Minggu, 23 Oktober 2016

CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)



Pengertian Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Carpal Tunnel Syndrome  CTS (sindrom terowongan/lorong karpal) adalah suatu kondisi yang menyebabkan mati rasa, geli, kelemahan, dan nyeri di tangan hingga mengalami sensasi rasa kesemutan,  yang disebabkan oleh tekanan pada saraf median, yang ditemukan di pergelangan tangan. Pergelangan tangan terhubung ke lengan oleh beberapa tendon dan saraf median; ini semua berjalan melalui ruang kecil yang disebut terowongan karpal. Saraf medianus memainkan peran penting dalam pergelangan tangan, karena mengendalikan pergerakan ibu jari dan jari-jari, kecuali jari kelingking.


Carpal tunnel atau lorong karpal adalah jalur pada pergelangan tangan dimana terdapat saraf median dan sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan.

Ketika terjadi pembengkakan pada bagian saraf, tendon, atau bahkan keduanya, saraf median akan tertekan dan mengakibatkan terjadi carpal tunnel syndrome. Saat saraf median ini terhimpit atau terjepit, maka akan menimbulkan mati rasa, sensasi kesemutan, dan terkadang muncul rasa sakit pada bagian-bagian yang terpengaruh oleh saraf ini.

Fungsi dari saraf median adalah memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada telapak ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis.

Selain itu, saraf median juga memberikan tenaga pada otot tangan untuk menjepit atau mencubit benda oleh ibu jari dan ujung jari-jari yang lain.

Gejala Carpal Tunnel Syndrome

Selain sensasi rasa kesemutan, mati rasa atau kebas, dan rasa sakit pada beberapa bagian tangan, berikut ini adalah beberapa gejala lain yang mungkin terjadi.

·         Ibu jari melemah.
·         Muncul rasa sakit pada tangan atau lengan.

Gejala yang muncul bisa terjadi pada salah satu atau kedua tangan sekaligus, tapi pada kebanyakan kasus, CTS akhirnya memengaruhi kedua tangan.

Penyebab CarpalTunnel Syndrome

Carpal tunnel syndrome terjadi karena saraf median tertekan atau terhimpit. Pada kebanyakan kasus CTS, penyebab tertekannya saraf median ini masih belum diketahui. Tapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita CTS. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena carpal tunnel syndrome.

·         Faktor keturunan keluarga yang menderita CTS.
·         Cedera pada pergelangan tangan.
·         Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS.
·         Pekerjaan berat dan berulang-ulang dengan memakai tangan, seperti mengetik tanpa henti.
·         Kondisi medis lain, misalnya rheumatoid arthritis dan diabetes.

Diagnosis CarpalTunnel Syndrome

Diagnosis terhadap CTS bisa dilakukan oleh dokter secara langsung dengan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan, serta beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala yang Anda alami. Berikut ini beberapa tes yang bisa digunakan dalam mendiagnosis CTS.

·         Tes fisik.
·         Tes darah.
·         Elektromiografi.
·         Studi konduksi saraf.
·         Pencitraan X-ray.

Pengobatan CarpalTunnel Syndrome

Untuk penyakit ini pengobatan terbaik adalah menghindari posisi pergelangan tangan terulur atau menekan terlalu keras bagian syaraf. Mengikat pergelangan tangan untuk menopang tangan pada posisi normal (khususnya pada malam hari) dan mengatur sudut keyboard komputer dapat membantu. Pengobatan berdasarkan penyakit (seperti rheumatoid arthritis atau kelenjar tiroid kurang aktif) dapat membantu mengurangi gejala.

Suntikan cairan kortikosteroid ke dalam pergelangan tangan ada kalanya memberi rasa nyaman yang lama. 

Jika rasa sakit terjadi terus menerus atau jika pergerakan otot tidak berfungsi atau melemah, operasi adalah jalan keluar terbaik untuk membebaskan tekanan pada bagian syaraf. Ahli bedah akan memotong gumpalan jaringan serat yang letaknya menekan syaraf.

 

 

Terkadang, carpal tunnel syndrome tidak membutuhkan pengobatan khusus dan akan pulih dengan sendirinya. Khususnya pada wanita hamil, CTS akan membaik dalam waktu tiga bulan pasca melahirkan.

Untuk gejala CTS yang ringan dan sedang, bisa ditangani dengan membalut pergelangan dengan papan kecil dan disertai suntikan kortikosteroid. Jika hal ini tidak berhasil, prosedur operasi mungkin akan dilakukan. Operasi penting dilakukan jika dicurigai terdapat kerusakan saraf permanen.

Pemulihan pasca operasi akibat CTS mungkin butuh waktu lama jika kasus CTS yang terjadi sudah cukup parah. Bahkan, ada kemungkinan tidak ada perkembangan dari penanganan yang sudah dilakukan.

Bagi yang masih belum tahu, silakan ubah kebiasaan ke petunjuk seperti di atas, jadi biarpun berlama-lama di depan komputer, kita tidak terlalu keranjingan game atau internet dan bisa meminimalkan risiko terkena Carpal Tunnel Syndrome !

Berbagai Macam Terapi CarpalTunnel Syndrome

Jenis pengobatan yang dokter sarankan akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda. Petunjuk pertama adalah apakah ada kerusakan pada saraf median. Tingkat keparahan gejala Anda juga akan dipertimbangkan. Jika gejalanya ringan, perawatan di rumah biasanya cukup.

Pilihan perawatan berikut ini tersedia untuk Carpal Tunnel Syndrome:

·         Perawatan di rumah – Untuk perawatan di rumah, kegiatan yang membebani pergelangan tangan dan tangan harus dihindari atau dikurangi. Jika kegiatan tersebut tidak dapat dihindari, yang terbaik adalah memakai bebat pergelangan tangan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada terowongan karpal dan saraf median.
·         Terapi Fisik– Jika Anda ingin melakukan terapi fisik, Anda akan diajarkan dan dibimbing tentang cara untuk melakukan peregangan dan latihan sesuai luas gerak sendi untuk memberikan bantuan bagi saraf median.
·         Obat – Jika Anda memilih untuk mengambil obat untuk menghilangkan rasa sakit dan bengkak, dokter dapat meresepkan obat anti-peradangan non-steroid (NSAID). Anda juga dapat mempertimbangkan kortikosteroid, baik gel oles atau suntikan ke dalam terowongan karpal; diskusikan baik dan buruk dari bentuk pengobatan ini dengan dokter Anda.

Perawatan harus diikuti untuk mencegah masalah datang kembali. Berikut ini akan membantu menjaga agar Carpal Tunnel Syndrome menjauh:

·         Hindari kegiatan yang membebani tangan Anda, jari-jari, dan pergelangan tangan Anda secara terus menerus atau untuk waktu yang lama pada suatu waktu.
·         Latih tangan dan lengan untuk menjaga otot-otot tetap kuat dan lentur.
·         Latihan menggunakan tangan dan pergelangan tangan dengan cara menyebarkan tekanan secara merata.
·         Hindari menekuk atau memutar pergelangan tangan untuk waktu yang lama.
·         Beralih posisi ketika Anda bekerja.
·         Beristirahat sejenak.
·         Pertahankan sikap tubuh yang tepat.

Jika pekerjaan Anda mengharuskan kegiatan yang dapat membebani tangan dan pergelangan tangan Anda, periksa ergonomik (rancangan sistem kerja) ruang kerja Anda dan terapkan perubahan yang diperlukan.

Karena Carpal Tunnel Syndrome adalah masalah dengan saraf di pergelangan tangan, hal itu dianggap sebagai kondisi ortopedi. Ortopedi adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan masalah tulang, otot, sendi, tendon, ligamen, dan saraf. Jadi, untuk perawatan khusus, Anda dapat melihat:

·         Seorang dokterspecialis tulang (ortopedi).
·         Seorang ahli terapi fisik.
·         Seorang ahli terapi okupasi.
·         Seorang ahli bedah tangan.




DAFTAR PUSTAKA

·         Bugajska J., Goral AJ.,Szopinska IS. (2007). “Carpal tunnel syndrome in occupational medicine practice.” International Journal of Occupational Safety and Ergonomics.
·         Ibrahim I., Khan WS., Goddard N., Smitham P. (2012). “Carpal tunnel syndrome: A review of the recent literature.” Bentham Open, The Open Orthopaedics Journal.
·         Katz J., Simmons B. (2002). “Carpal tunnel syndrome.” The New England Journal of Medicine.
·         McCartan, B; Ashby, E; Taylor, EJ; Haddad, FS (2012 Apr). "Carpal tunnel syndrome.". British journal of hospital medicine (London, England : 2005) 73 (4): 199–202.
·         Middleton S., Anakwe R. (2014). “Carpal tunnel syndrome.” British Medical Journal.
·         Torpy J., Lynm C., Golub R. (2011). “Carpal tunnel syndrome.” The Journal of the American Medical Association.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar