Pengertian
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin adalah kanker pada sistem kelenjar getah
bening tubuh, yaitu sistem yang terdiri dari jaringan pembuluh dan kelenjar
yang tersebar di seluruh tubuh.
Getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sistem getah bening (limfoma) turut membantu sistem kekebalan tubuh dengan
melawan infeksi dan membantu proses
pembuangan ‘limbah’ ke luar dari
tubuh. Kanker ini dikenal juga dengan sebutan penyakit Hodgkin dan termasuk
jenis kanker yang tidak umum dibandingkan jenis-jenis kanker lain, termasuk
jika dibandingkan dengan jenis kanker pada sistem limfa (limfoma non-Hodgkin)
yang jauh lebih sering terjadi.
Penyebab
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin disebabkan oleh sel kanker yang berkembang
pada sistem limfa. Sel kanker sendiri berawal dari pertumbuhan sel-sel yang
tidak normal yang bermutasi dan berkembang tak terkendali. Penyebab mutasi sel
kanker belum diketahui hingga saat ini dan dapat menyebar (metastase) ke organ
tubuh lain.
Pada kasus limfoma Hodgkin, sel-sel limfosit tipe B (sel
darah putih yang bertugas melawan infeksi) yang ada di dalam sistem limfa
berlipat ganda secara tidak biasa dan bermutasi menjadi sel kanker. Sel ini
terus bertambah banyak hingga membunuh sel-sel yang sehat. Saat inilah tubuh
mulai rentan terhadap penyakit, menyebabkan munculnya gejala.
Limfoma Hodgkin lebih banyak ditemui pada pria yang berusia
20 atau 70 tahun dibandingkan wanita. Beberapa faktor risiko limfoma Hodgkin
lainnya, yaitu:
·
Menderita penyakit yang memengaruhi sistem
kekebalan tubuh, seperti HIV.
·
Pernah terpapar kondisi demam kelenjar yang
disebabkan oleh virus Epstein-Barr.
·
Pernah mengidap limfoma non-Hodgkin sebagai
akibat dari perawatan yang menggunakan radioterapi atau kemoterapi.
·
Pernah melalui perawatan yang berdampak kepada
melemahnya sistem kekebalan tubuh, misalnya pengobatan untuk menekan sistem
kekebalan tubuh setelah prosedur transplantasi organ.
·
Menderita obesitas.
·
Memiliki anggota keluarga yang menderita limfoma
Hodgkin.
Gejala
Limfoma Hodgkin
Gejala yang paling umum ditemui pada kasus limfoma Hodgkin
adalah muncul benjolan pada kelenjar getah bening yang terdapat di leher,
ketiak, dan pangkal paha. Benjolan ini biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
Gejala lainnya, termasuk:
·
Demam atau meriang.
·
Berkeringat di malam hari.
·
Terus-menerus merasa lelah.
·
Kehilangan nafsu makan.
·
Berkurangnya berat badan tanpa penyebab yang
jelas hingga sebesar 10 persen dari berat badan.
·
Gatal-gatal.
·
Batuk yang berkepanjangan.
·
Pembesaran limpa, hati, atau mengalami keduanya.
·
Sakit di bagian belakang tubuh, umumnya di
punggung bagian bawah.
Diagnosis
Limfoma Hodgkin
Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk
mendapatkan diagnosis limfoma Hodgkin adalah:
·
Pemeriksaan fisik. Kelenjar getah bening di
leher, ketiak dan daerah selangkangan akan diperiksa apakah mengalami
pembesaran atau tidak. Hal yang sama juga dilakukan untuk organ hati dan limpa.
·
Tes pencitraan tubuh, seperti X-ray, CT scan,
MRI scan, dan PET scan.
·
Tes darah.
·
Biopsi, untuk mengambil sebagian atau
keseluruhan kelenjar getah bening yang terinfeksi melalui sebuah jarum,
kemudian diperiksa di laboratorium. Prosedur ini bisa dilakukan dengan bantuan
bius lokal saja.
·
Biopsi untuk mengambil cairan dari sumsum tulang
guna mendeteksi tanda-tanda kanker.
Setelah proses pemeriksaan selesai, dokter akan menentukan
pada stadium apa pasien berada disertai rangkaian perawatan sesuai dengan
kondisi pasien. Stadium 1-4 menunjukkan seberapa jauh penyebaran sel kanker,
sementara tambahan huruf A dan B diberikan untuk membedakan apakah penderita
memiliki gejala limfoma Hodgkin atau tidak. A untuk tidak memiliki gejala, B
menandakan adanya gejala seperti demam yang menetap, keringat malam atau berat
badan menurun tanpa sebab yang jelas. Berikut penjabarannya:
·
Stadium 1.
Kanker berada hanya di satu kelenjar getah bening atau pada satu bagian
tubuh saja, misalnya pada leher saja atau area lain di atas/bawah diafragma.
·
Stadium 2.
Kanker telah menyerang dua kelenjar getah bening atau menyebar pada kelenjar
getah bening terdekat, namun masih pada bagian tubuh yang sama, di atas/bawah
diafragma.
·
Stadium 3.
Berarti kanker telah menyerang jaringan di sekitarnya atau organ lain,
misalnya limpa. Pada kondisi ini, kanker juga telah menyebar dari lokasi kemunculan
pertama kemudian ke kumpulan kelenjar di atas dan bawah dari diafragma.
·
Stadium 4.
Disebut
juga dengan stadium akhir, yaitu ketika kanker telah menyebar ke beberapa
jaringan atau organ tubuh lainnya. Kanker dapat menyebar ke paru-paru, tulang,
hati, limpa, kulit, dan tulang sumsum.
Pengobatan
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin memiliki tingkat penyembuhan total yang
besar jika terdeteksi dan diobati lebih dini. Pengobatan limfoma Hodgkin
ditentukan berdasarkan stadium kanker dan kesehatan pasien untuk menghancurkan
sebanyak mungkin sel kanker dan menyembuhkan penyakit. Beberapa langkah
pengobatan yang dilakukan untuk mengobati limfoma Hodgkin, antara lain:
·
Kemoterapi.
Obat-obatan ini digunakan untuk membunuh sel limfa yang yang telah
berubah menjadi sel kanker. Obat kemoterapi tersedia dalam bentuk pil dan
cairan yang disuntikkan ke pembuluh darah. Pada stadium lanjut, obat kemoterapi
bisa digunakan tanpa digabung dengan metode pengobatan lain. Beberapa efek
samping dari obat kemoterapi adalah muncul rasa mual dan rambut rontok.
Pada beberapa kasus limfoma Hodgkin, kemoterapi dapat dikombinasikan
dengan terapi radiasi, baik untuk mengobati kanker pada stadium awal maupun
stadium lanjut. Meski begitu, metode radiasi kemoterapi kerap digabungkan
dengan pil kemoterapi karena obat oral umumnya dapat menjangkau seluruh bagian
tubuh.
·
Obat-obatan steroid.
Obat-obatan ini umumnya digunakan bersamaan dengan obat kemoterapi untuk
mengobati limfoma Hodgkin yang lebih serius atau ketika terapi awal tidak
membuahkan hasil. Obat steroid akan disuntikkan ke pembuluh darah bersamaan
dengan pemberian obat kemoterapi. Pada umumnya, ketika proses pengobatan
selesai akan muncul efek samping berupa gangguan tidur, meningkatnya nafsu
makan yang dapat memicu penambahan berat badan, gangguan pencernaan, dan
gelisah.
·
Kombinasi kemoterapi dengan obat lain.
Rituximab adalah obat yang digunakan sebagai terapi biologi yang
berfungsi sebagai antibodi monoklonal terhadap sel kanker. Obat ini akan
menempel pada permukaan sel kanker sehingga akhirnya memicu sistem kekebalan
tubuh untuk membunuh sel kanker tersebut. Rituximab disuntikkan ke pembuluh
darah selama beberapa jam dari keseluruhan durasi terapi yang berlangsung.
Beberapa efek samping rituximab yang bisa muncul adalah mual, diare, kelelahan,
dan gejala-gejala yang menyerupai flu (pusing dan nyeri otot). Pasien dapat
diberikan obat tambahan untuk mengurangi efek samping dari obat ini.
Pengobatan kombinasi seperti ini tidak diperuntukkan semua jenis limfoma
hodgkin, melainkan hanya untuk menangani limfoma hodgkin limfosit predominan
yang sebenarnya lebih jarang terjadi.
·
Radiasi.
Terapi ini menggunakan X-ray bertenaga tinggi untuk membunuh sel kanker.
Energi yang dipancarkan X-ray akan dipaparkan pada area kanker, misalnya pada
kelenjar getah bening atau area penyebaran sel kanker di sekitarnya. Durasi
terapi akan bergantung pada stadium kanker sehingga dapat memengaruhi kondisi
pasien.
Beberapa efek samping dari terapi ini adalah mengalami rambut rontok,
muncul warna kemerahan pada kulit yang terpapar radiasi, dan merasa sangat
lelah.
·
Transplantasi stem
cell.
Prosedur
ini dilakukan untuk mengangkat cairan sumsum tulang yang terkena kanker dan
menggantinya dengan yang sehat. Prosedur transplanstasi umumnya dipilih jika
limfoma Hodgkin menyerang kembali. Prosedur dilakukan dengan bantuan obat
kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sel kanker sebelum batang sel yang
sehat disuntikkan kembali ke dalam tubuh.
Pengobatan kanker akan memerlukan pemeriksaan kesehatan
lanjutan untuk memantau perkembangan kesehatan dan tanda-tanda dari kanker yang
menyerang kembali.
Pemeriksaan juga berguna untuk mengobati efek samping atau
komplikasi pengobatan yang pada kasus terburuk berisiko menjadi kanker jenis
lain. Rentang pemeriksaan kesehatan dimulai dari beberapa minggu sekali hingga
beberapa bulan. Seiring waktu, frekuensi pemeriksaan bisa berkurang.
Beberapa pengobatan alternatif umumnya digunakan untuk
mengurangi stres atau efek samping akibat kanker. Diskusikan terlebih dahulu
dengan dokter Anda sebelum memilih pengobatan alternatif, seperti pijat,
akupuntur, teknik-teknik relaksasi, meditasi, dan aromaterapi.
Komplikasi
Limfoma Hodgkin
Penderita kanker, khususnya limfoma Hodgkin, berisiko
mengalami komplikasi sebagai akibat dari pengobatan. Komplikasi biasanya tetap
muncul walau pasien telah sembuh dari kondisinya. Beberapa komplikasi yang
muncul akibat limfoma Hodgkin, yaitu:
·
Melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Menyebabkan tubuh menjadi lebih rentan terkena infeksi dan penyakit. Pada
sebagian kasus, pasien harus mengonsumsi antibiotik secara rutin untuk
menghindari infeksi.
·
Gangguan kesuburan.
Terapi pengobatan dengan prosedur kemoterapi dan radiasi dapat
menyebabkan gangguan kesuburan yang bersifat sementara maupun permanen.
Biasanya pasien akan menyimpan sel telur ataupun sperma sebelum pengobatan
dimulai agar bisa digunakan ketika mereka akan merencanakan kehamilan.
·
Vaksinasi.
Umumnya tidak direkomendasikan untuk menerima vaksin hidup yang berasal
dari virus atau mikroorganisme penyebab penyakit tertentu mengingat daya tahan
tubuh yang sedang menurun dan rentan terhadap serangan penyakit. Walau
demikian, penting untuk selalu memperbarui vaksin yang telah Anda ambil demi
menghindari timbulnya infeksi. Beberapa contoh vaksin hidup, yaitu BCG
(tuberkulosis) dan MMR (campak, gondok, dan rubella).
·
Gangguan kesehatan lain.
Seperti penyakit jantung dan paru-paru, lebih mungkin terjadi pada
orang-orang yang pernah menderita limfoma Hodgkin.
·
Berkembangnya kanker jenis lain.
Misalnya
kanker darah (leukemia), kanker paru-paru, atau kanker payudara. Risiko yang
disebabkan oleh pengobatan kemoterapi dan radioterapi ini biasanya muncul
beberapa tahun hingga lebih dari sepuluh tahun setelah pasien melalui pengobatan
limfoma Hodgkin.
Beberapa cara dan gaya hidup berikut dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup Anda yang mengalami penyakit ini. Di antaranya
adalah dengan memulai kebiasaan hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan
sehat dan berimbang, menjaga berat badan mendekati angka ideal, berhenti
merokok, dan rutin berolahraga. Ikuti pemeriksaan kesehatan yang dijadwalkan
dan segera laporkan jika Anda menemukan gejala yang menandakan adanya kanker
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar