Pengertian Lichen
Planus
Lichen planus adalah ruam kulit yang gatal dan bisa menyebar
ke seluruh bagian tubuh penderita. Seseorang tidak bisa menularkan, tertular,
atau menurunkan penyakit ini.
Bagian tubuh yang bisa terserang lichen planus adalah mulut.
Satu dari dua kasus lichen planus terjadi pada bagian mulut dan kondisi
ini lebih umum terjadi pada wanita. Selain mulut, lichen planus juga
terjadi pada kulit tubuh termasuk kulit area penis, vulva, vagina, kuku, dan
kulit kepala.
Gejala Lichen
Planus
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh
penderita. Lichen planus pada kulit biasanya memengaruhi pergelangan tangan,
pergelangan kaki, ketiak, punggung bawah dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Gejala utama lichen planus pada kulit adalah:
·
Benjolan berwarna ungu kemerahan dengan bagian
atas yang rata dan mengkilat.
·
Terbentuknya sebagian kulit yang menebal dan
bersisik, biasanya di sekitar pergelangan kaki.
·
Terasa gatal.
·
Perubahan warna kulit menjadi gelap setelah
benjolan-benjolan mereda.
Lichen planus pada mulut dengan tingkatan ringan biasanya
tidak menimbulkan gejala apa pun. Kalaupun ada, gejala yang umumnya muncul
adalah:
·
Muncul area putih pada lidah dan pipi bagian
dalam mulut, sehingga tampak bercak-bercak putih dan merah meliputi seluruh
rongga mulut.
·
Rasa perih dan tidak nyaman pada rongga mulut
ketika makan atau minum.
·
Gusi kemerahan dan terasa nyeri.
Gejala-gejala untuk lichen planus pada penis adalah muncul
benjolan dengan bagian atas yang rata serta mengkilat. Selain itu, bisa juga
muncul ruam yang tidak terasa gatal. Pada bagian ujung penis juga bisa
terbentuk bercak seperti cincin berwarna ungu atau putih.
Lichen planus pada vulva dan vagina akan menimbulkan gejala
sebagai berikut:
·
Keluarnya cairan lengket kekuningan atau
kehijauan, yang mungkin mengandung darah.
·
Terbentuknya jaringan parut yang bisa mengubah
bentuk vagina.
·
Menyempitnya celah vagina.
·
Rasa nyeri pada vagina saat berhubungan seksual.
·
Vulva mungkin tertutup oleh garis-garis putih
dan tampak lebih pucat.
·
Luka di sekitar vulva dan terasa nyeri atau
perih.
·
Jika lapisan kulit terluar terkelupas, tampak
bercak kulit kemerahan.
Pada kulit kepala dan kuku, gejala-gejala lichen planus
adalah:
·
Muncul bercak kemerahan pada kulit kepala dan
bahkan kerontokan rambut bisa terjadi.
·
Kuku bisa menjadi lebih tipis, bergerigi, dan
bergelombang. Tapi, kuku bisa juga menjadi lebih gelap, lebih tebal, lebih
cepat panjang, atau malah berhenti tumbuh.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika melihat atau
merasakan munculnya ruam jenis baru di kulit, atau lesi di mulut atau alat
kelamin.
Penyebab dan
Faktor Risiko Lichen Planus
Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab pasti lichen
planus. Namun diduga lichen planus berhubungan dengan gangguan pada sistem
kekebalan tubuh atau respons tidak normal dari sistem kekebalan tubuh yang
mengakibatkan produksi protein berlebihan sebagai bahan untuk antibodi.
Akhirnya protein berlebih inilah yang menimbulkan reaksi dan gejala lichen
planus.
Beberapa penyakit, kondisi medis, atau faktor risiko lain
yang bisa memicu munculnya lichen planus adalah:
·
Vaksin Hepatitis B.
·
Vaksin flu.
·
Infeksi Hepatitis C.
·
Beberapa pigmen, zat kimia dan logam.
·
Obat anti-inflamasi non-steroid, misalnya
ibuprofen.
·
Beberapa obat untuk penyakit jantung,
hipertensi, atau arthritis.
·
Obat untuk malaria.
Diagnosis Lichen
Planus
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi
penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh
pasien. Beberapa hal yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis lichen
planus adalah:
·
Pemeriksaan fisik.
Dokter akan mendiagnosis lichen planus berdasarkan karakteristik ruam
pada kulit penderita.
·
Biopsi.
Sedikit sampel kulit penderita akan diambil untuk diteliti lebih lanjut
di laboratorium jika dokter tidak yakin dengan hasil pemeriksaan fisik.
·
Tes hepatitis.
Darah penderita akan diuji untuk memastikan apakah Hepatitis C menjadi
penyebab munculnya lichen planus.
·
Tes alergi.
Untuk
memastikan zat apa yang memicu munculnya lichen planus, penderita akan
disarankan untuk menjalani tes alergi.
Pengobatan
dan Komplikasi Lichen Planus
Pengobatan ditujukan hanya untuk meredakan gejala-gejala
yang dirasakan penderita saja, karena lichen planus tidak bisa diobati. Pada
kulit normal, lichen planus ringan bisa bertahan dari beberapa bulan hingga
beberapa tahun, kemudian sembuh dengan sendirinya secara spontan. Tapi lichen
planus pada lapisan mukosa (pada lapisan rongga mulut atau di dalam vagina),
biasanya lebih resisten pada pengobatan dan mudah kambuh kembali.
Beberapa pengobatan dan perawatan yang bisa meredakan
gejala-gejala lichen planus adalah:
·
Kortikosteroid.
Obat ini bisa mengurangi peradangan akibat lichen planus. Jenis obat ini
dianggap aman jika digunakan sesuai resep dan dengan durasi pengobatan yang
tidak lama.
·
Retinoid.
Obat jenis ini bisa dioleskan pada kulit yang terinfeksi atau diminum.
Diduga sebagai obat yang paling efektif bagi Lichen planus tapi memiliki efek
samping yang terutama berbahaya untuk bayi dalam kandungan. Pada orang dewasa,
retinoid dapat menyebabkan iritasi kulit.
·
Krim non steroid.
Krim ini bisa menurunkan aktivitas sistem kekebalan tubuh penderita
sehingga bisa menghilangkan ruam atau bercak terutama pada permukaan mukosa.
·
Antihistamin.
Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti gatal
pada kulit.
·
Terapi penyinaran.
Ada dua tipe terapi sinar yang digunakan, yaitu ultraviolet B (UVB) dan
psoralen plus ultraviolet A (PUVA). PUVA biasa digunakan bila lichen planus
tidak sembuh dengan jenis pengobatan lain.
·
Acitretin.
Obat
ini digunakan untuk menangani lichen planus parah. Pastikan mengikuti petunjuk
dokter dalam mengonsumsi obat ini. Obat ini tidak dapat digabungkan
penggunaannya dengan obat lain.
Jika lichen planus muncul akibat obat-obatan yang
dikonsumsi, infeksi hepatitis C, alergi atau stres, maka dokter akan
menyarankan penderita untuk menangani penyebab awal munculnya lichen planus.
Selain obat-obatan di atas, Anda bisa melakukan beberapa
langkah berikut ini untuk meringankan gejala lichen planus dan supaya tidak
bertambah parah, yaitu:
·
Lichen planus pada kulit.
Gunakan air bersih hangat tanpa sabun untuk membersihkan bagian kulit
yang terinfeksi, usahakan agar sampo tidak mengenai kulit yang terinfeksi saat
keramas, dan pakailah pelembap untuk kulit.
·
Lichen planus pada mulut.
Hindari konsumsi minuman beralkohol, apa pun yang terasa pedas, serta
asam karena bisa mengiritasi lichen planus. Hindari pula makanan yang garing
atau memiliki bagian tepi yang tajam. Hentikan dulu penggunaan obat kumur
beralkohol, serta berkonsultasilah secara rutin dengan dokter gigi.
·
Lichen planus pada alat kelamin.
Jangan
bersihkan alat kelamin dengan sabun, selalu gunakan pelembap sebelum dan
sesudah buang air kecil, dan kompres dengan es batu untuk mengurangi rasa gatal
dan pembengkakan. Khusus bagi wanita, disarankan tidak mengenakan celana ketat
untuk sementara.
Ada beberapa komplikasi yang bisa dialami oleh penderita
lichen planus, yaitu:
·
Pigmentasi kulit.
Jika ruam lichen planus telah bersih, warna area kulit yang terinfeksi
bisa berubah dari warna sebelumnya.
·
Lichen planus erosit.
Adalah
jenis lichen planus kronis yang bertahan lama, bisa memunculkan bisul, terasa
panas dan tidak nyama.
Memang sulit untuk mencegah munculnya lichen planus, tapi
dengan tips ini diharapkan Anda dapat terus terhindar dari penyakit ini:
·
Stop merokok.
·
Hindari minum minuman mengandung alkohol dalam
jumlah besar.
·
Selalu miliki pola makan yang seimbang dan sehat
dengan banyak konsumsi buah dan sayuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar