Pengertian
Batu Empedu
Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu juga bervariasi, misalnya ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih banyak.
Gejala
Batu Empedu
Rasa sakit ini dapat terjadi pada beberapa bagian perut. Di antaranya adalah bagian tengah perut atau di atas, kanan perut. Rasa sakit ini juga bisa menyebar ke sisi tubuh atau tulang belikat. Gejala sakit perut ini juga bervariasi, misalnya:
·
Dapat muncul kapan saja.
·
Dapat berlangsung selama beberapa menit sampai
berjam-jam.
·
Tidak akan berkurang meski sudah ke toilet,
kentut, atau muntah.
·
Frekuensi kemunculannya jarang tapi bisa dipicu
oleh makanan dengan kadar lemak yang tinggi.
·
Sakit perut yang terus-menerus atau selalu
kembali.
·
Demam tinggi.
·
Sakit kuning.
·
Detak jantung yang cepat.
·
Gatal-gatal pada kulit.
·
Kehilangan nafsu makan.
·
Mual dan muntah.
Penyebab Batu Empedu
Penyebab utama munculnya batu empedu diduga akibat adanya ketidakseimbangan antara kolesterol dan senyawa kimia dalam cairan empedu. Serpihan kristal yang terbentuk akan berkembang menjadi batu dan biasanya dalam waktu bertahun-tahun.
Penimbunan senyawa kimia yang umumnya terdapat dalam kantong empedu saat batu tersebut terbentuk adalah kolesterol dan bilirubin (limbah dari penghancuran sel darah merah). Hampir 80 persen batu empedu berbahan dasar kolesterol dan sekitar 20 persen berbahan dasar bilirubin. Bilirubin adalah suatu pigmen yang ditemukan dalam cairan empedu.
Ukuran batu empedu yang terbentuk juga bermacam-macam. Ada yang sekecil butir pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Begitu juga dengan jumlahnya. Ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih.
Kemungkinan munculnya batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Secara spesifik, wanita berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. Terutama wanita yang pernah hamil, mengonsumsi pil KB, atau menjalani terapi hormon berdosis tinggi.
Berikut ini adalah faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko untuk mengidap batu empedu:
·
Berusia di atas 40 tahun.
·
Sedang hamil.
·
Memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang
sama.
·
Sering mengonsumsi makanan berlemak atau
berkolestrol tinggi.
·
Kekurangan serat dalam pola makan.
·
Penderita diabetes.
·
Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
·
Penderita sirosis.
·
Penderita gangguan pencernaan, misalnya penyakit
crohn dan sindrom iritasi usus.
·
Orang yang menggunakan ceftraxone, yaitu
antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati pneumonia, meningitis,dan
gonore.
·
Orang yang mengalami penurunan berat badan
secara drastis.
Jika merasakan gejala-gejala yang mengindikasikan terjadinya komplikasi, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Sebagai langkah awal, Anda akan menjalani pemeriksaan fisik.
Kantong empedu berada di bagian kanan atas perut. Pasien akan diminta menarik napas, kemudian dokter akan menekan bagian kanan atas perut. Jika terasa sakit, kemungkinan terdapat peradangan pada kantong empedu.
Jika terbukti demikian, tes lanjutan akan dianjurkan dokter untuk memastikan tingkat keparahan peradangannya.
·
Tesdarah.
Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa apakah
terjadi infeksi atau untuk memeriksa fungsi hati pasien. Fungsi hati akan
terganggu jika ada batu empedu yang berpindah ke saluran empedu.
·
USG.
Jenis USG yang akan Anda jalani sama dengan tes
USG untuk memeriksa kehamilan. Tetapi USG akan diarahkan ke bagian perut atas.
·
CT scan.
Jika pasien mengalami sakit perut hebat, jenis
pemindaian ini sering digunakan sebagai pemeriksaan darurat dalam proses
diagnosis. CT scan juga digunakan untuk memeriksa apakah terjadi
komplikasi akibat batu empedu, misalnya pancreatitis akut.
·
MRI scan.
Proses pemindaian yang mendetail ini dilakukan
untuk memeriksa keberadaan batu empedu di dalam saluran pencernaan.
·
Kolangiografi.
Kolangiografi dilakukan untuk memeriksa keberadaan
batu di dalam saluran pencernaan termasuk saluran empedu. Pemeriksaan dengan
kolangiografi menggunakan sejenis tinta yang disuntikkan ke dalam aliran darah
pasien.
Dengan
tinta ini, saluran pencernaan dapat dipelajari setelah gambar X-ray diambil.
Jika saluran empedu berfungsi dengan baik, tinta yang terserap akan berhasil
mengalir ke dalam hati, saluran empedu, usus, dan kantong empedu.
Pengobatan
Batu Empedu
Dampak dan perkembangan batu empedu berbeda-beda
pada tiap orang. Oleh karena itu, ada yang merasakan gejala dan ada yang tidak.
Langkah pengobatan akan disesuaikan kepada seberapa besar pengaruhnya terhadap
Anda.
·
Batu empedu tahap awal.
Peningkatan kewaspadaan dan
pemantauan secara teratur sering menjadi rekomendasi utama dalam menangani
kondisi ini. Jika batu empedu tidak menyebabkan gejala apapun dalam kehidupan
Anda, dokter biasanya tidak menganjurkan intervensi medis.
Tetapi jika Anda memiliki penyakit lain yang dapat
mempertinggi kemungkinan komplikasi, Anda akan dianjurkan untuk menjalani
pengobatan. Jenis penyakit yang meningkatkan risiko komplikasi batu empedu
adalah sirosis, diabetes, atau hipertensi portal (tekanan darah tinggi yang
terjadi pada hati).
Jika Anda memiliki batu empedu, sekaligus tingkat kalsium yang
tinggi di dalam kantong empedunya, langkah pengobatan akan dianjurkan. Hal ini
karena kombinasi batu empedu dan kalsium yang tinggi dapat menyebabkan kanker
kantong empedu jika dibiarkan.
·
Batu empedu tahap lanjut.
Gejala
utama perkembangan penyakit ini adalah munculnya sakit perut atau kolik bilier.
Jenis pengobatannya juga tergantung pada tingkat keparahan gejala:
a. Jika
Anda mengalami sakit perut ringan dan jarang muncul, dokter mungkin akan
menganjurkan konsumsi obat pereda sakit (analgesik) dan pola makan sehat untuk mengendalikan
gejala.
b. Jika
Anda mengalami sakit perut yang hebat dan sering muncul, dokter biasanya akan
menganjurkan prosedur pengangkatan kantong empedu.
·
Langkah operasi untuk menangani batu
empedu.
Jika
gejala yang Anda alami sangat parah, kantong empedu mungkin harus diangkat
melalui operasi. Tetapi Anda tidak perlu takut karena kantong empedu tidak
termasuk organ penting yang Anda harus miliki untuk bertahan hidup.
a. Kolesistektomi
laparoskopik
Operasi
pengangkatan kantong empedu yang paling umum direkomendasikan melalui operasi
‘lubang kunci’ atau kolesistektomi laparoskopik. Operasi ini disebut operasi
‘lubang kunci’ karena ukuran sayatan yang dibuat sangat kecil, sekitar 1 cm.
Operasi
ini dilakukan dengan penerapan bius total, jadi Anda akan tertidur selama
prosedur berlangsung sehingga tidak akan merasa sakit. Masa pemulihan yang
dibutuhkan pasien biasanya sekitar 1-2 minggu.
b. Kolesistektomi
dengan sayatan terbuka.
Operasi
ini akan dipilih jika batu empedu tidak dapat dikeluarkan dengan operasi
‘lubang kunci’ atau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani
kolesistektomi laparoskopik. Misalnya karena:
1. Letak
kantong empedu pasien sulit dijangkau.
2. Pasien
berberat badan tinggi.
3. Pasien
berada pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
Setelah
menjalani kolesistektomi dengan sayatan terbuka, pasien perlu menginap di rumah
sakit selama 5-6 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh total juga lebih lama
dibandingkan dengan operasi ‘lubang kunci’, yaitu sekitar 1,5 bulan. Tetapi
tingkat keefektifan operasi ini sama dengan operasi kolesistektomi
laparoskopik.
·
Kolangiopankreatografi retrograd
endoskopik (endoscopic retrograde cholangiopancreatography/ERCP).
Penyumbatan
akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur
kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (endoscopic retrograde
cholangiopancreatography/ERCP). Proses ini dapat dilakukan tanpa mengangkat
kantong empedu. Ini berarti walau penyumbatan telah ditangani, batu-batu di
dalam kantong empedu akan tetap ada.
ERCP
biasanya dilakukan dengan penerapan bius lokal dan memakan waktu sekitar 30-40
menit. Setelah menjalani prosedur ini, pasien umumnya harus menginap satu malam
di rumah sakit untuk pemantauan kondisi.
·
Asam ursodeoksikolat.
Batu
empedu berukuran kecil yang tidak mengandung kalsium dapat ditangani dengan
asam ursodeoksikolat. Obat ini mampu melarutkan batu empedu. Tetapi obat ini
jarang direkomendasikan untuk menangani batu empedu karena:
a. Tingkat
keefektifannya yang rendah.
b. Pasien
harus meminumnya untuk waktu lama (terkadang lebih dari satu tahun).
c. Batu
empedu dapat kembali muncul jika konsumsi dihentikan.
Asam ursodeoksikolat juga tidak dianjurkan bagi
wanita hamil atau menyusui. Obat ini juga dapat mempengaruhi keefektifan pil
KB. Karena itu, wanita pengguna pil KB dianjurkan menggantinya dengan alat
pengaman seperti kondom jika mengonsumsi obat ini.
Selain sebagai pengobatan, asam ursodeoksikolat
juga dianjurkan untuk mencegah terbentuknya batu empedu bagi mereka yang
berisiko tinggi.
·
Pengaruh dari pola makan
Mengubah
pola makan dengan hanya mengonsumsi makanan rendah lemak tidak dapat
menyembuhkan batu empedu, melainkan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang
dapat membantu kita untuk menjaga kesehatan serta mengurangi rasa sakit akibat
batu empedu.
Komplikasi
Batu Empedu
Batu empedu dapat menyebabkan penyumbatan pada
saluran empedu atau pindah ke dalam sistem pencernaan. Inilah yang biasanya
menyebabkan komplikasi serius.
·
Radang kantong empedu akut.
Kolesistitis atau radang kantong empedu akut
terjadi saat cairan empedu menumpuk dalam kantong empedu karena ada batu empedu
yang menyumbat saluran keluarnya cairan itu.
Gejala-gejala pada kolesistitis akut di antaranya
adalah sakit di perut bagian atas yang menjalar ke tulang belikat, demam tinggi,
serta detak jantung yang cepat.
Antibiotik umumnya digunakan sebagai penanganan
pertama untuk mengatasi infeksi sebelum operasi pengangkatan kantong empedu
dilakukan. Prosedur yang digunakan biasanya adalah operasi ‘lubang kunci’.
·
Abses kantong empedu.
Nanah
terkadang dapat muncul dalam kantong empedu akibat infeksi yang parah. Jika ini
terjadi, penanganan dengan antibiotik saja tidak cukup dan nanah akan perlu
disedot.
·
Peritonitis.
Peritonitis
adalah inflamasi pada lapisan perut sebelah dalam yang dikenal sebagai
peritoneum. Komplikasi ini terjadi akibat pecahnya kantong empedu yang
mengalami peradangan parah. Penanganannya meliputi:
a. Infus
antibiotik.
b. Operasi
untuk mengangkat bagian peritoneum yang mengalami kerusakan parah.
·
Penyumbatan saluran empedu.
Tersumbatnya
saluran empedu oleh batu membuat saluran ini menjadi rentan terserang bakteri
penyebab infeksi. Komplikasi ini umumnya dapat ditangani dengan antibiotik dan
prosedur kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP). Gejala pada infeksi
ini adalah sakit di perut bagian atas yang menjalar ke tulang belikat, sakit
kuning, demam tinggi, dan linglung.
·
Pankreatitis akut.
Pankreatitis akut juga merupakan salah satu
komplikasi yang dapat terjadi jika batu empedu keluar dan menyumbat saluran
pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkan sakit yang hebat pada bagian
tengah perut. Rasa sakit ini akan bertambah parah dan menjalar ke punggung,
terutama setelah makan.
Selain sakit perut, pankreatitis akut juga dapat
menyebabkan gejala lain. Di antaranya adalah diare, kehilangan nafsu makan,
muntah, demam tinggi, dan sakit kuning.
Posisi bungkuk atau meringkuk mungkin dapat
membantu meringankan sakit perut akibat pankreatitis akut. Komplikasi ini tidak
dapat disembuhkan dengan pengobatan medis khusus. Tujuan penanganan hanya untuk
menopang fungsi tubuh sampai peradangan mereda dengan sendirinya. Perawatan di
rumah sakit umumnya berlangsung sekitar satu minggu sebelum pasien diizinkan
pulang.
·
Kanker kantung empedu.
Penderita
batu empedu memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker kantong empedu.
Walau demikian, kemungkinan terjadinya sangat jarang, bahkan bagi orang yang
berisiko tinggi karena faktor keturunan sekali pun. Operasi pengangkatan
kantong empedu akan dianjurkan untuk mencegah kanker. Terutama jika Anda
mempunyai tingkat kalsium yang tinggi di dalam
kantong empedu. Gejala kanker ini hampir sama dengan penyakit batu empedu yang
meliputi sakit perut, demam tinggi, serta sakit kuning.
Pencegahan
Batu Empedu
Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Karena itu, kita sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolestrerol tinggi. Contohnya:
·
Makanan bersantan seperti rendang, kolak, serta
ketupat sayur.
·
Makanan berminyak seperti gorengan.
·
Makanan yang terbuat dari kacang-kacangan seperti
sambal kacang atau kuah sate.
·
Kue dan camilan keripik.
Terlalu banyak mengonsumsi minuman
keras juga dapat mempertinggi risiko Anda, jadi sebaiknya jangan berlebihan.
Batas konsumsi per hari yang direkomendasikan adalah 2-2,5 kaleng bir untuk
pria dan maksimal 2 kaleng bir untuk wanita. Sekaleng bir biasanya berkadar
alkohol sebanyak 4,7 persen.
Kelebihan berat badan atau obesitas
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi batu
empedu. Karena itu, menjaga berat badan yang sehat sangatlah penting.
Anda disarankan untuk menghindari
diet ketat yang menuntut untuk mengonsumsi makanan rendah kalori dan lemak
saja. Penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat juga dapat
mempertinggi risiko terbentuknya batu empedu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar