Jumat, 28 Oktober 2016

FLU BURUNG


 Image result for avian influenza images



Pengertian Flu Burung

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.

Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Jabotabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).

Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung.

Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.

Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).

Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.

Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.

Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala utama, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pilek, batuk, dan gangguan pernapasan. Namun sebelum gejala tersebut muncul, ada juga penderita yang terlebih dahulu mengalami:

·         Sakit perut.
·         Diare.
·         Pendarahan gusi.
·         Pendarahan hidung.
·         Nyeri dada.

Pengobatan flu burung harus dilakukan secepat mungkin. Karena jika tidak, penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya, seperti:

·         Sindrom gagal napas akut.
·         Pneumonia.
·         Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung, disfungsi ginjal, dan pneumothorax atau pengumpulan udara di dalam rongga pleura).

Penyebab Flu Burung

Virus flu burung awalnya hanya menyebar antar unggas saja, baik itu unggas liar maupun unggas peternakan (ayam, bebek, angsa, atau burung kicauan). Seiring waktu, virus flu burung bermutasi menjadi beberapa turunan sehingga pada akhirnya mampu menulari manusia. Beberapa turunan virus tersebut di antaranya adalah H5N1, H7N7, H9N2, H5N6, H6N1, H7N9, dan H10N8.

Dari semua turunan virus flu burung, sampai saat ini hanya dua jenis yang pernah menyebabkan wabah dengan jumlah korban jiwa yang banyak, yaitu H5N1 dan H7N9.

H5N1 yang mewabah sejak tahun 1997 telah menginfeksi sekitar 840 orang di seluruh dunia dengan jumlah penderita meninggal dunia mencapai 447 orang. Dari data tersebut, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak flu burung paling parah, bersama dengan Vietnam dan Mesir.

Sedangkan H7N9 yang mewabah sejak bulan Maret tahun 2013, dilaporkan telah menginfeksi 665 orang dan 229 di antaranya meninggal dunia. Tiongkok bagian tenggara merupakan wilayah yang paling besar terkena dampaknya akibat wabah virus flu burung jenis ini.

Flu burung berisiko tinggi menular apabila kita menyentuh unggas yang telah terinfeksi, menghirup debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering, atau menyantap daging/telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar matang. Selain itu, bahaya yang sama juga mengintai apabila kita mengunjungi pasar unggas dengan tingkat kebersihan yang buruk atau mengunjungi suatu daerah yang sedang dilanda wabah flu burung.

Diagnosis Flu Burung

Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala, seperti batuk, demam, dan nyeri di seluruh tubuh. Terlebih jika gejala-gejala tersebut dirasakan sepulang dari wilayah yang sedang dilanda wabah flu burung.

Selain mencocokkan gejala yang dirasakan pasien dengan tanda-tanda sakit flu burung, dokter juga akan menanyakan pada pasien apakah dirinya sering menyentuh unggas, pernah menyantap daging/telur unggas yang kurang matang, atau berinteraksi dekat dengan seseorang yang menderita penyakit pernapasan parah.
Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan lanjutan di laboratorium perlu dilakukan untuk memastikannya. Pemeriksaan ini untuk memeriksa adanya virus pada usapan hidung atau tenggorokan pasien. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan di dada dengan menggunakan X-ray. 

Biasanya jika hasil pemeriksaan laboratorium dan X-ray ini normal, maka kemungkinan pasien tidak menderita flu burung.

Pengobatan Flu Burung

Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan diobati secara terpisah (terisolasi) di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Pemberian obat antivirus juga bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan membuat peluang hidup pasien tetap besar.

Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamivir adalah obat pilihan utama.

Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.

Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas.



Penanganan Komplikasi Flu Burung

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia. Pasien yang mengalami kondisi ini biasanya harus dibantu dengan ventilator di rumah sakit untuk membantu mengurangi kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-obatan antibiotik harus terus dilakukan sampai pneumonia sembuh.

Pencegahan Flu Burung

Ketika flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan, di antaranya dengan melakukan penyemprotan (sterilisasi) ke sejumlah peternakan atau pasar unggas, hingga pemusnahan jutaan unggas yang dicurigai membawa virus flu burung.

Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Namun terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko terjangkit. Beberapa contoh sederhananya adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan kandang apabila kita memelihara unggas, memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena kita tidak tahu penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.

Belilah daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya baik. Daging siap masak akan meminimalkan risiko terkena flu burung karena kita tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin hindarilah lapak unggas hidup di pasar yang kebersihan di sekitar lapak tersebut tidak higienis.

Selalu gunakan masker (penutup mulut dan hidung) ketika kita berada di tempat-tempat umum. Meski flu burung jarang menular dari manusia ke manusia, namun langkah ini tidak ada salahnya dilakukan sebagai tindakan preventif. Apabila Anda tinggal di wilayah yang aman dari flu burung, hindari melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang sedang dilanda flu burung.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus influenza, upayakan untuk rutin mengikuti vaksinasi flu tiap tahun. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk menjaga diri dari komplikasi flu burung apabila sewaktu-waktu kita terjangkit kondisi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar