Pengertian Neurofibromatosis
Tipe 2
Neurofibromatosis merupakan gangguan atau kelainan genetika
yang memicu pertumbuhan tumor-tumor di berbagai jaringan saraf. Kondisi ini
terbagi menjadi dua jenis, Neurofibromatosis tipe 1 dan tipe 2.
Pembahasan utama dalam artikel ini adalah neurofibromatosis
tipe 2 yang bisa dialami oleh semua orang dari segala usia. Namun, remaja dan
awal 20-an merupakan usia yang memiliki risiko tertinggi untuk mengalaminya.
Jenis neurofibromatosis tipe 2 yang paling sering muncul
adalah neuroma akustik atau schwannoma vestibuler. Tumor tersebut tumbuh pada
saraf pendengaran yang berfungsi untuk mengantar informasi ke otak.
Penyebab Neurofibromatosis
Tipe 2
Neurofibromatosis tipe 2 muncul karena adanya mutasi
permanen pada protein yang dikandung oleh gen pengidap sehingga pertumbuhan dan
perkembangan jaringan saraf menjadi tidak terkendali. Faktor keturunan
merupakan faktor utama yang diduga dapat memengaruhi risiko kondisi ini. Anak
yang memiliki ayah atau ibu yang mengidap neurofibromatosis tipe 2 memiliki
risiko setinggi 50 persen untuk mengalami kelainan yang sama.
Kemunculan penyakit ini juga bisa terjadi secara tak
terduga. Ini disebabkan oleh adanya mutasi pada sel sperma atau sel telur
sebelum terjadi pembuahan.
Di samping itu, mutasi gen bisa berkembang saat embiro sudah
terbentuk. Jika Anda mengidap neurofibromatosis tipe 2 akibat faktor ini,
kemungkinan Anda untuk memiliki anak dengan penyakit yang sama dapat mencapai
sekitar 30 persen.
Gejala-gejala
Neurofibromatosis Tipe 2
Tumor akibat neurofibromatosis tipe 2 umumnya bersifat jinak
dan bisa tumbuh pada berbagai bagian tubuh, tapi paling sering pada saraf
sistem pendengaran. Beberapa gejala pada beberapa bagian tubuh yang biasanya
muncul adalah:
·
Kemampuan pendengaran yang perlahan-lahan
menurun hingga akhirnya hilang.
·
Telinga berdenging.
·
Gangguan keseimbangan.
·
Vertigo.
·
Beberapa bagian wajah yang mati rasa.
·
Fungsi otot lidah yang menurun. Gejala ini dapat
memicu kesulitan menelan atau pelafalan yang tidak jelas.
·
Wajah terasa sakit.
·
Katarak.
·
Tumor jinak pada kulit (yang membentuk
bercak-bercak yang agak menonjol jika disentuh) maupun di bawah lapisan kulit
yang berupa benjolan.
·
Neuropatisperifer yaitu gangguan saraf yang memengaruhi saraf
di luar otak dan saraf tulang belakang.
·
Gangguan pada fungsi otak, seperti masalah
penglihatan ganda, sulit bicara, dan masalah memori yang diakibatkan oleh tumor
otak.
·
Gangguan pada sistem saraf tulang belakang.
Sebagian besar tumor neurofibromatosis tipe 2 berkembang
secara perlahan sehingga sulit terdeteksi. Periksakanlah ke dokter jika anak
Anda mengalami gejala-gejala penyakit ini. Pemantauan dan pemeriksaan yang
teratur sangatlah diperlukan.
Diagnosis Neurofibromatosis
Tipe 2
Neurofibromatosis tipe 2 termasuk penyakit yang sulit dideteksi.
Pada tahap awal, dokter umumnya akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan
pengidap dan keluarga.
Dokter kemudian akan menganjurkan pasien untuk menjalani
beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis. Langkah-langkah
pemeriksaan tersebut meliputi:
·
Tes darah pengidap untuk memeriksa apakah ada
mutasi DNA (pembawa genetik). Tes ini kurang sensitif. Jadi bila hasilnya
negatif, Anda masih berisiko mengidap neurofibromatosis tipe 2.
·
MRI scan untuk
mendeteksi tumor di otak, telinga, dan saraf tulang belakang.
·
Pemeriksaan telinga guna mengecek kemampuan
pendengaran.
·
Pemeriksaan mata untuk mengecek keberadaan
katarak.
·
Tes genetika untuk memeriksa ada atau tidaknya
mutasi gen. Pemeriksaan ini dianjurkan bagi pasangan berisiko tinggi yang
berencana untuk memiliki anak, begitu juga bagi ibu yang sedang hamil. Sampel
bisa diambil embrio (calon janin), cairan ketuban, dan sel dari jaringan
plasenta.
Pengobatan Neurofibromatosis
Tipe 2
Neurofibromatosis tipe 2 adalah penyakit yang belum bisa
disembuhkan secara total. Tujuan pengobatan penyakit ini adalah untuk
mengurangi gejala-gejala yang dialami oleh pasien dan menurunkan risiko
komplikasi. Beberapa langkah pengobatan yang biasanya dianjurkan adalah:
·
Pemantauan kondisi kesehatan secara rutin,
misalnya uji pendengaran dan penglihatan yang dijalani setiap tahun.
·
Operasi untuk mengangkat tumor atau menangani
katarak.
·
Terapi radiasi.
·
Penggunaan alat bantu dengar.
·
Obat-obatan untuk menangani rasa sakit akibat
neuropati perifer.
·
Tinnitus retraining therapy
(TRT) yang akan melatih pasien untuk membiasakan diri dengan bunyi
denging yang dialaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar