Sabtu, 24 September 2016

BRUCELLOSIS


Pengertian Brucellosis

Brucellosis adalah infeksi yang disebabkan bakteri yang berasal dari hewan ke manusia. Menurut data WHO tahun 2014, brucellosis menginfeksi lebih dari setengah juta orang di 100 negara setiap tahunnya.

Brucellosis sangat jarang bisa menular dari manusia ke manusia, namun penyakit ini bisa berpindah antar manusia melalui air susu ibu dan hubungan seksual. Meski jarang terjadi, tapi brucellosis bisa juga menular melalui transfusi darah atau transfusi dari sumsum tulang  yang telah terkontaminasi. Dalam kasus yang sangat langka, bakteri penyebab brucellosis bahkan bisa menyebar melalui udara.
Bakteri yang menjadi penyebab munculnya brucellosis bernama Brucella. Selalu menutupi dan menjaga kebersihan luka tubuh ketika berinteraksi dengan hewan, merupakan salah satu cara mencegah penularan brucellosis.

Gejala Brucellosis

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala-gejala brucellosis bisa muncul beberapa hari atau beberapa bulan setelah penderita terinfeksi. Salah satu gejala utama dari kondisi ini adalah gejala yang mirip dengan sakit flu yang bertahan lama. Beberapa gejala brucellosis adalah:
  • Demam.
  • Berat badan menurun.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Merasa lelah dan lemas.
  • Nyeri pada persendian, otot dan punggung.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
Gejala-gejala tersebut bisa kambuh kembali setelah mereda selama beberapa waktu. Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami demam terus menerus, nyeri otot, atau kelemahan tubuh yang tidak jelas.

Penyebab dan Faktor Risiko Brucellosis
Umumnya, bakteri Brucella yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini bisa menginfeksi manusia melalui hewan. Ada tiga cara penularan  bakteri Brucella dari hewan ke manusia:
  • Produk susu mentah.
Manusia akan terinfeksi Brucellosis saat mengonsumsi makanan dan minuman yang dibuat dari susu mentah atau mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi Brucella.
  • Udara.
Brucella bisa menyebar dan masuk ke dalam tubuh dengan mudah melalui udara yang dihirup seseorang.
  • Kontak langsung.
Bakteri pada darah, cairan sperma, plasenta hewan yang terinfeksi bisa masuk ke tubuh seseorang lewat luka yang dimilikinya.
Empat jenis bakteri Brucella yang menyebabkan sebagian besar kasus brucellosis pada manusia adalah:
  • Brucellosis canis, umumnya menyebar melalui anjing.
  • Brucellosis melitensis, kebanyakan ditemukan pada kambing dan domba.
  • Brucellosis abortus, bisa menular lewat perantara sapi ternak.
  • Brucellosis suis, bisa ditemukan pada babi liar.
Beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang terkena brucellosis adalah:
  • Bepergian ke kawasan di mana bakteri Brucella masih banyak ditemukan.
  • Bekerja di tempat pemotongan hewan atau peternakan.
  • Makan dan minum produk susu yang belum dipasteurisasi.
Diagnosis Brucellosis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis brucellosis adalah pengujian sampel darah atau sumsum tulang.

Tujuan dari uji darah atau sumsum tulang adalah memeriksa infeksi dan mengindentifikasi jenis bakteri Brucella yang menyerang tubuh penderita. Sedangkan tindakan pemeriksaan yang umumnya dilakukan dokter untuk mendeteksi komplikasi brucellosis adalah:
  • Kultur cairan serebrospinal.
Dokter akan menguji sampel kecil cairan yang berada di sekeliling otak dan sumsum tulang belakang untuk melihat adanya infeksi.
  • Uji pencitraan.
Dokter akan menjalankan pencitraan Sinar-X, CT Scan, MRI untuk melihat perubahan pada tulang dan sendi, serta mengindentifikasi peradangan pada otak atau jaringan lainnya.
  • Ekokardiografi,.
pengujian ini akan menggunakan gelombang suara untuk membuat citra organ jantung dan memeriksa tanda-tanda infeksi atau kerusakan pada jantung.

Pengobatan Brucellosis
 Tujuan pengobatan brucellosis hanya untuk meredakan gejala, mencegah brucellosis kambuh kembali, serta menghindari komplikasi. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk pengobatan berdurasi minimal enam minggu.
Biasanya dokter akan memberikan dua jenis antibiotik bagi penderita kondisi ini. Jenis-jenis antibiotik yang biasanya digunakan untuk menangani brucellosis adalah:
  • Tetracycline.
  • Streptomycin.
  • Doxycycline.
  • Rifampicin.
  • Gentamicin.
Komplikasi dan Pencegahan Brucellosis
Ada beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita brucellosis, yaitu:
  • Endokarditis (infeksi lapisan dalam dinding jantung), mampu merusak katup jantung dan menyebabkan kematian.
  • Artritis. Infeksi persendian yang ditandai rasa nyeri, kekakuan, dan pembengkakan pada sendi .
  • Infeksi dan peradangan testis, yang menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
  • Infeksi sistem saraf pusat, termasuk meningitis, ensefalitis.
  • Pembengkakan hati.
  • Keguguran dan janin cacat pada ibu hamil.
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Karena tidak efektifnya tindakan pengobatan, maka sangat disarankan tindakan pencegahan yang meliputi :
  • Melakukan kontrol dan eradikasi terhadap hewan reservoir. Ternak yang didiagnosis brucellosis harus segera dipisahkan dipisahkan dan jika ada kejadian abortus, fetus, dan membran fetus harus segera dikirim ke laboratorium untuk diuji. Kemudain tempat didesinfeksi dan semua material terkontaminasi harus dibakar.
  • Mengkonsumsi produk asal hewan yang higienis dan terjamin mutu seperti susu yang dipasteurisasi.
  • Menggunakan perlengkapan kerja sesuai standar keamanan dan bekerja dibawah pengawasan dokter hewan pada kelompok rawan infeksi seperti peternak sapi, pekerja RPH, dan dokter hewan itu sendiri.
  • Vaksinasi kepada kelompok rawan tertular seperti dokter hewan, pekerja kandang, pemerah susu, dan pekerja di RPH.
  • Vaksinasi pada daerah endemis (prevalensi <2%)  serta melakukan pengujian dan pemotongan (test and slaughter) pada daerah dengan prevalensi > 2%. Vaksin menggunakan strain 19 atau strain 45/20. Vaksinasi tidak berlaku untuk sapi betina bunting. Vaksinasi pada sapi betina diatas umur 4 bulan sedangkan vaksinasi tidak dilakukan pada sapi jantan karena dapat menurunkan fertilitas.
  • Pada daerah yang bebas brucellosis (seperti Bali dan Lombok) melakukan lalu lintas pada ternak secara ketat. 



Daftar  Pustaka

  • Noor, Susan Maphilindawati. 2006. BRUCELLOSIS: PENYAKIT ZOONOSIS YANG BELUM BANYAK DIKENAL DI INDONESIA. Balai Penelitian Veteriner Bogor : Bogor.
  •  Seleem,Mohamed N. 2010. Brucellosis: A re-emerging zoonosis. The Institute for Critical Technology and Applied Science, Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg.
  • Setiawan, Endhi D. 1991. BRUCELLOSIS PADA SAPI. Balai Penelitian Veteriner Bogor : Bogor.
  •  Xavier, Mariana N. 2010. Pathogenesis of Brucella spp. Departamento de Clínica e Cirurgia Veterinária, Escola de Veterinária, Universidade Federal de Minas Gerais, 31270-901 Belo Horizonte, MG, Brazil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar