeriksaan perlu dilakukan. Jenis-jenis pemeriksaan
tersebut meliputi:
·
Tes darah, misalnya untuk mengonfirmasi infeksi
dalam darah, mengevaluasi fungsi hati.
·
Pemeriksaan tekanan darah.
·
Pemeriksaan sampel urin dan tinja.
·
Pemeriksaan cairan dari sistem pernapasan,
misalnya dahak atau air liur.
·
Biopsi luka jika ada, yaitu pengambilan sampel
jaringan atau cairan dari luka.
·
Rontgen, USG, CT scan, atau MRI scan.
Setelah terbukti mengidap sepsis, pengobatan akan dimulai
secepatnya. Langkah pengobatan sepsis tergantung pada:
·
Lokasi dan penyebab infeksi.
·
Organ yang mengalami infeksi.
·
Tingkat kerusakan yang terjadi.
Makin cepat ditangani, kemungkinan pengidap untuk selamat
dan sembuh juga makin tinggi. Kasus sepsis yang parah dan syok septik harus
menjalani penanganan darurat di rumah sakit. Perawatan ini dibutuhkan guna
mendukung organ-organ vital pasien selama infeksi berlangsung, misalnya untuk
menstabilkan pernapasan dan fungsi jantung pengidap.
Langkah utama dalam menangani sepsis adalah antibiotik.
Durasi penggunaan antibiotik yang dibutuhkan pun berbeda-beda dan tergantung
pada kondisi pengidap dan tingkat keparahan sepsis.
Sepsis yang terdeteksi cukup awal dan belum menyebar umumnya
bisa ditangani dengan tablet antibiotik tanpa harus mengidap di rumah sakit.
Sedangkan infus antibiotik perlu diberikan secepatnya untuk menurunkan risiko
komplikasi dan kematian pada pengidap sepsis yang parah serta syok septik.
Pengidap sepsis juga akan membutuhkan beberapa penanganan
suportif untuk menangani gejala-gejala sepsis. Langkah-langkah tersebut
meliputi:
·
Obat untuk meningkatkan tekanan darah.
Obat ini akan mendorong otot-otot yang terkait untuk memompa darah ke
seluruh tubuh dan mengencangkan pembuluh darah.
·
Pemberian oksigen.
Jika kadar oksigen dalam darah pengidap terhitung rendah, dokter akan
memberikan suplai oksigen melalui selang atau bahkan alat bantu pernapasan.
·
Infus untuk menggantikan cairan tubuh.
Infus biasanya akan diberikan selama 1-2 hari pertama guna mencegah
terjadinya dan menjaga fungsi ginjal. Dokter juga akan terus memantau kondisi
ginjal dehigrasi dengan memeriksa volume urine.
·
Penanganan sumber infeksi.
Minsalnya menguras nanah dari abses
atau mengobati luka yang mengalami infeksi.
Pendeteksian dini untuk sepsis sangatlah penting agar
pengidap dapat segera menjalani penanganan yang cepat dan tepat. Pengobatan
yang dilakukan sejak dini dapat menurunkan risiko kerusakan jangka panjang pada
organ-organ tubuh serta kematian. Jangan menunda untuk ke rumah sakit jika Anda
atau keluarga Anda mengalami infeksi yang tidak membaik.