Sabtu, 04 Februari 2017

ASTIGMATISME



Pengertian Astigmatisme

Astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan cacat pada kelengkungan lensa atau kornea yang berakibat pandangan terdistorsi atau kabur. Astigmatisme umumnya muncul saat lahir, namun bisa juga disebabkan oleh cedera yang dialami oleh mata di kemudian hari atau sebagai komplikasi dari operasi mata.

Penyakit yang menyebabkan berkurangnya ketajaman penglihatan dalam berbagai jangkauan jarak ini dapat dialami juga oleh seseorang yang menderita rabun jauh (miopia) maupun rabun dekat (hipermetropi). Jika dibiarkan, astigmatisme dapat menimbulkan sakit kepala dan mata lelah, terutama ketika setelah menggunakan mata dalam waktu yang lama.

Penyebab Astigmatisme

Astigmatisme disebabkan karena lensa atau kornea yang tidak mulus mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata, menjadi tidak fokus ketika diteruskan ke retina. Oleh karena itu, pandangan yang dihasilkan menjadi buram.

Berdasarkan letak kerusakannya, astigmatisme dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Astigmatisme yang disebabkan oleh cacat pada kornea mata disebut astigmatisme korneal, sementara yang disebabkan oleh cacat pada lensa mata disebut astigmatisme lentikular.

Sedangkan berdasarkan jenis kerusakannya, terdapat dua jenis astigmatisme, yaitu regular dan irregular. Astigmatisme regular adalah ketika satu sisi kornea mata lebih melengkung dari sisi lainnya. Kondisi ini merupakan kondisi yang paling umum ditemui dan bisa diobati dengan menggunakan bantuan kaca mata atau lensa mata. Astigmatisme irregular adalah ketika kornea mata tidak rata tidak hanya di satu sisi, tetapi di seluruh permukaan kornea. Kondisi ini umumnya dipicu oleh cedera yang meninggalkan luka pada kornea. Kondisi ini bisa diobati dengan menggunakan bantuan contact lens, tapi tidak dengan kaca mata.

Kasus astigmatisme umumnya muncul sejak lahir, walau penyebab pasti kenapa kondisi ini muncul masih belum diketahui. Terdapat asumsi bahwa astigmatisme bersifat keturunan di dalam keluarga.

Kondisi ini juga lebih banyak ditemukan pada bayi dengan berat badan rendah atau lahir prematur.
Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan astigmatisme: 

·         Komplikasi akibat operasi mata.

·         Cedera pada kornea akibat infeksi.

·         Kondisi pada kelopak mata yang mengganggu struktur kornea. Misalnya terdapat benjolan pada kelopak mata yang menekan kornea

·         Keratoconus dan keratoglobus, kondisi di mana kornea dapat berubah bentuk, baik mengggembung atau menipis.

·         Kondisi mata lainnya yang mempengaruhi kornea atau lensa.

Penyakit rabun (hipermetropi/hiperopia) atau rabun jauh (miopia) dapat menyertai astigmatisme.

Gejala Astigmatisme

Astigmatisme menyebabkan gangguan penglihatan yang dapat berdampak kepada aktivitas sehari-hari penderita. Beberapa gejala dari kondisi ini, yaitu:

·         Pandangan yang samar atau tidak focus.

·         Pusing.

·         Mata lelah.

·         Sensitif terhadap sorotan cahaya (fotofobia).

·         Kesulitan membedakan warna-warna yang letaknya bersebelahan.

·         Kesulitan melihat gambar secara utuh, misalnya garis lurus yang tampak miring.

Pada kasus astigmatisme yang parah, penderita dapat mengalami penglihatan ganda.

Diagnosis Astigmatisme

Astigmatisme umumnya bisa terdeteksi setelah melalui pemeriksaan mata rutin. Mengingat astigmatisme dapat muncul ketika lahir, memeriksakan mata secara rutin juga penting dilakukan khususnya pada bayi yang baru lahir dan anak-anak. Ditambah lagi, anak-anak mungkin tidak menyadari bahwa terdapat gangguan pada daya penglihatan mereka.

Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk memastikan gejala dan memastikan diagnosis astigmatisme, antara lain tes keratometer dan tes ketajaman visual. Tes ketajaman visual dilakukan untuk menguji ketajaman penglihatan terhadap suatu objek dari jarak tertentu dengan cara membaca suatu papan deretan huruf yang dikenal dengan nama Snellen chart. Tes keratometer dilakukan untuk mengetahui kondisi cacat pada kornea dengan melihat seberapa fokus cahaya yang diteruskan oleh kornea ke retina.

Tes lain juga dapat dilakukan untuk mengukur fokus cahaya pada mata. Dokter akan meletakkan beberapa jenis lensa bergantian di depan mata dengan bantuan alat bernama phoropter. Alat bernama retinoskop juga mungin digunakan untuk menyorot cahaya ke dalam mata pasien. Dengan begitu, si pemeriksa dapat menilai derajat ketajaman penglihatan pasien, termasuk kemampuan mata memfokuskan cahaya.

Orang dewasa sehat berusia di atas 40 tahun dan seseorang yang memiliki risiko terkena penyakit mata, seperti penderita diabetes, juga patut melakukan pemeriksaan mata rutin. Konsultasikan bersama dokter mengenai waktu pemeriksaan mata yang harus dilakukan oleh bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. 

Pengobatan Astigmatisme

Pada sebagian besar kasus, astigmatisme yang diderita tergolong sangat ringan sehingga tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Pengobatan astigmatisme bertujuan memperbaiki kualitas penglihatan penderita  dengan penggunaan kaca mata, lensa mata, atau melalui prosedur bedah mata yang menggunakan sinar laser. Pengobatan astigmatisme diberikan berdasarkan jenisnya, yaitu regular atau irregular.

Penggunaan lensa korektif dapat membantu memfokuskan cahaya yang menerpa kornea mata penderita astigmatisme yang memiliki lengkungan atau permukaan tidak rata. Dengan demikian, cahaya yang masuk ke dalam mata dapat jatuh tepat di retina. Pasien dapat menggunakan lensa korektif dalam bentuk kaca mata atau lensa mata sesuai dengan kenyamanan pada mata dan rekomendasi yang diberikan oleh dokter mata.

Pengobatan astigmatisme yang menggunakan bantuan sinar laser bertujuan memperbaiki jaringan pada kornea mata yang tidak melengkung seperti seharusnya. Jaringan sel terluar yang ada pada permukaan kornea akan diangkat terlebih dulu sebelum sinar laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea dan memulihkan kemampuan mata memfokuskan cahaya. Prosedur ini umumnya membutuhkan waktu paling lama setengah jam. Selanjutnya kornea dijaga untuk dipulihkan kondisinya. Beberapa jenis prosedur operasi yang menggunakan bantuan laser untuk pengobatan astigmatisme, yaitu LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis), LASEK (laser sub-epithelial keratomileusis), dan fotorefraktif keraktektomi (PRK).

Konsultasikan jenis pengobatan astigmatisme yang ada dengan dokter Anda sebelum menentukan pengobatan yang sesuai dengan jenis astigmatisme yang dimiliki. Pelajari juga pro dan kontra dari tiap prosedur penanganan yang tersedia. 

Komplikasi Astigmatisme

Astigmatisme yang dialami oleh satu mata sejak lahir dapat menyebabkan “mata malas” (lazy eye) atau yang disebut ambliopia. Hal ini terjadi karena otak sudah terbiasa mengabaikan sinyal yang dikirimkan oleh mata tersebut. Ambliopia dapat diobati jika didiagnosa dan diterapi sejak awal sebelum jalur penglihatan di otak berkembang sepenuhnya. Dengan demikian anak akan terhindar dari kondisi lazy eye.

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar