Pengertian
Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan
istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang
umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa
melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa
terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika
melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara
beberapa orang juga berisiko menularkan infeksi.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan Oleh Bakteri
Beberapa penyakit menular seksual akibat bakteri yang akan
dibahas di sini adalah sifilis, gonore, chlamydia, chancroid, granuloma
inguinale, dan lymphogranuloma venereum.
·
Sifilis.
Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejala awal
sifilis adalah munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut.
Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan
infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan selama 1,5 bulan dan kemudian
menghilang dengan sendirinya. Perlu diperhatikan bahwa lesi sangat menular,
sentuhan dengan lesi dapat mengakibatkan seseorang tertular.
Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang
berikutnya dalam 4-10 minggu setelah lesi hilang. Pada tahap berikutnya, gejala
yang mirip dengan flu seperti demam , nyeri pada persendian, dan
sakit kepala akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa
dialami penderita.
Jika dibiarkan, infeksi sifilis bisa bertahan di dalam tubuh selama
beberapa tahun tanpa menimbulkan gejala apapun. Yang perlu diwaspadai, selama
masa itu bakteri akan menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat menyebabkan
kondisi serius berupa kelumpuhan, kebutaan, demensia, meningitis, gangguan
jantung , dan masalah koordinasi.
Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah bisa dilakukan. Terkadang
gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, oleh karena itu
segera lakukan tes darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis.
Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis.
Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa
dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis
benar-benar hilang, yaitu sekitar 2 minggu setelah pengobatan selesai. Pastikan
juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang yang pernah
berhubungan seksual dengan Anda jika Anda terdiagnosis sifilis.
·
Gonore atau kencing nanah.
Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga bisa
tidak diketahui sama sekali jika dirinya terinfeksi. Bila menimbulkan gejala,
pada penderita gonore dapat ditemukan:
Gejala gonore pada pria:
a.
Pada ujung penis keluar cairan berwarna putih,
kuning, atau hijau.
b.
Rasa sakit atau perih saat buang air kecil.
c.
Peradangan pada ujung penis.
d.
Terkadang ditemukan rasa sakit di sekitar buah
zakar.
Gejala gonore pada wanita:
a.
Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning
atau hijau.
b.
Sering buang air kecil.
c.
Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
d.
Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat
berhubungan seks atau setelahnya.
e.
Perdarahan pada saat berhubungan seks atau
setelahnya, atau perdarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi.
f.
Gatal di sekitar kelamin.
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian tubuh lain bila terjadi
kontak dengan sperma atau cairan vagina. Bagian tubuh lain yang beresiko
terkena gonore adalah rektum, mata, dan tenggorokan.
Diagnosis untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore adalah dengan
melakukan tes urine pada pria dan pemeriksaan cairan vagina pada wanita. Selain
itu, pengambilan sampel nanah dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan.
Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa diobati
dengan antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan
jangka waktu yang dianjurkan, agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak
ditangani dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.
·
Chlamydia.
Chlamydia adalah jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini
merupakan penyakit menular seksual yang paling sering terjadi. Beberapa orang
tidak merasakan gejala sama sekali, sehingga penularan bisa terjadi tanpa
disadari. Pada sebagian orang, chlamydia bisa menimbulkan gejala, seperti:
Gejala chlamydia pada wanita:
a.
Cairan vagina tidak seperti biasanya.
b.
Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
c.
Menstruasi yang banyak.
d.
Perdarahan diluar siklus haid.
e.
Sakit saat melakukan hubungan seksual.
f.
Nyeri di perut bagian bawah.
Gejala chlamydia pada pria:
a.
Pada ujung penis keluar cairan berwarna jernih
atau putih.
b.
Sakit pada saat buang air kecil.
c.
Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis.
d.
Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar buah
zakar.
Untuk mendiagnosis chlamydia bisa dengan cara tes urine atau pengambilan
sampel cairan dari area yang terinfeksi.
Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik.
Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi
terasa sudah membaik. Lakukan tes urine atau pengambilan sampel cairan alat
kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai, hal ini untuk memastikan
infeksi benar-benar telah sembuh.
Infeksi chlamydia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata.
Jika tidak dirawat, infeksi ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria
maupun wanita. Pada wanita, chlamydia juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik.
Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan dan menyebabkan bayi bisa
mengalami infeksi mata atau paru-paru. Pada pria, chlamydia bisa menyebabkan
peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih da epididimitis,
serta infeksi pada rektum.
·
Chancroid.
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyl. Bisul kecil di
alat kelamin akan muncul setelah 1-14 hari seseorang terinfeksi chancroid.
Sehari setelahnya, benjolan akan berubah menjadi luka. Selain kemunculan luka,
sebagian orang yang terinfeksi chancroid akan mengalami pembengkakan kelenjar
getah bening di bagian selangkangan. Pada sebagian orang, pembengkakan ini bisa
berkembang menjadi abses.
Tidak ada tes darah khusus untuk chancroid. Chancroid biasanya
didiagnosis dengan melihat luka yang muncul, pembengkakan kelenjar, dan
melakukan beberapa tes pemeriksaan untuk menyingkirkan PMS lainnya. Pengobatan
kondisi ini dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Untuk abses kelenjar getah bening, prosedur drainase dengan jarum atau operasi
kecil bisa dijalankan.
·
Donovanosis.
Penyakit yang juga disebut granuloma inguinale ini disebabkan oleh
bakteri Klebsiella granulomatis. Penyebaran
penyakit ini biasa terjadi melalui vagina atau seks anal dan sangat jarang
ditularkan melalui seks oral. Kebanyakan penderita dari penyakit ini adalah
pria.
Penyakit ini akan menggerogoti jaringan alat kelamin secara perlahan.
Jika terkena penyakit ini, penderita akan merasakan beberapa gejala seperti:
a.
Muncul luka di sekitar bokong serta benjolan
berwarna merah di sekitar anus dan alat kelamin.
b.
Alat kelamin dan kulit di sekitarnya akan
memudar warnanya.
c.
Lapisan kulit perlahan terkelupas, kemudian
benjolan akan membesar akibat proses peradangan. Kulit tidak nyeri pada fase
ini, tetapi mudah sekali berdarah.
d.
Kerusakan jaringan bisa meluas hingga pangkal
paha.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan biopsi pada lesi
penderita untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Jika positif terkena
donovanosis, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik pada penderita untuk
dikonsumsi selama 3 minggu.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita donovanosis akan berisiko
terkena beberapa komplikasi seperti:
a.
Kerusakan dan pembentukan jaringan parut pada
organ genital.
b.
Warna kulit pada alat kelamin dan sekitarnya
akan memudar.
c.
Pembengkakan permanen pada organ genital akibat
jaringan parut.
·
Lymphogranuloma venerum.
Penyakit yang juga dikenal dengan nama LGV atau penyakit
Durand-Nicholas-Favre ini disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi
bakteri ini biasanya terjadi pada sistem limfatik.
LGV sendiri dibagi menjadi tiga, LGV primer, LGV sekunder dan LGV
tersier. Berikut beberapa karakteristik LGV primer:
a.
Gejala muncul 3-21 hari setelah terjadi kontak
antara seseorang dengan bakteri.
b.
Pria lebih sering mengalami kondisi ini
dibandingkan wanita.
c.
Muncul beberapa kelompok lesi yang mirip dengan
infeksi herpes.
d.
Penderita biasanya akan mengalami gejala
peradangan uretra (uretritis).
e.
Pada pria, LGV primer akan berdampak pada bagian
tubuh di sekitar penis hingga uretra, serta anus.
f.
Pada wanita, LGV primer akan berdampak pada
bagian tubuh di sekitar vagina.
Sedangkan pada penderita LGV sekunder biasanya gejala muncul 10 sampai 30
hari setelah penderita terpapar bakteri namun butuh beberapa bulan untuk
berkembang. Beberapa ciri-cirinya adalah:
a.
Lesu.
b.
Nyeri pada sendi.
c.
Demam.
d.
Sakit kepala.
e.
Mual dan muntah.
f.
Pembengkakan nodus limfa.
g.
Muncul bercak beralur.
h.
Kulit penderita akan terkena eritema multiforme,
urtikaria, eritema nodosum, atau ruam.
Pada penderita LGV tersier, gejalanya baru akan muncul hingga 20 tahun
setelah penderita terinfeksi bakteri. Beberapa ciri LGV tersier lainnya adalah:
a.
Proktokolitis (peradangan pada dubur dan usus
besar).
b.
Rasa gatal pada bagian bokong.
c.
Tinja bercampur darah.
d.
Nyeri pada dubur.
e.
Tenesmus (muncul dorongan untuk buang air besar
secara terus menerus).
f.
Penurunan berat badan.
g.
Fibrosis dubur.
h.
Esthiomene (pembesaran granuloma menahun
disertai ulserasi dan erosi pada alat kelamin wanita).
Untuk mengobati LGV, biasanya dokter akan meresepkan antibotik. Dokter
juga bisa melakukan tindakan pembedahan untuk mengatasi LGV.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan Oleh Virus
Herpes genital, kutil kelamin, molluscum contagiosum,
hepatitis B, hepatitis D, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh virus.
·
Herpes genital.
Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks atau sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa
hari setelah terinfeksi HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit
pada wilayah genital menjadi awal gejala herpes yang muncul. Mungkin juga
akan disertai gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam
tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi virus ini bisa kembali aktif dan luka akan
muncul kembali. Meskipun begitu luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan
tidak terlalu sakit dibandingkan dengan infeksi pertama. Hal ini terjadi karena
tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali
terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.
Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan
dari luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada
obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi, gejala yang terjadi bisa
dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.
·
Kutil kelamin.
Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human
papillomavirus (HPV). Terdapat 40 tipe virus HPV yang dapat
menyerang alat kelamin, tetapi sebagian besar kutil kelamin disebabkan oleh HPV
tipe 6 dan 11. Kutil kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin
atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi
biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan terkadang bisa berdarah.
Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh bergerombol dan kemudian terlihat
seperti kembang kol.
Kutil dapat muncul setelah beberapa bulan bahkan tahunan setelah
terjadinya infeksi HPV. Bahkan pada kebanyakan orang, kutil tidak muncul sama
sekali meskipun telah terinfeksi. Kutil dapat juga muncul pada mulut atau
tenggorokan orang yang melakukan seks oral.
Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa
menyebar melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan
diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu, bisa juga dilakukan tes khusus
untuk mendiagnosis HPV dengan memeriksa vagina bagian dalam atau saluran
kencing pad pria.
Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari
tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani
dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa
dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.
Meskipun tidak ada pengobatan untuk virus HPV, kutil kelamin bisa dicegah
dengan memberikan vaksin HPV. Penting untuk diketahui bahwa vaksin HPV tidak
dapat mencegah seluruh tipe HPV, konsultasikan dengan dokter jenis vaksin HPV
yang cocok dengan kebutuhan anda.
Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan sel kanker secara teratur jika terinfeksi HPV.
·
HIV.
HIV atau human immunodeficiency virus adalah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui
hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada
bayinya saat melahirkan, maupun melalui transfusi darah.
Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi
maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya
melenyapkan HIV dari tubuh.Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk
memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.
HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah
gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan
terhadap berbagai infeksi.
Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk
mengetahui diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta
konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary
Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV
Sukarela).
·
Molluscum contagiosum.
Ini adalah infeksi kulit akibat virus yang menyebabkan munculnya benjolan
kecil berwarna seperti daging segar. Benjolan ini bisa muncul terpisah atau
berkelompok. Molluscum contagiosum menular melalui kontak fisik dengan
penderitanya, termasuk hubungan seksual.
Umumnya, benjolan Molluscum contagiosum muncul di sekitar alat kelamin,
badan, wajah, atau kelopak mata. Benjolan ini juga bisa meradang dan berubah
warna menjadi kemerahan ketika tubuh penderita melawan virusnya.
Infeksi virus ini akan tetap menular selama benjolan masih ada. Biasanya
benjolan akan muncul setelah 2 hingga 7 minggu sejak terinfeksi, namun bisa
saja muncul setelah 6 bulan. Untuk memastikan diagnosis penyakit ini, dokter
akan mengutamakan pemeriksaan fisik dan bila diperlukan mungkin akan mengambil
sampel untuk di periksa lebih lanjut.
Pada kebanyakan pasien, penyakit ini akan sembuh sendiri dan benjolan
akan hilang setelah 6-9 bulan. Khusus pada benjolan yang ada di sekitar alat
kelamin, dokter biasanya akan melakukan pengobatan untuk mencegah penyebaran.
Pengobatan yang bisa dilakukan meliputi membekukan benjolan dengan prosedur
seperti krioterapi, mengikis benjolan dengan tindakan kuret, memberikan zat
kimia pada benjolan, dan mengoleskan obat cair atau krim.
·
Hepatitis B.
Disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, hepatitis B ternyata lebih
mudah ditularkan melalui hubungan seksual daripada HIV. Virus ini bisa
ditemukan pada darah, cairan vagina, air liur, dan sperma. Seks oral, dan
khususnya seks anal, adalah cara yang bisa menularkan virus Hepatitis B.
Transplantasi organ dan penggunaan jarum suntik secara bergantian juga berisiko
menjadi cara penularan virus penyakit ini.
Gejala Hepatitis B biasanya baru akan muncul sekitar 2-5 bulan setelah
penderita mengalami kontak dengan virus. Gejala awal muncul seperti flu dan
kemudian berkembang menjadi penyakit kuning. Pada fase kronis, hepatitis B
dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati.
Untuk memastikan diagnosis hepatitis, dapat dilakukan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah yang dilakukan meliputi pemeriksaan antibodi dan protein pada
virus. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fungsi hati untuk melihat
kerusakan pada organ hati anda.
Hingga saat ini tidak ada pengobatan untuk menghilangkan virus hepatitis.
Pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan bertujuan untuk menunda atau
mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Meskipun begitu, terdapat vaksin yang
dapat melindungi dari infeksi hepatitis B.
·
Hepatitis D.
Hepatitis D adalah infeksi virus yang hanya bisa dialami oleh seseorang
yang mengidap infeksi hepatitis B aktif. Cara penularannya mirip dengan hepatitis
B, namun lebih sering terjadi pada pengguna jarum suntik yang bergantian
dibandingkan hubungan seksual.
Seperti
halnya hepatitis B, penderita hepatitis D bisa mengalami gejala parah secara
tiba-tiba. Secara umum,infeksi hepatitis D akan memperberat kerusakan dan
gejala yang muncul setelah terkena hepatitis B.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan Oleh Parasit
Terdapat pula beberapa penyakit menular seksual yang
disebabkan parasit, antara lain:
·
Kudis atau scabies.
Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang
sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini
bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan
tidur, atau handuk yang terinfeksi.
Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama
pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan
tangan dan kaki, ketiak, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang, kudis juga
bisa mengakibatkan munculnya ruam dan bintik kecil.
Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah
pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.
·
Kutu pada rambut kemaluan.
Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di
antara rambut tubuh, misalnya rambut kemaluan, bulu ketiak, rambut tubuh,
jenggot, alis, dan bulu mata. Kutu ini memangsa darah manusia untuk bertahan
hidup. Di kulit, kutu ini merangkak dari rambut ke rambut dan tidak bisa
melompat dari satu orang ke orang lainnya. Penularan hanya terjadi dengan
kontak tubuh langsung dan seringkali terjadi saat hubungan seksual.
Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi
dan terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Selain itu
penderita juga bisa menemukan serbuk kehitaman di celana dalam atau bercak
darah di kulit akibat gigitan kutu.
Jika
merasakan gejala seperti tadi, anda terkadang bisa melihat secara langsung
apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa gatal.
Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu
mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan Oleh Parasit
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit:
·
Trikomoiasis.
Trikomoiasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit
sangat kecil bernama Trichomonas vaginalis.
Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan
penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa
pun, sampai ketika pasangan wanitanya mengalami gejala dan didiagnosis
menderita penyakit ini.
Gejala yang terjadi pada pria:
a.
Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
b.
Sensasi rasa perih sesaat setelah buang air
kecil atau usai ejakulasi.
c.
Cairan penis berwarna keputihan.
d.
Inflamasi pada kulup dan kulit penis.
Gejala yang terjadi pada wanita:
a.
Cairan vagina encer atau berbuih warna kuning
kehijauan dengan bau tidak sedap.
b.
Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina.
c.
Sakit atau tidak nyaman saat melakukan hubungan
seksual atau buang air kecil.
Untuk
mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes urine,
dan pengambilan sampel cairan. Jika anda sangat diduga menderita trikomoniasis,
pengobatan dengan antibiotik akan dimulai meskipun hasil pemeriksaan sampel
belum muncul. Hal ini bertujuan agar infeksi cepat sembuh dan kemungkinan
penularan menurun.
Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan Oleh Jaur
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur:
·
Tinea cruris.
Penyakit menular seksual ini adalah infeksi jamur yang menyerang kulit di
sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, serta bokong. Penderita tinea cruris
biasanya akan merasakan munculnya ruam kemerahan berbentuk lingkaran yang
terasa gatal pada bagian kulit yang terinfeksi.
Untuk memastikan tinea cruris, sampel akan diambil dari kulit yang
terinfeksi. Sampel kulit kemudian akan dilihat di mikroskop. Meskipun begitu,
kebanyakan dokter ahli kulit dapat mendiagnosis tinea cruris hanya dengan
mengenali ruam pada kulit pasien.
Tinea cruris dapat disembuhkan dengan pemberian obat salep, semprot,
bedak, atau losion anti-jamur. Namun, untuk menangani tinea cruris yang sudah
parah, penderita dapat menggunakan salep atau krim anti-jamur yang lebih kuat,
serta mengonsumsi pil anti-jamur yang bisa didapatkan dengan resep dokter.
·
Infeksi candida
Infeksi jamur Candida albicans,
biasanya menjadi penyebab umum iritasi pada vagina. Namun pada pria, khususnya
yang tidak sunat, juga bisa mengalaminya. Selain di alat kelamin, jamur ini
juga dapat ditemukan di bibir, kuku, sekitar anus, dan bahkan saluran
pencernaan.
Pada infeksi di vagina, penderita wanita biasanya akan merasakan rasa
gatal luar biasa di sekitar vagina, kulit di sekitar vagina akan memerah dan
terasa perih, serta keputihan yang menggumpal seperti keju. Sedangkan pada
penderita pria akan muncul ruam kemerahan pada penis, gatal dan sensasi rasa
perih pada ujung penis, serta bau tidak sedap.
Pengobatan
pada infeksi candida tergantung pada lokasi, keparahan dan kondisi kesehatan
penderita. Untuk di sekitar kelamin dapat diobati dengan pemberian krim,
supositoria, atau tablet anti-jamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar