Pengertian Mikosis
Mikosis adalah infeksi jamur yang dapat menjangkit permukaan
kulit hingga organ tubuh manusia, seperti otak, jantung, hati, ginjal, dan
limpa. Mikosis umumnya menyerang orang yang memiliki sistem daya tahan tubuh
lemah, pengindap kanker, atau mereka yang baru menjalani operasi besar
(misalnya transplantasi organ).
Penyebab
Mikosis
Berdasarkan jenis dan lokasi infeksi, mikosis dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
·
Mikosis superficial atau kutaneus.
Mikosis superfisial adalah infeksi jamur yang mengenai bagian epidermis,
sedangkan mikosis kutaneus adalah infeksi jamur pada bagian dermis kulit.
Infeksi jamur yang termasuk mikosis superfisial adalah piedra hitam (disebabkan
oleh Piedraia hortae), piedra putih
(disebabkan oleh Trichosporon beigelii),
pityriasis versicolor (disebabkan oleh Malassezia furfur),
and tinea nigra (disebabkan oleh Phaeoannellomyces werneckii).
Mikosis kutaneus dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu dermatofitosis dan
dermatomikosis. Dermatofitosis disebabkan oleh jamur Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton. Sedangkan
dermatomikosis disebabkan oleh jamur-jamur jenis lain, tetapi umumnya adalah Candida spp.
·
Mikosis subkutan.
Mikosis subkutan adalah infeksi jamur yang menyerang bagian bawah kulit
atau hipodermis, misalnya karena masuknya jamur akibat adanya cedera atau luka.
Seringkali reaksi peradangan pada jaringan subkutan meluas hingga lapisan
epidermis. Infeksi jamur yang termasuk mikosis subkutan meliputi
kromoblastomikosis, misetoma dan
sporotrikosis.
·
Mikosis dalam.
Mikosis dalam adalah infeksi jamur yang menyerang
organ tubuh manusia, seperti organ dalam perut, paru-paru, tulang, hingga
sistem saraf pusat. Umumnya, infeksi jamur ini masuk ke tubuh melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan pembuluh darah.
Ada 2 jenis mikosis dalam, yaitu mikosis primer dan
mikosis oportunistik. Mikosis primer adalah infeksi jamur pada orang yang
sehat, dengan daya tahan tubuh yang normal. Infeksi dapat terjadi apabila
terdapat paparan jamur patogen dalam jumlah yang banyak atau intensitas yang
tinggi, misalnya di daerah endemik. Jamur yang dapat menyebabkan mikosis primer
adalah Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum,
Blastomyces dermatitidis, dan Paracoccidioides
brasiliensis.
Berbeda dengan mikosis primer, mikosis oportunistik terjadi
pada orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena terapi kanker,
menderita HIV/AIDS, transplantasi organ,
atau pasca operasi. Jenis-jenis infeksi jamur yang masuk dalam kategori ini
meliputi kriptokokosis, kandidiasis,
aspergilosis, zigomikosis, phaeohypomycosis,
hyalohypomycosis.
Gejala
Mikosis
Gejala mikosis yang dirasakan oleh penderitanya akan
berbeda-beda sesuai dengan letak kelainan dan jenis jamur penyebabnya. Misalnya
pada penderita mikosis superfisial, gejala dapat berupa:
·
Pityriasis versicolor
Disebut juga dengan panu dengan
gejala seperti hipopigmentasi atau hiperpigmentasi pada bagian leher, pundak,
punggung, dan dada.
·
Piedra hitam
Munculnya bintik hitam kecil pada bagian batang rambut, umumnya
disebabkan oleh jamur Piedraia hortae.
·
Piedra putih.
Munculnya bintik kecil berwarna krem yang lembut dan rapuh di ujung batang
rambut, disebabkan oleh jamur T.beigelli.
·
Tinea nigra.
Munculnya
bintik seperti noda asam berwarna cokelat hingga hitam keperakan di telapak
tangan atau kaki.
Sedangkan pada penderita mikosis subkutan, gejala bisa
berupa:
·
Kromoblastomik.
Ditandai dengan lesi kulit yang menyerupai kutil (veruka), khususnya pada
tungkai dan kaki.
·
Misetoma.
Ditandai dengan adanya lubang-lubang pada pemukaan kulit yang merupakan
jalur keluarnya nanah yang berasal dari bagian subkutan. Dan di sekitar lubang
tersebut tampak bintik-bintik jamur yang berpigmen. Misetoma dapat
mengakibatkan kerusakan pada tulang, tendon hingga otot.
·
Sporotrikosis
Muncul
benjolan di lengan, jari, atau tangan, dapat membesar seperti bisul, dan
berkembang menjadi luka borok.
Pada kasus mikosis dalam, berikut ini adalah gejala-gejala
yang menyertai berdasarkan pembagian jenisnya, yaitu:
·
Mikosis primer.
Gejala yang muncul beragam, tergantung organ yang terkena infeksi jamur,
mulai dari pneumonia hingga meningtis.
·
Mikosis oportunistik
Terdapat 2 jenis infeksi oportunistik yang paling umum, yaitu kandidiasis
dan aspergilosis. Kandidiasis adalah infeksi yang kerap terjadi, dengan gejala
yang timbul sesuai dengan lokasi infeksi. Gejala umumnya berupa bintik-bintik
warna putih di dalam mulut dan lidah, kemerahan pada rongga mulut, dan rasa
nyeri di tenggorokan. Selain itu, gejala iritasi di sekitar alat kelamin juga
bisa dialami, seperti gatal, ruam, keputihan bagi wanita dan bau tidak sedap.
Dalam kondisi tertentu, kemunculan gejala di saluran pernapasan, pencernaan,
hingga organ tubuh lain juga dapat terjadi.
Sedangkan
aspergilosis umumnya terjadi di saluran pernapasan, sinus, hingga paru-paru.
Gejala yang dapat timbul antara lain adalah reaksi alergi terhadap hifa jamur
pada penderita asma atau cystic fibrosis, yang memperburuk gangguan pada
pernapasan. Selain itu, gangguan pada saluran pernapasan, mulai dari batuk
ringan hingga batuk darah, dapat terjadi karena terbentuknya bola jamur (fungus
ball) di saluran pernapasan. Kondisi ini disebut aspergiloma, dan biasanya
terjadi pada aspergilosis jangka lama (kronis).
Pengobatan
Mikosis
Pengobatan mikosis dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan
antijamur, seperti:
·
Polyene, meliputi amphotericin B, nystatin, dan
pimaricin.
·
Azole, meliputi Fluconazole, itraconazole, dan
ketoconazole.
·
Allyamine dan morpholine, meliputi naftifine,
terbinafine, dan amorolfine.
·
Antimetabolite, misalnya fluorocytosine.
Pemberian pengobatan dan penanganan lain dapat
dipertimbangkan, sesuai keadaan penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar