Senin, 10 Oktober 2016

BIANG KERINGAT



Pengertian Biang Keringat

Biang keringat adalah ruam kecil berwarna merah dan menonjol yang terasa gatal dan bisa menyebabkan sensasi menyengat atau perih pada bagian kulit. Biang keringat yang juga dikenal dengan nama ruam panas atau miliaria ini tidak hanya terjadi pada bayi, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya ketika cuaca sedang panas atau pada lingkungan yang bersuhu lembap.

Biang keringat biasanya muncul beberapa hari setelah Anda terkena pajanan suhu panas. Kondisi ini bisa muncul di seluruh bagian tubuh, tapi sering kali muncul pada bagian wajah, leher, punggung, dada, dan bagian paha.

Gejala yang Ditimbulkan Biang Keringat

Terdapat perbedaan lokasi munculnya ruam  pada orang dewasa dan bayi. Pada bayi, biang keringat biasanya muncul pada bagian leher, dan terkadang pada bagian ketiak, lipatan siku, dan selangkangan. Pada orang dewasa, biang keringat akan muncul pada lipatan kulit yang bergesekan dengan pakaian.

Terdapat beberapa jenis biang keringat menurut perbedaan tingkat keparahannya, Tanda dan gejala yang muncul juga bervariasi pada setiap jenisnya. Berikut ini berbagai jenis yang diketahui.

·         Miliaria Kristalina. Ini adalah jenis biang keringat yang paling ringan, yaitu hanya memengaruhi saluran keringat dari lapisan kulit teratas. Tanda dan gejala yang muncul adalah bintil berisi cairan berwarna jernih yang mudah pecah. Kondisi ini lebih cenderung terjadi kepada bayi dibandingkan kepada orang dewasa. Bertentangan dengan yang dipahami secara umum, biang keringat jenis ini biasanya tidak gatal dan tidak terasa sakit.
·         Miliria Rubra. Biang keringat jenis ini muncul di lapisan kulit yang lebih dalam dan biasanya terjadi pada wilayah dengan suhu yang panas atau lembap. Tanda dan gejala dari kondisi ini adalah sensasi gatal dan menyengat  disertai munculnya bintil merah. Keringat juga akan berkurang pada bagian yang terpengaruh. Kulit akan mengalami inflamasi dan terasa sakit akibat dari keringat yang tidak bisa keluar dari permukaan kulit.
·         Miliria Pustulosa. Ini adalah perkembangan dari miliaria rubra yang mana bintil mengalami inflamasi dan berisi nanah.
·         Miliria Profunda. Ini adalah jenis biang keringat paling jarang terjadi dan berdampak pada dermis, lapisan kulit yang lebih dalam. Biang keringat jenis ini bisa bersifat kronis dan sering kambuh. Kondisi ini lebih cenderung terjadi pada orang dewasa setelah melakukan aktivitas fisik yang menghasilkan banyak keringat. Tanda-tanda yang muncul akibat kondisi ini adalah bintil berwarna merah yang berukuran lebih besar dan lebih keras.

Biang keringat umumnya bukan kondisi yang memerlukan penanganan medis tertentu. Kondisi ini biasanya dapat pulih dengan sendirinya dengan mendinginkan kulit serta menghindari pajanan panas. Segera temui dokter jika ruam terlihat makin parah, gejala yang muncul bertahan cukup lama, atau Anda melihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti:

·         Demam dan menggigil.
·         Rasa sakit makin bertambah.
·         Nanah keluar dari bintil dan benjolan ruam.
·         Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak dan selangkangan.

Kondisi yang Menyebabkan Biang Keringat

Biang keringat disebabkan oleh keringat yang terjebak di balik kulit akibat kelenjar keringat tubuh yang terhambat sehingga keringat tidak menguap. Sebagai akibatnya, kulit mengalami inflamasi dan ruam. Berikut ini beberapa ookr yang bisa menghambat kelenjar keringat tubuh, yaitu:

·         Menghindari panas berlebih dan tempat yang lembab. Pajanan terhadap panas membuat Anda lebih banyak berkeringat dan membuat ruam makin parah. Pastikan lebih sering berteduh atau mencari tempat dingin untuk menghindari panas. Minum banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi.
·         Menjaga kulit tetap dingin. Untuk menurunkan keringat dan menjaga kulit tetap dingin, berendam atau mandi bisa membantu menjadikan tubuh terasa sejuk dan menghindari keringat berlebih.
·         Pakaian yang longgar. Hindari menggunakan pakaian yang terbuat dari serat sintetis, seperti polyester atau nilon. Bahan-bahan ini lebih menyerap panas dan membuat Anda makin banyak berkeringat.
·         Mengonsumsi obat hidrokortison. Krim ini sangat efektif mengatasi bagian kulit yang mengalami gatal-gatal dan iritasi. Tapi jangan gunakan pada bagian wajah dan selalu ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan obat.
·         Memakai losion calamine. Lotion ini bisa dibeli secara bebas di ook-toko obat terdekat untuk membantu meredakan kulit yang sakit atau mengalami iritasi.

Pengobatan Biang Keringat

Pengobatan biang keringat dapat dilakukan dengan menggunakan bedak tabur atau lotion khusus biang keringat. Lotion atau bedak tabur biasanya mengandung calamine yang berfungsi untuk memberi sensasi dingin dan lembut pada kulit sehingga mengurangi rasa gatal dan bekerja sebagai anti bakteri untuk mencegah infeksi yang ditimbulkan karena garukan. Lotion atau bedak tabur juga mengandung menthol yang memberikan sensasi dingin pada kulit. Sediaan yang dapat digunakan adalah salicyl talk. Cara penggunaan bedak tabur dan lotion adalah dengan mengaplikasikan terlebih dahulu di tangan baru kemudian dioleskan pada daerah biang keringat dengan hati-hati dua kali sehari setiap habis mandi dan kulit sudah dikeringkan. Obat untuk biang keringat yang beredar dipasaran, antara lain : Bedak MinosÒ (bedak tabur), CaladineÒ (krim, lotion, dan bedak tabur), CaladrylÒ (lotion), CalamecÒ (lotion), dan CalarexÒ (lotion) (Djunarko dan Hendrawati, 2011).

Apabila keadaan memburuk setelah pemakaian produk, rendam atau hilangkan sisa produk dan hentikan pemakaian, kondisi harus membaik dalam 24 jam, apabila bertambah buruk atau tidak membaik dalam 7 hari maka konsultasikan ke dokter. Apabila terjadi demam gunakan analgesik-antipiretik seperti parasetamol dan untuk orang dewasa apabila gatal sangat mengganggu dapat digunakan oral antihistamin/antialergi seperti klorfeniramin maleat (Padron, 2006).


DAFTAR PUSTAKA

·         Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 44.
·         Djunarko, I., Hendrawati, D.Y., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT Citra Aji Parama, Yogyakarta, pp. 70-71.
·         Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak.. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
·         Sudarti, dan Fauziah, Afroh. 2012. Asuahan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
·         Sudarti 2012. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar