Pengertian
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Penyakit Charcot-Marie-Tooth (CMT) adalah sekelompok
kelainan bawaan lahir yang menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, dan
biasanya mengenai saraf tepi lengan dan tungkai, sehingga menurunkan kemampuan
motorik (pergerakan) dan sensorik (perasa).
Penyakit Charcot-Marie-Tooth adalah penyakit yang bersifat
progresif, yang berarti gejala yang dialami penderita akan semakin memburuk
seiring waktu, dan menurunkan kemampuan penderita melakukan aktivitas
sehari-harinya secara normal. Penyakit yang tergolong jarang ini biasanya baru
muncul saat remaja atau dirasakan saat penderita beranjak dewasa.
Penyebab
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Penyebab utama penyakit Charcot-Marie-Tooth adalah adanya
kelainan atau mutasi genetik yang diturunkan dan mengakibatkan kerusakan pada
sistem saraf tepi.
Kelainanan genetik pada Charcot-Marie-Tooth dapat diturunkan
secara:
·
Autosomal dominant.
Pada kelainan genetik yang bersifat autosomal dominan, apabila salah satu
orang tua memiliki mutasi gen maka terdapat 50% kemungkinan kelainan ini
diturunkan pada anak.
·
Autosomal resessive.
Pada kelainan genetik autosomal resesif, ketika kedua orang tua memiliki
mutasi pada gen maka kemungkinan kelainan tersebut diturunkan pada anak adalah:
a.
25% anak menjadi penderita.
b.
50% anak menjadi pembawa sifat tanpa menunjukkan
kelainan, dan dapat menurunkan mutasi genetik ini kepada anaknya kelak.
c.
25% anak tidak mewarisi kelainan genetik.
Dan apabila hanya salah satu orang tua saja yang memiliki mutasi genetik
maka tidak ada anak yang akan menjadi penderita, namun terdapat 50% kemungkinan
anak tersebut adalah pembawa sifat yang akan menurunkannya kepada anaknya
kelak.
·
X-Linked inheritance.
Normalnya, wanita memiliki kromoson seksual XX dan pria memiliki kromosom
seksual XY.
Bayi laki-laki mendapatkan kromosom X dari ibunya dan Y dari ayahnya.
Jika ibu memiliki mutasi genetik pada kromosom X, maka terdapat 50% potensi
bayi laki-laki tersebut akan menderita penyakit CMT.
Namun
pada bayi perempuan, kromosom X diwarisi dari ayah dan dari ibu. Oleh karena
itu, apabila ibu mengalami mutasi genetik pada kromosom X, bayi perempuan dapat
menjadi pembawa sifat tanpa menunjukkan gejala.
Selain dari mutasi genetika yang diturunkan, penderita
diabetes juga berisiko mengalami kelainan saraf yang mirip dengan penyakit CMT,
yaitu neuropatik diabetik.
Jenis-jenis
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Terdapat 5 jenis penyakit Charcot-Marie-Tooth (CMT) yaitu:
·
Charcot-Marie-Tooth 1.
Merupakan jenis paling umum terjadi yang disebabkan oleh pengikisan
selubung mielin.
·
Charcot-Marie-Tooth 2.
Adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan pada akson, namun tidak
separah CMT 1 dan termasuk jarang terjadi.
·
Charcot-Marie-Tooth 3.
Disebut juga dengan sindrom Dejerine-Sottas, merupakan kondisi CMT yang
tergolong jarang dan menyerang selubung mielin, hingga mengakibatkan kelemahan
otot yang berat dan kelainan sensorik sejak awal usia kanak-kanak.
·
Charcot-Marie-Tooth 4.
Jenis CMT ini juga tergolong berat dan langka. Dapat dialami sejak awal
usia kanak-kanak dan dapat mengakibatkan penderitanya tidak dapat berjalan.
·
Charcot-Marie-Tooth X.
Yaitu
kondisi yang disebabkan oleh mutasi kromosom X, dan lebih sering terjadi pada
pria.
Gejala
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Kebanyakan gejala penyakit CMT dirasakan penderita saat
memasuki usia remaja atau saat beranjak dewasa. Keparahan gejalanya tergantung
pada jenis kelainan yang diderita pasien.
Gejala yang biasa dialami pada tahap awal, khususnya pada anak-anak
adalah:
·
Sering mengalami kecelakaan dan terlihat
ceroboh.
·
Sulit mengangkat kaki atau berjalan.
·
Kaki terlihat seperti jatuh saat berjalan (foot drop).
Gejala yang biasa dialami penderita berusia 5 hingga 15
tahun adalah:
·
Otot kaki, tangan dan pergelangan mulai melemah.
·
Kaki mulai terlihat melengkung hingga
pergelangan kaki kehilangan keseimbangan. Hal ini juga dapat terjadi pada
jempol kaki.
·
Kaki datar (flat
foot).
·
Kemampuan merasakan sensasi pada lengan dan
tungkai menurun.
·
Perubahan bentuk pada tungkai hingga kaki,
seperti posisi kaki yang terbalik.
·
Sirkulasi darah yang buruk, mengakibatkan suhu
tangan dan kaki menurun.
·
Mudah merasa lelah.
Dalam kasus tertentu, gejala seperti menggigil, skoliosis,
atau disfagia juga dapat terjadi.
Mengingat penyakit CMT bersifat progresif, penderita dapat
merasakan efek seperti menurunnya kemampuan bergerak dan kemampuan merasakan
sensasi pada lengan dan tungkai, nyeri sendi, melemahnya kekuatan otot dan
bahkan kelumpuhan, seiring usia bertambah.
Diagnosis
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita penyakit
CMT berdasarkan gejala yang dialaminya dengan ditunjang oleh pemeriksaan fisik.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan melihat strukur lengan, tangan,
tungkai, dan kaki, serta memeriksa kemampuan refleks dan sensorik pasien.
Untuk mendukung diagnosa, serangkaian pemeriksaan lanjutan
juga akan dilakukan, seperti:
·
Tes konduksi saraf.
Untuk mengukur kekuatan dan kecepatan sinyal saraf yang dihantarkan pada saraf
tepi (saraf perifer) menggunakan elektroda.
·
Elektromiografi (EMG).
Untuk mengukur aktivitas listrik di dalam otot.
·
Biopsi saraf.
Dengan mengambil dan memeriksa sampel jaringan saraf tepi, jika
pemeriksaan lainnya tidak memberikan hasil yang jelas. Sebelum pemeriksaan ini
dilakukan, pasien akan diberikan anestesi terlebih dahulu.
·
Pemeriksaan genetik.
Dengan
menggunakan sampel darah pasien untuk mendeteksi adanya kelainan genetik. Tes
ini juga umumnya disarankan bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan.
Bagi orang tua yang memiliki penyakit CMT, dokter dapat
melakukan tes pada janin untuk memeriksa besarnya kemungkinan bayi tersebut
lahir dengan kondisi yang sama. Tes tersebut meliputi:
·
Chorionic villus sampling (CVS).
Dengan meneliti sampel plasenta saat usia kehamilan memasuki minggu ke-11
sampai 14.
·
Amniocentesis.
Dengan
meneliti sampel cairan ketuban saat usia kehamilan memasuki minggu ke-15 sampai
20.
Pengobatan
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Meskipun penyakit Charcot-Marie-Tooth tidak bisa
disembuhkan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan dan
memperlambat perkembangan gejalanya. Penanganan dapat berupa pemberian
obat-obatan, penggunaan alat bantu, terapi, hingga operasi.
·
Obat-obatan dan alat bantu.
Penderita penyakit CMT umumnya merasakan nyeri otot dan sendi. Obat
antiinflamasi nonstreoid (NSAIDs), seperti ibuprofen, kerap disarankan.
Jika penderita mengalami nyeri neuropati karena kerusakan saraf, dokter
mungkin akan meresepkan obat antidepresan trisiklik (TCA) atau antikejang
sebagai pereda.
Bagi penderita yang mengalami kesulitan secara fisik, seperti berjalan
atau mengangkat benda, dokter akan menyarankan untuk menggunakan alat bantu
tertentu. Salah satunya adalah pemasangan orthosis pada
pergelangan tangan kaki agar memudahkan pergerakan.
·
Terapi.
Terdapat 2 jenis terapi yang biasa dilakukan, yaitu:
a.
Fisioterapai.
Terapi ini dilakukan untuk mengembalikan kekuatan otot dan memperbaiki
postur tubuh melalui pemijatan, olahraga ringan, dan manipulasi yang diawasi
dokter atau terapis.
b.
Terapi okupasi.
Dalam hal ini, terapis akan mengidentifikasi kesulitan yang dialami dan
mengajari pasien cara beradaptasi dengan aktivitas sehari-harinya.
·
Operasi.
Dalam kasus dimana struktur lengan dan tungkai mengalami perubahan
drastis, tindakan operasi berikut ini dapat dilakukan:
a.
Osteotomi.
Disarankan bagi penderita kaki datar kronis dengan memposisikan tulang ke
posisi sebenarnya. Proses pemulihan umumnya memerlukan waktu beberapa minggu.
b.
Arthrodesis.
Disarankan bagi penderita kaki datar untuk memperbaiki struktur kaki dan
untuk meredakan nyeri sendi. Tindakan ini dilakukan dengan menyatukan 3 sendi
utama di belakang pergelangan kaki. Biasanya, waktu pemulihan yang diperlukan
adalah 10 bulan.
c.
Pelepasan plantar fascia.
Adalah tindakan yang dilakukan untuk meredakan nyeri tumit yang
disebabkan oleh peradangan tendon. Dalam tindakan ini, sebagian dari tendon
akan diangkat dan sisanya akan diposisikan secara tepat. Masa pemulihannya
adalah sekitar 3 minggu dan kaki tidak dapat dibebani dalam masa itu.
d.
Operasi tulang belakang.
Biasanya
dilakukan jika terdapat kelainan bentuk tulang belakang, misalnya skoliosis.
Selain dengan operasi, kelainan pada bentuk tulang belakang juga dapat
ditangani dengan menggunakan penyangga tulang belakang (back brace).
Komplikasi
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Komplikasi yang bisa terjadi pada penyakit p
Charcot-Marie-Tooth berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.
Segera temui dokter jika Anda mengalami:
·
Tidak dapat berjalan.
·
Kekuatan tubuh menurun secara progresif.
·
Cedera pada area tubuh yang mengalami penurunan
kemampuan sensorik (merasakan sensasi).
·
Kesulitan bernapas, menelan, atau berbicara.
Pencegahan
Penyakit Charcot-Mariep-Tooth
Pencegahan penyakit p Charcot-Marie-Tooth tidak dapat
dilakukan karena merupakan penyakit keturunan. Namun, bagi penderita penyakit p
Charcot-Marie-Tooth, langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk menekan
keparahan atau komplikasi:
·
Melakukan olahraga secara rutin untuk memelihara
kekuatan otot dan sendi.
·
Menggunakan alat bantu jalan, seperti tongkat
atau alas kaki khusus, agar tidak membebani pergelangan kaki dan membantu dalam
keseimbangan.
·
Menjaga kesehatan kaki dengan selalu
memeriksanya jika terdapat luka, cedera, atau pembengkakan.
·
Hindari kuku yang panjang untuk mengurangi
risiko terkena infeksi atau kelainan pada pertumbuhan kuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar