Pengertian
Amputasi
Prosedur ini bisa dilakukan secara darurat atau terencana. Amputasi darurat biasanya dibutuhkan saat pasien mengalami kecelakaan yang parah sehingga membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Sementara, amputasi terencana dilakukan setelah dokter dan pasien mempertimbangkan berbagai faktor.
Alasan
Di Balik Anjuran Amputasi
Amputasi umumnya merupakan pilihan terakhir yang
direkomendasikan oleh dokter. Terdapat beberapa pertimbangan khusus dalam
pengambilan keputusan tersebut, yaitu:
·
Munculnya gangren atau jaringan kulit
mati.
·
Infeksi yang parah dan tidak kunjung
membaik meski sudah ditangani. Contohnya, luka pada kaki pengidap diabetes yang
sulit disembuhkan.
·
Ditemukan kanker pada bagian tubuh
tersebut, misalnya pada tulang atau jaringan otot.
·
Rasa sakit tidak tertahankan yang terus
berlangsung dan cacat parah sehingga tidak dapat berfungsi .
·
Cedera berat, misalnya luka bakar yang
parah, luka karena ledakan, atau luka akibat gigitan hewan.
·
Frostbite atau radang dingin.
Diagnosis
Sebelum Amputasi
Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kondisi Anda
untuk menentukan jenis proses amputasi yang akan dijalani. Berikut ini adalah
beberapa metode pemeriksaan yang umumnya dianjurkan:
·
Uji kesehatan secara seksama guna
memeriksa kondisi fisik, fungsi ginjal, kesehatan jantung, fungsi sistem
pernapasan, serta kecukupan gizi.
·
Evaluasi kondisi kejiwaan untuk menilai
apakah pasien bisa mengatasi dampak psikologis dan emosional dari amputasi yang
akan dijalani. Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani
psikoterapi setelah pelaksanaan amputasi.
·
Pemeriksaan kondisi serta fungsi tungkai
yang akan diamputasi, misalnya mengecek denyut nadi dan tingkat sensitivitas
kulit di sekitar bagian yang akan dipotong. Proses ini akan membantu dokter
untuk memastikan seberapa banyak bagian yang harus dipotong atau jaringan yang
harus diangkat, sekaligus mengurangi risiko komplikasi serta amputasi lainnya
yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
Selain kondisi fisik dan kejiwaan pasien, dokter
juga akan menanyakan kondisi rumah, keluarga, serta lingkungan. Faktor-faktor
ini akan berdampak pada kehidupan pasien selama dan setelah masa pemulihan.
Amputasi
dan Prostesis
Jika Anda memutuskan untuk menggunakan prostesis
atau tungkai palsu, dokter akan membantu Anda dalam memilih jenis yang sesuai
dengan kebutuhan Anda. Fator-faktor yang sebaiknya dipertimbangkan adalah:
·
Jenis amputasi yang dijalani.
·
Kondisi kesehatan secara menyeluruh.
·
Kekuatan otot pada tungkai yang tersisa.
·
Fungsi dan bentuk tungkai palsu yang
dibutuhkan oleh pasien. Tungkai palsu dengan fungsi dan bentuk yang tepat untuk
pasien dapat mempercepat proses rehabilitasi.
Operasi
Amputasi
Dalam proses amputasi, dokter akan
memotong bagian tubuh yang membutuhkan amputasi sekaligus mengangkat
jaringan-jaringan yang rusak. Amputasi umumnya dilaksanakan saat pasien berada
di bawah pengaruh obat bius. Jenis anestesi akan ditentukan berdasarkan bagian
tubuh pasien yang membutuhkan amputasi.
Anestesi epidural akan diberikan
jika pasien akan menjalani amputasi pada tungkai bawah (seperti betis atau jari
kaki). Sedangkan prosedur amputasi tungkai atas (misalnya, tangan atau jari
tangan) biasanya akan membutuhkan anestesi umum.
Masa
Pemulihan dan Rehabilitasi Setelah Amputasi
Selama masa pemulihan di rumah
sakit, pasien akan diajari cara merawat luka bekas operasi agar bisa
melakukannya sendiri di rumah. Contohnya, cara membersihkan luka dan mengganti
perban.
Terapi fisik ringan akan dianjurkan
tidak lama setelah operasi amputasi. Pasien kemudian akan berlatih menggunakan
tungkai palsu pada dua minggu setelah operasi.
Durasi kesembuhan luka yang ideal
adalah satu hingga dua bulan. Meski demikian, kehilangan bagian tubuh pasti
membutuhkan adaptasi fisik maupun mental dalam waktu yang cukup lama.
Rehabilitasi merupakan langkah
krusial selama masa pemulihan. Proses ini umumnya meliputi:
·
Terapi untuk melatih kekuatan dan
kendali otot.
·
Terapi okupasi guna kemampuan menjalani
aktivitas sehari-hari.
·
Latihan menggunakan tungkai palsu serta
alat-alat bantu lain agar terbiasa.
Perawatan tungkai yang tersisa juga penting,
terutama menjaga kebersihan kulitnya agar terhindar dari iritasi maupun
infeksi. Berikut ini adalah tanda-tanda infeksi yang sebaiknya diwaspadai.
·
Kulit yang merah dan sensitif.
·
Muncul pembengkakan atau pembengkakan
yang bertambah parah.
·
Keluar cairan atau nanah dari kulit.
Basuhlah tungkai yang tersisa setidaknya satu kali
sehari dengan sabun tanpa kandungan parfum. Oleskan pelembap sebelum tidur atau
sebelum menggunakan tungkai palsu. Membersihkan tungkai palsu yang digunakan
juga termasuk langkah tambahan yang tidak kalah penting agar terhindar dari
iritasi dan infeksi.
Komplikasi
Amputasi
Proses penyembuhan luka juga akan dipantau oleh
dokter untuk mencegah komplikasi. Amputasi yang terencana memiliki risiko
komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan amputasi darurat. Beberapa
jenis komplikasi yang mungkin terjadi, misalnya:
·
Infeksi pada luka.
·
Luka yang butuh waktu lama untuk sembuh.
·
Penggumpalan darah.
·
Komplikasi pada jantung, seperti
serangan jantung.
·
Phantom pain, yaitu nyeri yang terasa pada organ
tubuh yang tidak lagi dimiliki.
·
Gangguan psikologis, seperti depresi,
tidak bisa menerima kenyataan, dan bahkan dorongan bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar