Definisi
Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah kelainan darah yang serius.
Pada anemia aplastik, sumsum tulang belakang tidak memproduksi sel darah.
Sumsum tulang belakang adalah jaringan lunak di dalam tulang, di mana sel darah
Anda dibentuk. Sel darah yang dibuat yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan platelet. Saat Anda menderita anemia aplastik, sumsum tulang belakang Anda
tidak dapat membuat sel darah, yang menyebabkan risiko tinggi terkena infeksi,
perdarahan yang tidak terkontrol, dan masalah jantung yang serius.
Anemia aplastik membuat penderita
nya merasa lelah dan beresiko tinggi terhadap infeksi dan perdarahan yang tidak
terkontrol.
Istilah-istilah
lain dari anemia aplastik yang sering digunakan antara lain anemia hipoplastik,
anemia refrakter, hipositemia progresif, anemia aregeneratif, aleukia
hemoragika, panmielofisis dan anemia paralitik toksik.
Kasus anemia aplastik ini sangat rendah pertahunnya. Kira-kira 2 – 5 kasus/juta penduduk/tahun. Dan umumnya penyakit ini bisa diderita semua umur. Meski termasuk jarang, tetapi penyakit ini tergolong penyakit yang berpotensi mengancam jiwa dan biasanya dapat menyebabkan kematian.
Pada pria penyakit anemia aplastik ini lebih berat dibanding wanita walaupun sebenarnya perbandingan jumlah antara pria dan wanita hampir sama. Siapa saja berpeluang mendapat anemia aplastik ini.
Konsep mengenai anemia aplastik pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1998 oleh Paul Ehrlich. Ia melaporkan seorang wanita muda yang
pucat dan panas dengan ulserasi gusi, menorrhagia, anemia berat dan
leukopenia. Sewaktu dilakukan autopsy ditemukan tidak ada sumsum tulang yang
aktif, dan Ehrlich kemudian menghubungkan dengan adanya penekanan pada fungsi
sumsum tulang. Pada tahun 1904, Chauffard memperkenalkan istilah anemia
aplastik.
Hampir semua kasus anemia aplastik berkembang ke kematian
bila tidak dilakukan pengobatan. Angka kelangsungan hidup tergantung seberapa
berat penyakit saat didiagnosis, dan bagaimana respon tubuh terhadap
pengobatan.3 Semakin berat hipoplasia yang terjadi maka prognosis
akan semakin jelek. Dengan transplantasi tulang kelangsungan hidup 15 tahun
dapat mencapai 69% sedangkan dengan pengobatan imunosupresif mencapai 38%.
Anemia aplastik jarang terjadi namun merupakan
kelainan darah yang serius yang dapat terjadi pada semua usia. Penyakit ini
paling sering muncul pada masa kanak-kanak atau pada usia 20-25
tahun. Penyakit ini dapat terjadi tiba-tiba atau perlahan-lahan. Jika Anda
mengalami gejala dan tandanya, sangatlah penting untuk mendapatkan terapi medis
yang tepat.
Tanda-tanda
dan gejala
Beberapa gejala dan tanda anemia aplastik yaitu:
·
Kelemahan.
·
Nyeri dada.
·
Pusing.
·
Kulit pucat.
·
Sesak.
·
Memar yang tidak diketahui penyebabnya.
·
Mimisan atau gusi berdarah.
·
Perdarahan yang berkepanjangan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak
disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala
tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami
gejala-gejala berikut ini:
·
Mengalami gejala yang menetap dan
memburuk.
·
Nyeri dada.
·
Sesak.
·
Lemas.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di
atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh
masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani
kondisi kesehatan Anda.
Penyebab
Penyebab utama anemia aplastik yaitu kerusakan
sumsum tulang belakang. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan
sumsum tulang belakang baik sementara ataupun permanen. Faktor tersebut yaitu:
·
Radiasi dan kemoterapi: Terapi ini
membantu membunuh sel kanker namun terapi ini juga dapat membunuh sel-sel
sehat, termasuk sumsum tulang belakang. Anemia aplastik merupakan efek samping
yang biasa terjadi sementara dan dapat sembuh kembali setelah terapi.
·
Paparan terhadap bahan kimia toksik:
Bahan kimia toksik misalnya benzene (kandungan yang biasa terdapat pada bensin)
dan pembunuh serangga (DDT).
·
Induksi obat : Terdapat beberapa obat
artritis reumatoid dan antibiotik yang dapat menyebabkan anemia aplastik.
Diskusikan dengan dokter dan apoteker untuk informasi lebih lanjut.
·
Infeksi virus: Ada beberapa infeksi
virus yang dapat mempengaruhi sumsum tulang belakang. Infeksi tersebut antara
lain hepatitis, HIV, Epstein-Barr dan cytomegalovirus.
Faktor-faktor
resiko
Ada banyak faktor risiko untuk anemia aplastik,
yaitu:
·
Paparan terhadap radiasi atau bahan
kimia dosis tinggi, termasuk terapi kanker.
·
Pemakaian berlebih kloramfenikol dan
senyawa emas untuk mengobati infeksi bakteri dan artritis rheumatoid.
·
Kelainan darah, penyakit autoimun, dan
infeksi berat.
·
Pada kasus yang jarang, kehamilan dapat
menyebabkan anemia aplastik akibat masalah autoimun.
Pengobatan
Terapi untuk anemia aplastik bertujuan untuk
mengurangi gejala, mencegah komplikasi, serta meningkatkan kualitas hidup.
Pilihan terapinya dapat berupa:
·
Transfusi darah: Terapi ini akan
membantu mempertahankan jumlah sel darah dalam rentang yang normal. Transfusi
darah biasanya diberikan secara intravena (IV), yaitu melalui selang infus yang
dimasukkan ke dalam vena dengan pencocokan darah pendonor dan resipien
yang ketat.
·
Transplantasi sumsum tulang belakang:
Transplantasi sumsum tulang dan darah menggantikan sel induk yang rusak dengan
sel sehat dari pendonor. Terapi ini merupakan terapi terbaik untuk anak kecil
dan dewasa muda dengan anemia aplastik berat dan yang sehat. Terapi ini sangat
berpotensi menyembuhkan anemia aplastik.
·
Terapi obat: Dokter Anda dapat
meresepkan obat-obatan yang merangsang sumsum tulang belakang Anda, menekan
sistem imun Anda, dan atau mencegah serta mengobati infeksi.
Dokter dapat membuat diagnosis yang tepat dengan
melakukan pemeriksaan berikut:
·
Pengecekan riwayat medis dan pemeriksaan
fisik.
·
Pemeriksaan darah termasuk pemeriksaan
darah lengkap.
·
Biopsi sumsum tulang belakang, yang
biasanya dilakukan oleh dokter spesialis darah.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan
yang dapat membantu Anda mengatasi anemia aplastik:
·
Minumlah obat yang telah diresepkan
dokter.
·
Lakukan pemeriksaan laboratorium secara
rutin sesuai dengan anjuran dokter Anda.
·
Istirahat yang cukup.
·
Hindari infeksi dengan mencuci tangan
Anda sesering mungkin dan olah makanan Anda dengan baik.
·
Hindari olahraga kontak fisik untuk
menghindari memar serta perdarahan di dalam.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam”. Penerbitan IPD FKUI Pusat.
Jakarta. 2007: 627 – 633.
·
Bakta, I Made, Prof. Dr. “Hematologi
Klinik Ringkas”. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006: 98 – 110.
·
Widjanarko
A. Anemia aplastik In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al (eds). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006;637-43.
·
Aghe
NS. Aplastic anemia, myelodysplasia, and related bone marrow failure syndromes.
In: Kasper DL, Fauci AS, et al (eds). Harrison’s Principle of Internal
Medicine. 16th ed. New York: McGraw Hill, 2009:617-25.
·
Bakta
IM. Buku Panduan Hematologi Ringkas. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI,2006.
·
Dorland WA. Kamus Kedokteran Dorland
Edisi 29. Jakarta: EGC; 2002.
·
Shadduck RK.
Aplastic anemia. In: Lichtman MA, Beutler E, et al (eds). William Hematology
7th ed. New York : McGraw Hill Medical; 2007.
·
Sudarmanto, et al. Buku Ajar
Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2010.
·
Hoffbrand, AV. Kapita selekta
hematologi Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005.
·
Niazi M, Rafiq F. The Incidence of
Underlying Pathology in Pancytopenia-an experience of 89 cases. JPMI; 18:
76-79.
·
Salonder H, Anemia Aplasik dalam
Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FKUI, Jakarta,1994 : 396 – 403.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar