Pengertian
Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk
yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu
gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa
menyebabkan kematian.
Malaria jarang sekali menular secara langusng dari satu
orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung
dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria
karena tertular dari darah sang ibu.
Gejala
Malaria
Gejala malaria akan muncul jika Anda digigit oleh nyamuk
yang sudah terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Masa
inkubasi atau waktu antara gigitan nyamuk malaria dan dimulainya gejala
tergantung kepada jenis parasit yang menginfeksi. Masa inkubasi Plasmodium falciparum adalah
sekitar 1-2 minggu, sedangkan untuk Plasmodium vivax
adalah 2-3 minggu. Kedua jenis parasit inilah penyebab malaria paling umum di
Indonesia.
Gejala-gejala awal dari malaria adalah:
·
Demam tinggi.
·
Sakit kepala.
·
Berkeringat dingin.
·
Mual dan muntah-muntah.
·
Nyeri otot.
·
Diare.
·
Anemia.
·
Kejang.
·
Tinja berdarah.
Pada masa-masa inkubasi awal, gejala malaria seperti demam
dan nyeri kepala seringkali hanya bersifat ringan dan sering disalahartikan
dengan penyakit umum lainnya. Namun, hal ini bisa menjadi berbahaya apabila
jenis parasit yang menggigit Anda adalah Plasmodium falciparum.
Jenis parasit ini paling berbahaya dan dapat menyebabkan kondisi yang serius
atau bahkan mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani dalam waktu 24 jam.
Penyebab
Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles
betina. Ada banyak sekali jenis
parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis
yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit masuk ke dalam aliran darah
manusia melalui gigitan nyamuk. Gigitan ini lebih sering terjadi pada malam
hari.
Kasus malaria yang paling banyak ditemukan di Indonesia
disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Kedua jenis
parasit ini adalah penyebab malaria yang paling umum. Plasmodium falciparum merupakan
parasit yang sangat menyebabkan sebagian besar penderita malaria meninggal
dunia. Plasmodium vivax bisa mengakibatkan
penderita yang telah sembuh menjadi sakit lagi karena parasit ini dapat diam
dan bersembunyi di dalam organ hati manusia sebelum menjadi aktif lagi.
Tiga parasit yang lainnya adalah
Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi. Ketiga parasit
ini adalah jenis yang jarang ditemui kejadiannya di Indonesia.
Waktu kemunculan gejala dari gigitan nyamuk atau masa
inkubasi adalah:
·
7 hingga 14 hari pada malaria akibat Plasmodium falciparum.
·
12 hingga 18 hari pada malaria akibat Plasmodium vivax.
Setelah terjadi gigitan nyamuk, parasit akan masuk ke aliran
darah dan bergerak ke organ hati. Infeksi akan terjadi dan berkembang di organ
hati. Dari situ, parasit akan masuk kembali ke aliran darah dan menyerang sel
darah merah. Parasit akan memanfaatkan sel darah merah sebagai tempat
berkembang biak.
Jika sel darah merah sudah penuh terisi dengan parasit
malaria, sel tersebut akan meletus sehingga lebih banyak lagi parasit yang
tersebar di dalam aliran darah. Sel darah merah yang terinfeksi meletus tiap
dua hingga tiga hari. Ketika ini terjadi, penderita akan mengalami gejala
seperti demam, menggigil, dan berkeringat.
Karena parasit yang menyebabkan malaria turu memengaruhi sel
darah merah, orang yang memiliki infeksi darah juga bisa terserang malaria.
Meski kasus ini jarang terjadi, beberapa proses berikut bisa menularkan infeksi
malaria:
·
Dari ibu hamil yang terkena malaria ke janin
yang dikandungnya.
·
Proses transfusi darah.
·
Berbagi jarum suntik dengan penderita malaria.
Ketika berada di daerah endemik malaria, pendatang lebih
rentan terserang malaria. Sistem kekebalan tubuh mereka tidak sebaik penduduk
daerah endemik malaria dalam melawan parasit. Oleh karena itu, Anda disarankan
untuk mengonsumsi obat antimalaria jika ingin bepergian ke daerah endemik
malaria.
Diagnosis
Malaria
Selain memerhatikan gejala penderita dan melakukan pemeriksaan
fisik, dokter juga mendiagnosis malaria berdasarkan tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT). Tes RDT
memeriksa keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan malaria. Sampel darah
pasien akan di ambil untuk tes ini.
Biasanya, hasil tes ini bisa didapatkan dalam 15-20 menit.
RDT bisa memastikan apakah jenis parasit yang ada di dalam darah itu adalah Plasmodium falciparum atau jenis
lain. Hasil tersebut akan sangat membantu dalam memilih kombinasi obat
antimalaria mana yang paling sesuai.
Selain tes RDT, malaria juga bisa didiagnosis dengan
menggunakan mikroskopi. Cara ini adalah cara yang lebih konvensional. Sampel
darah pasien akan diambil, kemudian dipelajari di bawah mikroskop. Tes
mikroskopi ini bisa memastikan keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan
malaria serta proporsi sel darah merah yang terinfeksi.
Pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk memeriksa apakah
pasien menderita anemia. Anemia merupakan salah satu komplikasi yang bisa
terjadi akibat malaria.
Pengobatan
Malaria
Pemulihan secara sempurna bisa dilakukan jika malaria
diobati dan dirawat dengan benar. Proses ini dilakukan langsung setelah
diagnosis malaria diketahui. Obat antimalaria yang diberikan tergantung kepada:
·
Jenis parasit yang menyebabkan malaria.
·
Kombinasi artesunate dan amodiaquine.
·
Kombinasi dihydroartemisinin
dan piperaquine.
·
Kombinasi artesunate + sulfadoxine +
pyrimethamine.
Pengobatan ini harus diberikan setidaknya selama 3 hari.
Sedangkan untuk malaria akibat Plasmodium vivax, pengobatan
yang disarankan adalah dengan menggunakan golongan klorokuin pada daerah yang
masih belum resisten klorokuin. Namun pada daerah yang telah resisten
klorokuin, pengobatan yang disarankan adalah dengan ACT.
Risiko terjadinya kasus malaria yang parah akan meningkat
pada penderita yang sedang hamil. Bayi dan sang ibu bisa mengalami komplikasi
yang serius. Beberapa obat-obatan antimalaria tidak cocok untuk wanita hamil
karena potensi efek sampingnya baik bagi sang ibu maupun bayinya.
Untuk tahu lebih banyak tentang jenis obat dan efek
sampingnya, tanyakan kepada dokter kandungan dan dokter yang menangani malaria
Anda. Mereka akan menjelaskan obat mana yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi
selama masa kehamilan.
Komplikasi
Malaria
Malaria adalah penyakit yang berbahaya dan bisa
menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani Penyakit ini juga bisa
menimbulkan komplikasi. Pada kondisi malaria yang parah, komplikasi bisa muncul
dalam dalam hitungan jam atau hari setelah gejala awal. Setelah hasil diagnosis
dikeluarkan dan terbukti menderita malaria, penanganan sebaiknya dimulai
secepatnya.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat malaria adalah:
·
Dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh.
·
Tekanan darah menurun secara tiba-tiba.
·
Malaria Serebral.
komplikasi ini cukup langka, tapi malaria bisa mengakibatkan pembengkakan
pada Ini terjadi ketika sel darah yang dipenuhi parasit menghalangi pembuluh
darah kecil di otak. Terkadang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen,
kejang-kejang, atau bahkan koma.
·
Anemia parah.
Kerusakan sel darah merah yang disebabkan parasit malaria bisa
mengakibatkan terjadinya anemia pada tingkat Anemia adalah kondisi di mana
tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi dengan baik dalam membawa
oksigen ke organ-organ tubuh.
·
Kegagalan fungsi organ tubuh.
Malaria bisa menyebabkan gagal ginjal, gagal hati atau pecahnya organ
limpa. Semua kondisi ini bisa mengancam nyawa seseorang.
·
Gangguan pernapasan.
Penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru bisa menyebabkan
Anda kesulitan bernapas.
·
Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
·
Hipoglikemia.
Malaria yang parah bisa menyebabkan hipoglikemia atau kondisi gula darah
rendah. Obat antimalaria quinine, juga
bisa akibatkan gula darah rendah. Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat
koma atau bahkan kematian.
·
Jaundice atau penyakit kuning.
Komplikasi dari malaria bisa menyerang siapapun, termasuk
ibu hamil. Jika Anda sedang hamil dan mengalami malaria, Anda berpotensi
mengalami komplikasi serius seperti kelahiran prematur, pertumbuhan bayi di
dalam kandungan terganggu, berat badan bayi di bawah normal, keguguran, dan
yang paling parah menyebabkan kematian pada sang ibu dan bayi.
Pencegahan
Malaria
Menghindari diri agar tidak tergigit nyamuk adalah cara
terbaik agar tidak tertular malaria. Beberapa cara lain yang bisa dilakukan
adalah:
·
Memakai kelambu berinsektisida untuk menutupi
ranjang.
·
Menggunakan pakaian atau selimut yang bisa
menutupi kulit tubuh.
·
Membersihkan bak mandi dan menabur serbuk abate
untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.
·
Menyingkirkan atau menutup genangan air yang
berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk.
·
Memakai losion anti serangga. Losion yang paling
efektif adalah yang mengandung DEET atau diethyltoluamide.
·
Memakai obat nyamuk bakar atau semprot secara
teratur.
·
Melakukan fogging atau
pengasapan secara teratur di lingkungan tempat tinggal.
selamat sore bu, boleh minta referensi dari postingan kali ini tidak?
BalasHapus