Pengertian
Orchitis
Orchitis adalah peradangan atau inflamasi akut pada testis
yang biasanya sebagai reaksi sekunder infeksi di bagian tubuh yang lain.
Peradangan bisa terjadi pada salah satu atau kedua testis sekaligus. Inflamasi
yang terjadi bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Salah satu virus yang
paling umum menyebabkan kondisi ini adalah virus mumps
(penyebab godongan).
Epididimitis juga bisa memicu munculnya orchitis.
Epididimitis adalah peradangan saluran sperma yang terletak di belakang testis.
Epididimitis umumnya disebabkan oleh bakteri penyebab penyakit menular seksual,
Neisseria gonorrhoeae. Ada juga
epididimitis yang disebabkan oleh bakteri lain.
Gejala Orchitis
Gejala-gejala orchitis biasanya muncul secara mendadak,
seperti:
·
Pembengkakan dan muncul rasa nyeri pada salah
satu atau kedua testis sekaligus. Selain itu, bisa muncul rasa sakit saat
disentuh.
·
Kelelahan.
·
Rasa nyeri tingkat sedang hingga parah pada
testis.
·
Sakit kepala.
·
Demam.
·
Nyeri pada bagian selangkangan.
·
Adanya darah pada cairan sperma.
·
Mual dan muntah.
·
Nyeri ketika buang air kecil, saat berhubungan
seks, dan saat mengalami ejakulasi.
·
Rasa tidak nyaman pada testis.
Orchitis yang disebabkan oleh infeksi virus mumps biasanya
akan muncul 4 sampai 7 hari sesudah seseorang terkena penyakit gondongan. Jika
Anda merasakan sensasi nyeri atau pembengkakan pada skrotum, segera temui
dokter untuk berkonsultasi.
Penyebab dan
Faktor Resiko Orchitis
Kedua adalah orchitis virus, inilah yang menjadi penyebab
utama orchitis (virus mumps). Kondisi ini paling sering terjadi pada anak
laki-laki yang berusia kurang dari 10 tahun.
Lalu, penyebab orchitis lainnya adalah bakteri. Bakteri yang
paling sering menjadi penyebab orchitis adalah Escherichia coli, staphylococcus, dan streptococcus. Bakteri penyebab
epididimitis juga bisa menjadi penyebab munculnya orchitis. Pada pria yang
aktif secara seksual, bakteri penyebab penyakit menular seksual seperti gonore,
klamidia, dan sifilis ternyata juga bisa menyebabkan orchitis.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena
orchitis dengan penularan non-seksual adalah:
·
Berusia lebih dari 45 tahun.
·
Pengidap infeksi saluran kemih yang bersifat
kambuhan.
·
Tidak diberikan vaksin gondong (vaksin MMR).
·
Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama.
·
Terlahir dengan saluran kemih yang tidak normal.
·
Pernah menjalani operasi yang melibatkan saluran
kemih atau organ kelamin.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan orang semakin
berisiko terkena orchitis yang ditularkan melalui hubungan seksual adalah:
·
Pernah atau sedang mengidap penyakit menular
seksual.
·
Berganti-ganti pasangan.
·
Sering melakukan kegiatan seksual yang beresiko
terkena infeksi, termasuk tanpa kondom.
·
Berhubungan seksual dengan pengidap penyakit
menular seksual.
Diagnosis Orchitis
Untuk memeriksa apakah Anda terkena orchitis, pertama dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah ada pembesaran
kelenjar getah bening pada selangkangan, pembengkakan testis, dan pembengkakan
kelenjar prostat.
Berikut ini adalah beberapa tes lanjutan yang mungkin
disarankan oleh dokter:
·
Tes urine.
Tes ini juga akan memperlihatkan apakah ada penyakit menular seksual atau
bakteri lain yang menjadi penyebab infeksi.
·
Tes darah.
Berfungsi untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi virus HIV, sifilis,
atau penyakit menular seksual lainnya.
·
Ultrasound testis
Dari tes ini dokter akan mendapatkan kuantitas aliran darah pada testis.
·
Pemeriksaan dubur.
Dokter akan mengecek apakah ada pembengkakan atau pembesaran prostat. Tes
ini diperlukan untuk memastikan seberapa lama pengobatan antibiotik dibutuhkan pasien.
·
Pemeriksaan penyakit seksual menular.
Sampel berupa cairan kelamin yang diambil dari ujung penis. Tes ini
berfungsi untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi gonore atau klamidia.
·
Test pencitraan pada testis.
Pelacak radioaktif dimasukkan ke aliran darah. Kemudian pemindai khusus
akan memetakan aliran darah ke testis. Hasil tes ini bisa memastikan apakah
pasien terkena orchitis atau tidak.
Pengobatan Orchitis
Sebagian besar kasus orchitis yang disebabkan oleh bakteri
membutuhkan antibiotik. Tapi pengobatan orchitis dapat dibedakan menjadi tiga
berdasarkan jenis orchitis.
·
Orchitis idiopatik.
Untuk orchitis yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya, dokter akan
meresepkan obat antibiotik dan anti-inflamasi.
·
Orchitis bakteri.
Untuk orchitis yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan
antibiotik pada pasien. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa pasangan dari
pasien juga membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, terutama jika orchitis
berasal dari penyakit menular seksual. Selain mengatasi infeksi yang terjadi,
antibiotik juga berfungsi untuk mencegah penyebaran bakteri.
·
Orchitis virus.
Untuk mengobati orchitis yang disebabkan oleh virus, dokter akan
menyarankan pemberian obat anti-inflamasi non-steroid, istirahat total, dan
pengangkatan serta mengompres skrotum dengan es. Kebanyakan pengidap orchitis
virus akan merasa lebih baik dalam beberapa hari.
Jika orchitis terjadi pada kedua testis, kondisi ini berisiko menyebabkan
kemandulan pada pria, dan membuat turunnya produksi hormon testosteron
(hipogonadisme). Beberapa komplikasi lain yang mungkin terjadi pada penderita
orchitis adalah:
a.
Kambuhnya epidimitis.
Peradangan saluran yang membawa sperma bisa terulang kembali.
b.
Atrofi testis
Kondisi di mana ukuran testis mengecil.
c.
Abses skrotum.
Kondisi
di mana jaringan yang terinfeksi akan terisi oleh nanah.
Pencegahan
dan Komplikasi Orchitis
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi
yang menyebabkan orchitis, yaitu:
·
Untuk pria yang aktif secara seksual, selalu
gunakan kondom jika tidak yakin pasangan Anda bersih dari penyakit menular
seksual.
·
Konsultasikan dengan dokter agar Anda bisa
mendapatkan vaksin gondongan, karena kondisi ini yang menjadi penyebab terbanyak
terjadinya orchitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar