Pengertian
Autisme
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, diperkirakan ada sekitar 2,4 juta orang penyandang autisme di Indonesia pada tahun 2010. Jumlah penduduk Indonesia pada saat itu mencapai 237,5 juta jiwa, berarti ada sekitar satu penyandang autisme pada setiap 100 bayi yang lahir.
Sangatlah penting untuk mewaspadai gejala-gejalanya sedini mungkin, sebab ASD termasuk kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, terdapat berbagai jenis penanganan serta langkah pengobatan intensif yang bisa membantu para penyandang autisme untuk menyesuaikan langkah pengobatan diri dalam kehidupan sehari-hari, serta mencapai potensi mereka secara maksimal.
Gejala
Autisme
Penyebab autisme belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa memicu seseorang untuk mengalami
gangguan ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
·
Jenis kelamin.
Anak
laki-laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami autisme
dibandingkan dengan anak perempuan.
·
Faktor keturunan.
Orang
tua seorang pengidap autisme berisiko kembali memiliki anak dengan kelainan
yang sama.
·
Pajanan selama dalam kandungan.
Contohnya,
pajanan terhadap minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama obat epilepsi
untuk ibu hamil) selama dalam kandungan.
·
Pengaruh gangguan lainnya.
Seperti
sindrom Down, distrofi otot, neurofibromatosis, sindrom Tourette, lumpuh otak (cerebral
palsy) serta sindrom Rett.
·
Kelahiran prematur.
khususnya
bayi yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang.
Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa keterkaitan
antara pemberian vaksin (terutama MMR) dengan autisme tidaklah benar. Justru,
dengan pemberian vaksin, anak Anda akan terhindar dari terinfeksi maupun
menyebarkan kondisi-kondisi yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain.
Diagnosis
Autisme
Autisme umumnya didiagnosis berdasarkan gejala yang ditunjukkan oleh sang anak. Ini dilakukan karena tidak ada langkah pemeriksaan spesifik untuk mendiagnosis autisme secara akurat.
Beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin akan dianjurkan adalah sebagai berikut:
·
Pemeriksaan
kondisi fisik serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Langkah ini berfungsi untuk menghapus kemungkinan
adanya penyakit lain.
·
Pemantauan perkembangan kemampuan anak.
Sang anak biasanya akan diminta untuk mengikuti
sejumlah kegiatan agar kemampuan dan aktivitasnya bisa diamati serta diperiksa
secara khusus. Pemeriksaan terfokus ini meliputi kemampuan bicara, perilaku,
pola pikir anak, dan interaksi dengan orang lain.
Meski
demikian, hasil pemeriksaan tersebut belum tentu bisa mendiagnosis autisme
secara pasti. Jika para spesialis tidak bisa mengkonfirmasi diagnosis autisme
meski pemeriksaan telah selesai, anak anda mungkin dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan ulang saat usianya lebih tua dan gejala autisme makin terlihat.
Pengobatan
Autisme
Autisme termaksut kelainan yang tidak bisa
disembuhkan. Namun banyak layanan bantuan pendidikan serta terapi prilaku
khusus yang dapat meningkatkan kemampuan penyandang autism. Aspek-aspek
penting dalam perkembangan anak yang
seharusnya menjadi focus adalah kemampuan berkomunikasi, berinteraksi,
kognitif, serta akademis.
Penanganan autism bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan para penyandang semaksimal mungkin agar mereka bisa menjalani
kehidupan sehari-hari.
Beberapa langkah penangnan yang umum di anjurkan
adalah:
·
Terapi prilaku dan komunikasi.
Ini
dilakukan agar penyandang autisme lebih mudah beradaptasi. Contoh terapinya
adalah terapi prilaku kongnitif atau Congnitif Behavioural Therapy (CBT).
·
Terapi keluarga.
Walau
tidak bisa menyembuhkan autism, obat-obatanmungkin diberikan untuk
mengendalikan gejala-gejala tertentu. Contoh, antidepresan untuk mengendalikan
gangguan kecemasan, penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI)untuk
menangani depresi, melatonin untuk mengatasi gangguan tidur, atau obat
anti-psikotik untuk menangani prilakuyang agresif dan membahayakan.
·
Terapi psikologi.
Penanganan
ini diajurkan apabila penyandang autism juga mengidap masalah kejiwaan lain
seperti gangguan kecemasan.
Pengajaran
dan Pelatihan Untuk orang Tua Penderita Autisme
Mencari informasi sebanyak mungkin tentang autisme serta penanganannya sangat dianjurkan untuk para orang tua. Anda bisa mencari tahu lebih banyak melalui Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) serta Yayasan Autisma Indonesia.
Membantu anak Anda untuk berkomunikasi juga dapat mengurangi kecemasan dan memperbaiki perilakunya, karena komunikasi adalah hambatan khusus bagi anak-anak dengan autisme. Kiat-kiat yang mungkin bisa berguna meliputi:
·
Menggunakan kata-kata yang sederhana.
·
Selalu menyebut nama anak saat mengajaknya
bicara.
·
Manfaatkan bahasa tubuh untuk memperjelas maksud
Anda.
·
Berbicara dengan pelan dan jelas.
·
Beri waktu pada anak Anda untuk memroses
kata-kata Anda.
·
Jangan berbicara saat di sekeliling Anda
berisik.
Ada sejumlah metode pengobatan alternatif yang
dianggap bisa mengatasi autisme, tapi, keefektifannya sama sekali belum
terbukti dan bahkan berpotensi membahayakan. Metode-metode pengobatan
alternatif yang sebaiknya dihindari tersebut adalah:
·
Pola makan khusus, misalnya makanan
bebas gluten.
·
Terapi khelasi, yaitu pengguanaan
obat-obatan atau zat tertentu untuk menghilangkan zat logam (terutama merkuri)
dari dalam tubuh.
·
Terapi oksigen hiperbarik yang
menggunakan oksigen dalam ruang udara bertekanan tinggi.
·
Terapi neurofeedback, di
mana pasien akan melihat gelombang otaknya melalui monitor dan diajari cara
untuk mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar