Pengertian
Penyakit Lou Gehrig
Penyakit Lou Gehrig atau Amyotrophic Lateral Sclerosis
(ALS) adalah gangguan yang menyerang saraf motorik di otak dan tulang belakang.
Saraf motorik berfungsi menghantarkan signal listrik saraf yang mengendalikan
gerakan otot. Kerusakan pada saraf motorik mengakibatkan tubuh kehilangan
kemampuan untuk menggerakkan otot, sehingga otot menjadi lumpuh dan kemudian
mengecil. Nama penyakit Lou Gehrig diambil dari nama atlet baseball ternama
Amerika Serikat yang mengalami penyakit ini sekitar tahun 1930-an.
Saraf motorik dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf motorik
atas (upper motor neuron, UMN) yang
bertugas mengirimkan pesan dari otak ke saraf tulang belakang, dan saraf
motorik bawah (lower motor neuron, LMN) yang
bertugas mengirimkan pesan dari saraf tulang belakang ke otot.
Pada penyakit Lou Gehrig, terjadi pengerasan dan penyusutan
saraf-saraf motorik. Akibatnya, signal listrik saraf tidak dapat dihantarkan
dan otot-otot tidak mendapatkan perintah untuk bergerak,
sehingga mengakibatkan kelumpuhan, kesulitan mengunyah, menelan,
berbicara, atau bahkan bernapas.
Terdapat dua tipe Penyakit Lou Gehrig yaitu:
·
Sporadic Amyotrophic Lateral
Sclerosis.
Kondisi ini dialami oleh 95 persen pengidap penyakit Lou Gehrig tanpa
sebab yang jelas.
·
Familial Amyotrophic Lateral
Sclerosis.
Kondisi
ini terjadi karena pengaruh kelainan genetik yang diturunkan. Orangtua yang
menderita ALS, berpotensi menurunkan penyakit tersebut kepada anak-anaknya.
Gejala Penyakit
Lou Gehrig
Tanda-tanda awal kemunculan penyakit Lou Gehrig biasanya
dimulai dari tangan, lalu ke kaki, dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Gejalanya terdiri
dari:
·
Tangan terasa lemas dan sering menjatuhkan
barang.
·
Lemah pada tungkai dan kaki, sehingga sering jatuh
atau tersandung.
·
Sulit menegakkan kepala.
·
Sulit menjaga posisi badan.
·
Bicara tidak jelas.
·
Sulit menelan.
·
Sulit berjalan dan melakukan aktivitas normal
sehari-hari.
Penyebab
Penyakit Lou Gehrig
Belum diketahui pasti apa penyebab kerusakan sel saraf pada
penyakit ini. Sekitar 10 persen dari kasus yang terjadi, ditemukan adanya
mutasi genetik yang menyebabkan pembentukan suatu protein yang sifatnya merusak
sel saraf.
Ada beberapa faktor lain yang juga diduga dapat menjadi
penyebab kerusakan sel pada ALS, di antaranya:
·
Kelebihan glutamat.
Glutamat adalah zat kimia yang berperan sebagai pengirim pesan dari atau
ke otak dan saraf. Akan tetapi, apabila terjadi penumpukan glutamat di sekitar
sel saraf dapat menimbulkan kerusakan pada saraf.
·
Gangguan sistem imun.
Dalam kondisi tertentu, sistem kekebalan tubuh seseorang justru menyerang
sel-sel yang sehat di dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf.
·
Gangguan pada mitokondria.
Mitokondria merupakan tempat pembentukan energi di dalam sel. Gangguan
dalam pembentuan energi ini dapat merusak sel-sel saraf, serta mempercepat
perburukan penyakit yang mungkin disebabkan oleh faktor lain.
·
Stres oksidatif.
Kadar
radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan stres oksidatif, dan menyebabkan
kerusakan pada berbagai sel tubuh.
Faktor
Risiko Penyakit Lou Gehrig
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit
Lou Gehrig, di antaranya:
·
Usia.
Hasil studi menemukan bahwa seseorang dengan usia 40-60 tahun lebih
berisiko mengalami penyakit Lou Gehrig.
·
Jenis kelamin.
Pria berusia 65 tahun berisiko mengalami penyakit Lou Gehrig dibandingkan
wanita dengan usia yang sama.
·
Keturunan.
Pengidap penyakit Lou Gehrig berpotensi menularkan penyakit ini kepada
anaknya dengan presentase 50 persen.
·
Genetika.
Penelitian menemukan seseorang dengan jenis gen tertentu berpotensi
mengalami penyakit Lou Gehrig.
·
Merokok.
Rokok bisa memicu kemunculan penyakit Lou Gehrig, terutama pada perempuan
yang sudah menopause.
·
Paparan zat kimia beracun.
Paparan
zat kimia beracun secara terus-menerus bisa memicu terjadinya penyakit Lou
Gehrig.
Diagnosis
Penyakit Lou Gehrig
Penyakit Lou Gehrig sulit didiagnosis sejak dini karena
tanda dan gejalanya mirip dengan gangguan neurologi yang lain. Untuk menegakkan
diagnosa penyakit Lou Gehrig, dapat dilakukan beberapa tes berikut:
·
Elektromiogram (EMG).
Untuk mengevaluasi aktivitas listrik pada otot.
·
Pemeriksaan MRI.
Untuk melihat sistem saraf mana yang bermasalah.
·
Pemeriksaan darah dan urin.
Utuk mengetahui kondisi kesehatan penderita secara umum, adanya kelainan
genetik, atau faktor penyebab lain.
·
Pemeriksaan kecepatan hantar saraf.
Untuk menilai fungsi dari saraf-saraf motorik tubuh.
·
Sampel biopsi otot.
Untuk melihat kelainan pada otot.
·
Spinal tap.
Untuk
memeriksa sampel cairan otak yang diambil melalui tulang belakang.
Pengobatan
Penyakit Lou Gehrig
Pengobatan dilakukan untuk menghambat perkembangan penyakit
serta mencegah komplikasi. Obat-obatan dapat juga diberikan untuk meringankan
gejala, misalnya nyeri, kram, kejang otot, sembelit, air liur dan dahak yang
berlebihan, gangguan tidur, serta depresi.
Di samping itu, dokter akan menyarankan penderita untuk
menjalani serangkaian terapi yang terdiri dari:
·
Terapi pernapasan.
Apabila kelemahan sudah terjadi pada otot-otot pernapasan, maka
pernapasan akan dibantu oleh mesin, terutama pada waktu tidur.
·
Terapi fisik.
Untuk menjaga kebugaran tubuh, kesehatan jantung, dan meningkatkan
kekuatan otot.
·
Terapi bicara.
Membantu penderita untuk bisa berkomunikasi dengan baik (terutama verbal)
dengan mengajarkan teknik-teknik tertentu.
·
Terapi okupsi.
Membantu
penderita melakukan aktivitas rutin sehari-hari dengan bantuan alat dan teknik
khusus, untuk tetap menjaga kemampuan fungsional dan kemandirian penderita.
Penanganan tambahan lain yang bisa diberikan yaitu berupa
pengaturan asupan nutrisi. Disarankan agar penderita diberikan makanan dalam
bentuk yang mudah ditelan, dan mengandung gizi yang cukup.
Komplikasi
Penyakit Lou Gehrig
Komplikasi penyakit laou Gehrig diantaranya:
·
Kesulitan berbicara.
Pengidap penyakit Lou Gehrig sering mengalami kesulitan berbicara.
Kata-kata yang diucapkan tidak jelas dan sulit dipahami.
·
Gangguan pernapasan.
Penyakit Lou Gehrig jangka panjang bisa melumpuhkan otot-otot pernapasan.
·
Ganguan makan.
Kerusakan otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan makanan
menyebabkan terjadinya malanutrisi dan dehidrasi pada pengidap penyakit Lou
Gehrig.
·
Demensia.
Banyak
pengidap penyakit Lou Gehrig mengalami demensia, dengan gejala berupa penurunan
daya ingat dan kemampuan membuat keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar