Pengertian
Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik adalah salah satu jenis penyakit
kulit, yaitu tumbuhnya benjolan seperti kutil pada permukaan kulit. Benjolan
ini merupakan tumor jinak yang paling sering dialami oleh lansia.
Benjolan-benjolan keratosis seboroik bisa tumbuh di
mana saja, kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, atau membran mukosa
(lapisan seperti di dalam mulut atau hidung). Bagian tubuh yang sering menjadi
lokasi kemunculan benjolan ini adalah wajah, dada, bahu, serta punggung.
Ciri-ciri benjolan ini umumnya berupa:
·
Berjumlah lebih dari satu, yang
penampakannya bisa satu-satu atau berkelompok.
·
Berbentuk bulat atau lonjong, umumnya
memiliki permukaan seperti lilin.
·
Berwarna cokelat muda, cokelat tua, atau
hitam.
·
Ukuran bisa sangat kecil, biasanya
berdiameter kurang dari 2,5 cm, tapi ada pula yang lebih dari ukuran tersebut.
·
Memiliki permukaan yang licin,rata atau
benjolan bersisik.
·
Jarang terasa sakit, tapi terkadang bisa
gatal atau mengalami iritasi dan berdarah akibat gesekan dengan pakaian.
Penyakit kulit ini sangat jarang berkembang menjadi
kanker. Tetapi jika terasa mengganggu (misalnya karena mengalami iritasi atau
gatal), periksakanlah diri Anda ke dokter agar dapat ditangani dengan seksama.
Anda juga dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter apabila:
·
Benjolan mengalami iritasi atau
berdarah.
·
Banyak benjolan yang muncul dalam
waktu singkat (dalam hitungan minggu atau bulan). Pada kondisi normal, gangguan
kulit ini bertambah sebanyak 1-2 benjolan dalam suatu waktu dan kemudian
bertambah seperti tersebut untuk tahun-tahun mendatang.
·
Munculnya perubahan pada kulit, misalnya
luka atau benjolan berdarah yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini bisa
mengindikasikan kanker kulit.
Penyebab
dan Faktor Resiko Keratosis Seboroik
Sama seperti tumor-tumor lain, penyebab di balik
pertumbuhan abnormal pada sel-sel kulit keratosis seboroik juga belum diketahui
secara pasti. Para pakar menduga ada beberapa faktor yang mungkin bisa memicu
kondisi ini. Di antaranya adalah:
·
Usia.
Gangguan
kulit ini umumnya mulai terjadi pada dewasa di atas 40 tahun dan jumlahnya akan
bertambah seiring usia.
·
Paparan Sinar Matahari.
Hipotesa
yang mengatakan keratosis seboroik umumnya muncul pada bagian kulit yang sering
terpapar sinar matahari, pada kenyataannya kondisi ini juga terdapat pada orang
yang tidak terpapar sinar matahari tersebut. Hal ini terjadi seiring dengan
ditemukannya mutasi sel tubuh.
·
Riwayat keluarga.
Seseorang
kemungkinan mendapatkan penyakit ini bila ada riwayat keluarga pendahulunya
yang mengalaminya.
·
Warna kulit.
Orang
berkulit putih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit ini.
Diagnosis
dan Pengobatan Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik umumnya
terdeteksi melalui bentuknya yang unik. Jika dibutuhkan, jenis pemeriksaan lain
yang akan dijalani oleh pasien adalah biopsi untuk mengambil sampel jaringan
kulit pada benjolan.
Penyakit ini jarang membutuhkan
penanganan apa pun. Kecuali apabila Anda merasa penampilan Anda terganggu atau
benjolannya mengalami iritasi.
Terdapat beragam prosedur yang bisa
digunakan untuk mengangkat benjolan sehingga kulit kembali mulus. Contohnya
meliputi teknik pembekuan, prosedur kerok, metode pembakaran benjolan dengan
listrik, serta prosedur ablasi yang menggunakan sinar laser.
Seusai penanganan pun, pasien
disarankan untuk terus memantau kondisi kesehatan ke dokter. Kemunculan tumor
jinak memang tidak selalu mengindikasikan akan tumbuh tumor ganas. Namun,
kewaspadaan tetaplah dibutuhkan agar pendeteksian bisa dilakukan sedini
mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar