Pengertian
Dislokasi Bahu
Sendi-sendi peluru pada bahu berada dalam mangkok pelindung (soket) yang kecil. Hal ini menjadikan bahu kita dapat digerakkan secara bebas ke segala arah, namun sekaligus juga membuat posisinya menjadi tidak stabil sehingga mudah mengalami dislokasi.
Dislokasi bahu umumnya terjadi pada bagian anterior (depan), di mana sebagian besar kasusnya terjadi pada lansia yang terjatuh dengan posisi lengan menjauhi badan (abduksi). Pada kondisi tersebut, kepala humerus (tulang panjang lengan) tertarik ke depan sehingga keluar dari sendi glenohumeral (sendi antara bahu dan lengan atas). Dislokasi bahu ini juga bisa disertai dengan fraktur pada tulang humerus secara bersamaan.
Selain pada lansia, dislokasi bahu banyak dialami pria usia 20 yang cenderung aktif melakukan kegiatan fisik. Kondisi ini juga sering terjadi pada orang yang (misalnya pada kasus hipermobilitas sendi). .
Untuk menegakkan diagnosis dislokasi bahu, dokter biasanya akan mengawali dengan pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan sinar-X atau rontgen. Hal ini dilakukan untuk melihat dislokasi yang terjadi, kemungkinan patah tulang, atau kerusakan sendi bahu lain.
Selain itu, pemeriksaan juga bertujuan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan. Dislokasi bahu membutuhkan setidaknya 3 hingga 4 bulan untuk benar-benar pulih setelah dilakukan perawatan.
Gejala
Dislokasi Bahu
Tanda dan gejala dislokasi bahu sebagian besar dapat
terlihat secara jelas. Gejala tersebut antara lain:
·
Bahu mengalami perubahan bentuk. Bahu
cenderung terlihat lebih menyerupai kotak, bukan bulat seperti seharusnya.
·
Adanya benjolan atau bagian yang
menonjol pada tulang lengan bagian atas atau pada bawah kulit di depan bahu.
·
Rasa nyeri yang sangat kuat.
·
Sendi tidak bisa digerakkan.
·
Bengkak atau memar.
·
Otot bahu menjadi tegang (spasme). Ini
bisa semakin menambah rasa sakit.
Selain itu, dislokasi bahu juga dapat menyebabkan
area di sekitar titik cedera (misalnya lengan dan leher) menjadi lemah, kebas,
atau kesemutan.
Penyebab
Dislokasi Bahu
Dislokasi pada bahu dapat disebabkan karena:
·
Cedera saat berolahraga (umumnya terjadi
pada olahraga yang dipenuhi dengan kontak fisik, seperti sepak bola dan hoki).
·
Cedera akibat kecelakaan lalu lintas
yang membuat bahu mendapat benturan keras.
·
Jatuh (misalnya jatuh dari tangga).
Pengobatan
Dislokasi Bahu
Pengobatan untuk dislokasi bahu dapat dilakukan
dengan cara :
·
Reduksi tertutup (perbaikan posisi
bahu).
Dokter
akan membantu mengembalikan tulang bahu ke posisi yang seharusnya dengan
gerakan perlahan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat rasa
nyeri dan bengkak yang dialami pasien. Jika terasa sangat nyeri, maka perlu
diberikan sedatif atau obat bius sebelum perbaikan posisi
dilakukan. Reduksi tertutup dapat dilakukan dengan beberapa metode, di
antaranya:
a. Metode
hipokratik. Di sini dokter akan melakukan penarikan (traksi) lengan dengan
sudut 45 derajat, kemudian bahu akan diputar perlahan hingga kembali ke tempat
asalnya.
b. Metode
rotasi eksternal. Di sini lengan ditempelkan pada tubuh dan ditekuk sampai 90
derajat. Lengan kemudian diputar ke arah luar secara perlahan.
c. Teknik
Stimson. Pasien dibaringkan pada posisi telungkup, kemudian lengan pasien
diletakkan bergantung di sisi tempat tidur, lalu beban seberat 2-10 kg
dipasangkan pada siku atau pergelangan tangan. Gravitasi menyebabkan terjadinya
reduksi.
d. Reduksi
cepat. Metode ini dilakukan pada kasus dislokasi bahu anterior tanpa disertai
fraktur. Metode ini dapat meredakan nyeri dengan cepat dan tidak
memerlukan traksi yang kuat. Gerakan awal yang dilakukan adalah dengan sedikit
menjauhkan lengan dari tubuh (abduksi) dan secara bersamaan memutar lengan ke
arah dalam. Bahu kemudian dipasang penyangga (sling) untuk
meminimalkan gerakan.
·
Operasi.
Tindakan
ini mungkin dilakukan jika pasien memiliki sendi bahu atau ligamen yang
lemah . Di sini dokter akan membuat irisan kecil dan memasukkan arthroscope
(selang kecil yang dilengkapi kamera dan lampu).
·
Obat-obatan.
Dokter
akan memberi obat pereda sakit atau pelemas otot agar penderita merasa nyaman
saat bahu masih dalam proses penyembuhan.
·
Penyangga.
Dokter
akan menggunakan penyangga khusus agar bahu tidak bergerak. Lamanya
pemakaian penyangga tergantung dari kondisi bahu pasca dislokasi, biasanya
sekitar biasanya sekitar dua hingga tiga minggu. Namun pemulihan bahu
secara total bisa memakan waktu dua belas hingga enam belas minggu.
·
Rehabilitasi.
Setelah
penyangga bahu dilepaskan, program rehabilitasi dimulai untuk mengembalikan
jangkauan gerakan, kekuatan, dan stabilitas sendi bahu. Jika dislokasi bahu
ringan tanpa kerusakan jaringan atau saraf, pemulihan sendi bahu dapat dicapai
dalam waktu beberapa minggu.
Selain pengobatan dari dokter, beberapa cara dapat
kita lakukan secara mandiri untuk meredakan rasa nyeri dan mempercepat
kesembuhan, di antaranya:
·
Kompres bahu dengan es lalu kompres
hangat.
Kompres
bahu dengan sekantong es untuk meredakan bengkak dan rasa nyeri. Lakukan
kompres es ini selama 15 hingga 20 menit tiap dua jam sekali. Setelah dua
atau tiga hari, kompres bahu dengan air hangat yang dapat melemaskan otot yang
sakit atau tegang. Batasi kompres hangat ini paling lama sekitar 20 menit.
·
Mengonsumsi obat-obatan pereda sakit.
Obat-obatan
seperti asetaminofen, ibuprofen, aspirin, dan, naproxen dapat membantu
meredakan sakit. Ikuti petujuk penggunaan obat dan hentikan pemakaian obat
setelah rasa nyeri berkurang.
·
Istirahatkan bahu.
Jangan
mengulangi aksi yang menyebabkan dislokasi bahu dan hindari gerakan yang
membuat nyeri.
·
Pertahanan jangkauan gerak bahu.
Saat
pemulihan, lakukan latihan gerakan perlahan sesuai anjuran dokter atau terapis
fisik untuk mempertahankan jangkauan gerakan bahu dan melemaskan kembali
sendi yang kaku setelah beberapa lama tidak aktif. Begitu bahu sudah
pulih, tetaplah berlatih untuk menjaga kekuatan serta stabilitas bahu, dan
mencegah dislokasi berulang kembali.
Pencegahan
Dislokasi Bahu
Untuk menghindari dislokasi bahu, ikuti beberapa
cara berikut ini:
·
Berolahraga secara teratur untuk
mempetahankan kekuatan dan fleksibilitas sendi dan otot bahu.
·
Memakai alat pelindung saat melakukan
olahraga yang melibatkan kontak fisik.
·
Berhati-hati dalam bergerak agar tidak
jatuh.
Komplikasi
Dislokasi Bahu
Apabila tidak ditangani dengan baik, dislokasi bahu
dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berat, antara lain:
·
Otot, ligamen, dan tendon yang
menguatkan sendi bahu menjadi robek.
·
Kerusakan pada saraf atau pembuluh darah
di dalam bahu dan sekeliling sendi bahu.
·
Bahu menjadi tidak stabil, terutama
setelah mengalami dislokasi yang parah atau dislokasi yang berulang. Hal ini
membuat bahu rentan mengalami cedera kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar