Pengertian
Polip Pulva
Polip pulpa, atau pulpitis hiperplasia kronis, adalah suatu
kelainan di mana terjadi pembesaran pada pulpa gigi (bagian tengah gigi yang
berisi jaringan dan sel pembentuk gigi) karena bertambahnya jumlah sel pada
jaringan tersebut sebagai reaksi dari peradangan menahun, dan biasanya terjadi
pada gigi yang sarafnya sudah mati. Pada polip gigi, pertumbuhan jaringan
bersifat menetap dan tidak dapat mengecil kembali meskipun peradangan sudah
diatasi. Penampakan polip pulpa seringkali menyerupai penyakit kanker pada gusi
dan jaringan penyangga gigi (periodontium).
Polip pulpa disebabkan oleh iritasi dan infeksi bakteri pada
pulpa gigi yang terbuka akibat kerusakan pada mahkota gigi, misalnya pada gigi
berlubang atau cedera. Paparan bakteri, makanan dan zat lain yang terdapat di
rongga mulut terhadap pulpa dapat menyebabkan munculnya reaksi peradangan
menahun (kronis), yang kemudian menyebabkan pertumbuhan jaringan dan membentuk
polip.
Pada orang yang rutin melakukan pemeriksaan gigi secara
berkala, polip pulpa dapat dideteksi secepatnya. Polip pulpa umumnya bersifat
asimptomatik (tidak menimbulkan gejala) dan tidak mengakibakan kematian pada
penderita. Akan tetapi, polip pulpa dapat menyebabkan kerusakan gigi secara
luas dan tanggalnya gigi secara prematur. Polip pulpa sering kali terjadi pada
anak-anak atau remaja, dan dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi tetap.
Gejala Polip
Pulva
Gejala-gejala polip pulpa yang dapat diamati adalah sebagai
berikut:
·
Munculnya suatu benjolan jaringan lunak yang
terlihat melalui lubang gigi atau retakan gigi. Warna benjolan ini bervariasi,misalnya
merah muda, merah.
·
Terjadinya perdarahan pada polip apabilaterkorek
tangan atau alat lainnya, dan dapat menimbulkan luka terbuka (ulkus).
·
Terasa keras atau bengkak pada daerah pipi dan
mulut, terutama di bagian yang dekat dengan polip.
Polip pulpa umumnya muncul di bagian gigi geraham depan dan
belakang karena memiliki rongga gigi yang cukup besar. Polip pulpa sering kali
muncul sebagai lesi tunggal pada satu gigi, namun kadang bisa juga terjadi pada
beberapa gigi. Polip akan tumbuh mencapai ukuran maksimum dalam waktu beberapa
bulan, dan setelah itu ukuran polip akan menetap.
Penyebab Polip
Pulva
Penyebab munculnya polip pulpa akibat inflamasi dan infeksi
adalah sebagai berikut:
·
Karies gigi yang mengakibakan banyak hilangnya
struktur gigi terutama bagian enamel gigi.
·
Kegagalan perbaikan jaringan gigi sehingga
rongga gigi terpapar oleh bakteri dan patogen lain pada rongga mulut.
·
Patah gigi akibat cedera.
·
Munculnya reaksi hipersensitif pada gigi.
·
Pengaruh dari hormon, terutama estrogen dan progesterone.
·
Adanya rongga gigi yang terbuka dan masih
memiliki aliran darah yang baik.
Beberapa penyebab lain yang diduga berkontribusi terhadap
munculnya polip adalah hipersensitivitas tipe 1 pada seseorang.
Hipersensitivitas tipe 1 berperan dalam munculnya polip dengan cara
meningkatkan konsentrasi histamin, imunoglobulin E (IgE), serta interleukin 4
(IL-4) pada daerah gigi dan gusi.
Diagnosis Polip
Pulva
Untuk memastikan keberadaan polip pada gigi, dokter akan
melakukan langkah-langkah diagnosis sebagai berikut:
·
Pemindaian rongga mulut dan gigi.
Pemindaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan foto Rontgen pada mulut
dan gigi. Pemeriksaan ini dapat mendiagnosis dan menilai derajat kerusakan
gigi, serta mendeteksi adanya kelainan di sekitar tulang tulang rahang.
·
Pemeriksaan histologi.
Deteksi
histologis dilakukan dengan mengambil sampel jaringan polip untuk diperiksa
melalui mikroskop. Pada pemeriksaan ini, selain ditemukan banyak sel radang dan
tanda-tanda peradangan pada jaringan, ditemukan juga adanya bakteri yang
umumnya adalah bakteri gram positif, serta kelainan pada jaringan saraf gigi.
Pengobatan Polip
Pulva
Polip pulpa umumnya dapat diatasi melalui pembedahan dan
obat-obatan. Rincian penanganan yang dapat dilakukan pada pasien polip pulpa
adalah sebagai berikut:
·
Pembedahan.
Ini merupaan pengobatan utama dalam menghilangkan polip pulpa. Jenis
pembedahan yang dapat dilakukan berbeda-beda sesuai dengan kondisi polip maupun
gigi pasien. Pembedahan yang biasa dilakukan adalah:
a.
Pengangkatan gigi yang mengalami polip secara
menyeluruh.
Dilakukan dengan mencopot gigi yang terkena polip beserta akar-akarnya.
Pembedahan dilakukan dengan meninggalkan bagian gigi yang terkena polip
seminimal mungkin di dalam rongga mulut. Dengan prinsip tersebut, pada saat
mengobati gigi yang terkena polip melalui pencabutan, akar gigi juga harus
dihilangkan semaksimal mungkin.
b.
Pulpotomi.
Yaitu metode pembedahan yang dilakukan dengan cara memotong polip tanpa
mengangkat gigi yang mengalami polip. Perlu diingat, meskipun pulpotomi
memberikan hasil yang baik, pada polip yang sudah berkembang sejak lama,
kerusakan bagian gigi akibat polip tidak dapat diperbaiki kembali. Pada kasus
seperti itu, pencabutan bagian gigi beserta akarnya juga harus dilakukan.
·
Perawatan.
Perawatan lanjutan biasanya dilakukan setelah tindakan pulpotomi yang
tidak disertai dengan pengangkatan gigi.
a.
Pemasangan penghalang enamel gigi dan penambahan
resimpada akar gigi.
Guna mencegah perkembangan polip pulpa, terutama pada gigi yang sedang
mengalami pertumbuhan.
b.
Pengobatan restoratif.
Obat-obatan
yang dapat diberikan umumnya adalah antibiotik. Antibiotik dalam bentuk pasta
digunakan untuk mengurangi infeksi bakteri pada gigi dan polip. Antibiotik
minum dapat juga diberikan untuk mengurangi infeksi bakteri sistemik.
Setelah dilakukan penanganan, baik melalui pembedahan,
perawatan, maupun pemberian obat-obatan, pasien diharuskan untuk melakukan
pemeriksaan gigi rutin. Tujuan pemeriksaan gigi rutin adalah untuk memantau
kesuksesan pengobatan polip serta menghindari tanggalnya gigi secara prematur.
Apabila dilakukan pencabutan gigi, dapat diberikan gigi palsu agar pasien bisa
tetap mengunyah makanan dengan baik.
Komplikasi
Polip Pulva
Komplikasi yang dapat terjadi akibat polip pulpa adalah
sebagai berikut:
·
Tanpa pengobatan yang baik, polip pulpa dapat
menimbulkan penyakit sistemik. Misalnya peradangan atau abses pada gusi,
selulitis, dan osteomielitis pada tulang rahang.
·
Rongga gigi yang terbentuk akibat pelepasan gigi
atau kerusakan enamel gigi dapat mengakibatkan gangguan struktur gigi, seperti
maloklusi, superupsi, dan impaksi gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar