Pengertian
Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid atau brain
haemorrhage adalah perdarahan di bagian permukaan otak,
tepatnya di antara otak dan jaringan yang melapisi otak. Penyakit ini menyerang
tanpa ada peringatan dan merupakan salah satu jenis stroke perdarahan yang
jarang tetapi mematikan.
Gejala paling umum yang muncul akibat kondisi ini adalah
sakit kepala yang parah dan muncul secara tiba-tiba. Perdarahan subarachnoid
umumnya menyerang orang-orang muda dan usia paruh baya. Penyakit ini dapat
dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup.
Penyebab Perdarahan
Subarachnoid
Ruang subarachnoid merupakan area di antara otak dan
jaringan yang melapisi otak. Di area ini terdapat sirkulasi cairan
serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang) yang berfungsi melindungi otak
dari cedera serius.
Perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah arteri pada otak yang kemudian mengenai dan membunuh
sel-sel otak di sekitarnya. Aneurisme adalah salah satu penyebab terbanyak
kasus perdarahan subarachnoid. Aneurisma sendiri merupakan bagian pembuluh
darah yang membengkak membentuk kantung akibat lemahnya dinding pembuluh darah.
Ketika perdarahan terjadi, maka darah akan mengiritasi sel-sel otak yang
menyebabkan terjadinya pembengkakan yang disebut dengan edema serebral.
Ditambah lagi kumpulan sel-sel darah di daerah perdarahan yang disebut hematom.
Kondisi-kondisi ini akan menekan jaringan di sekitar sehingga mengganggu aliran
darah dan akhirnya membunuh sel-sel otak.
Perdarahan subarachnoid/Subarachnoid hemorrhage (SAH)
juga dapat terpicu oleh beberapa faktor risiko, yaitu:
·
Merokok.
·
Tekanan darah yang tinggi
·
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
·
Memiliki sejarah penyakit ini di dalam riwayat
kesehatan keluarga.
·
Penyakit ginjal polikistik atau autosomal dominant polycystic kidney disease
(ADPKD).
·
Tumor otak, bersifat kanker maupun tidak, yang
berdampak kepada pembuluh darah.
·
Infeksi pada otak atau ensefalitis.
·
Fibromuscular dysplasia,
yaitu kondisi langka yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
·
Amiloid Angiopati, yaitu kondisi yang terkadang
dipicu oleh bertambahnya usia dan menyebabkan terjadinya beberapa perdarahan
kecil pada pembuluh darah yang tidak diketahui.
·
Penyakit pada organ hati.
·
Pertumbuhan pembuluh darah yang tidak
normal, atau arteriovenous malformations.
·
Penggunaan obat pengencer darah.
·
Penyakit Moyamoya, kondisi langka lainnya yang
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah di otak.
·
Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis).
Gejala Perdarahan
Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid menyerang tanpa peringatan, namun
biasanya terjadi saat Anda sedang melakukan aktivitas fisik yang berat,
mengangkat benda berat atau berhubungan seksual. Selain ditandai dengan
kemunculan sakit kepala yang tidak tertahankan, perdarahan arachnoid juga
dimulai dengan gejala-gejala lain, yaitu:
·
Muntah.
·
Leher yang menjadi kaku atau tegang.
·
Penglihatan ganda atau samar
·
Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya.
·
Sakit di area bahu.
·
Mudah marah.
·
Mati rasa hingga di seluruh tubuh.
·
Berkurangnya kewaspadaan terhadap keadaan
sekeliling.
·
Mengalami gejala yang serupa dengan stroke
seperti lemah pada satu sisi tubuh atau bicara tidak jelas.
·
Kejang.
·
Linglung hingga mengalami hilangnya kesadaran.
Beberapa gejala aneurisme yang juga patut diwaspadai, antara
lain gangguan penglihatan, sakit kepala yang menetap, dan sakit pada salah satu
sisi wajah atau di area mata.
Diagnosis Perdarahan
Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid paling banyak menyerang pada rentang
usia 45-70 tahun. Wanita sedikit lebih sering mengalami kondisi ini dibanding
pria. Selain pemeriksaan fisik untuk melihat dan memastikan gejala yang dialami
pasien, penyakit ini dapat didiagnosis dengan bantuan CT scan untuk memeriksa
otak dari tanda-tanda perdarahan. Pada beberapa kasus, pemeriksaan selain CT
scan diperlukan untuk memastikan diagnosis dari gejala yang dirasakan pasien,
yaitu:
·
Membuat lubang kecil pada area tulang belakang
bagian bawah untuk mengambil dan memeriksa contoh cairan spinal untuk dilihat
apakah ada tanda-tanda perdarahan. Tindakan ini dinamakan pungsi lumbal. Pindai
CT atau MRI dengan bantuan zat kontras yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah
agar terlihat lebih jelas.
·
Angiogram, yaitu memasukkan kateter ke dalam
pembuluh darah di selangkangan untuk kemudian disuntikkan zat kontras agar
dapat memasuki pembuluh darah otak dan memberikan gambaran pembuluh darah yang
lebih jelas pada hasil x-ray. Gambaran rontgen yang diambil tiap jangka waktu
tertentu akan memberikan posisi di mana lokasi aneurisma atau perdarahan
terjadi.
Pengobatan Perdarahan
Subarachnoid
Pengobatan segera sangat penting untuk mengurangi
kemungkinan rusaknya otak serta meningkatkan risiko penyembuhan penderita.
Beberapa perawatan yang mungkin dilalui, antara lain:
·
Pemberian beberapa jenis obat-obatan.
Secara umum, obat-obatan yang mungkin diberikan berupa obat pereda
rasa sakit dan menenangkan pasien, antikonvulsan untuk mengontrol kejang, serta
kortikosteroid atau diuretik untuk mengurangi pembengkakan. Obat-obatan yang
bisa digunakan antara lain:
a.
Obat pereda rasa sakit untuk meredakan sakit
kepala yang muncul akibat penyakit ini. Beberapa obat yang biasanya diberikan,
yaitu morfin, paracetamol, dan kodein.
b.
Obat antikonvulsan untuk mencegah kejang,
seperti phenytoin.
c.
Obat antiemetik atau antimual, seperti
promethazine.
d.
Nimodipine, untuk mencegah komplikasi berupa
iskemia otak (cerebral ischaemia) sekunder yang
dapat memicu kerusakan otak. Obat ini memiliki beberapa efek samping, yaitu
meningkatnya ritme jantung, sakit kepala, dan ruam.
·
Prosedur pembedahan dan prosedur lainnya.
Beberapa prosedur penanganan yang umumnya dilakukan untuk mengobati
perdarahan subarachnoid, yaitu:
a.
Endovascular coiling, prosedur
ini merupakan pengisian kantung aneurisma dengan gulungan platina sehingga
darah tidak bisa masuk dan mencegah aneurisme pecah. Prosedur ini lebih sering
digunakan karena memiliki risiko komplikasi jangka pendek yang lebih rendah.
Pasien biasanya diperbolehkan meninggalkan rumah sakit lebih cepat dan durasi
pemulihan pun cenderung lebih cepat.
b.
Neurosurgical clipping,
prosedur ini dilakukan dengan menjepit pembuluh darah yang bermasalah dengan
klip metal kecil.
Kedua prosedur ini dilakukan jika terbukti perdarahan
disebabkan oleh aneurisma.
Proses penyembuhan dapat membuat depresi sehingga penderita
akan memerlukan dukungan dari keluarga dan kerabat serta bantuan dari seorang
spesialis. Lokasi dan tingkat keparahan perdarahan subarachnoid juga akan turut
memengaruhi munculnya gangguan pada area yang mengalami kondisi ini, misalnya
tidak dapat merasakan lengan atau kaki. Berikut adalah beberapa efek pasca
perdarahan subarachnoid yang mungkin dialami selama melalui proses penyembuhan.
·
Mengalami gangguan tidur atau insomnia. Umumnya
penderita perdarahan subarachnoid hanya mampu tidur dalam waktu yang singkat.
·
Sakit kepala. Anda bisa menangani kondisi ini
dengan mengonsumsi banyak cairan dan obat pereda rasa sakit jika memang
diperlukan.
·
Merasa lelah. Penderita perdarahan subarachnoid
dapat merasa sangat lelah walau hanya melakukan aktivitas yang ringan. Atasi
dengan beristirahat singkat tiap setengah jam selama tiga kali sehari setelah
melakukan aktivitas.
·
Sensasi seperti terasa dingin di kepala dan terasa
menggelitik.
·
Perubahan pada indera pengecap dan penciuman
yang bisa bertambah atau berkurang dari sebelumnya, namun akan kembali normal
setelah pembengkakan di kepala berkurang.
·
Penglihatan yang buram, penglihatan ganda, atau
melihat titik-titik hitam.
·
Tidak dapat merasakan atau menggerakkan badan
atau lengan, serta tidak bisa membedakan rasa dingin.
Disarankan untuk menemui seorang spesialis yang dapat
membantu penderita yang menderita perdarahan subarachnoid. Penderita bisa
menanyakan atau mendiskusikan informasi ini dengan dokter atau di rumah sakit
yang menyediakan fasilitas perawatan ini.
Komplikasi Pendarahan
Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid yang tidak segera diobati dapat
memicu berkembangnya komplikasi yang bersifat jangka pendek maupun panjang.
Komplikasi jangka panjang:
·
Epilepsi.
·
Perubahan suasana hati, misalnya depresi dan
gangguan rasa cemas.
·
Gangguan pada fungsi kognitif otak, seperti
konsentrasi, ingatan, dan perencanaan.
Komplikasi Utama:
·
Berkurangnya persediaan darah untuk otak akibat vasospasm, yaitu berkurangnya
persediaan darah hingga bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Gejalanya
menyerupai stroke dan merasa mengantuk. Pada tingkatan yang parah, kondisi ini
dapat berujung kepada koma. Kondisi ini juga disebut iskemik otak susulan.
·
Perdarahan akibat aneurisme yang pecah kembali
setelah menutup dengan sendirinya. Kondisi ini harus segera ditangani karena
dapat berisiko kepada kerusakan yang bersifat permanen atau bahkan kematian.
·
Hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan pada otak
sehingga menyebabkan pembesaran kepala.
Pencegahan Perdarahan
Subarachnoid
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, salah satu pemicu
perdarahan subarachnoid adalah gaya hidup atau memiliki kebiasaan yang buruk
bagi kesehatan, misalnya merokok. Perubahan gaya hidup dapat mengarah
kepada peningkatan kesehatan dan menurunkan risiko perdarahan
subarachnoid. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
·
Berhenti merokok.
·
Mencegah terkena tekanan darah tinggi
(hipertensi) dengan rutin berolahraga, menjalani diet makanan sehat, dan
mengurangi berat badan bagi yang mengalami obesitas.
·
Jangan menggunakan obat yang tidak diresepkan
dokter.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu
mendeteksi penyakit lebih dini untuk segera diobati. Penyakit yang bisa
terdeteksi lebih awal bisa meningkatkan kesuksesan pengobatan dan penyembuhan.
Diskusikan bersama dokter mengenai frekuensi pemeriksaan kesehatan yang sesuai
dengan kondisi dan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar