Pengertian
Penyakit Asam Urat
Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang dapat
menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas
di persendian. Meski semua sendi di tubuh bisa terkena asam urat, namun yang
paling sering terserang adalah sendi jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan
jari kaki.
Laki-laki lebih rawan terkena penyakit asam urat
dibandingkan dengan perempuan, terutama saat usia mereka di atas 30 tahun. Pada
perempuan, penyakit ini biasanya berisiko timbul setelah menopause.
Orang yang terkena serangan penyakit asam urat biasanya akan
merasakan perkembangan gejala yang cepat dalam beberapa jam pertama. Rasa sakit
bisa berlangsung selama 3-10 hari. Pembengkakan tidak hanya terjadi di sendi,
namun juga di daerah sekitar sendi disertai warna kulit yang memerah. Pada
tahap ini, penderita dapat tidak mampu bergerak secara leluasa.
Di Indonesia, orang sering salah kaprah menyamakan penyakit
asam urat (gout/pirai) dengan rematik. Padahal rematik adalah istilah umum yang
dipakai untuk menggambarkan rasa sakit pada persendian atau otot yang mengalami
peradangan. Penyakit asam urat (gout/pirai) hanya salah satu penyebab nyeri
pada persendian. Mengenali gejala dan tanda pada gout dapat membantu seseorang
membedakan dengan nyeri sendi yang disebabkan oleh kondisi lain.
Banyak orang mengira apabila kadar asam urat di dalam darah
tinggi (hiperurisemia), maka akan terkena gout. Hal ini tidak benar, karena
hanya sekitar 1/3 penderita hiperurisemia yang mengalami gout.
Gejala
Penyakit Asam urat
Sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit (terutama sendi
jempol kaki) merupakan gejala penyakit asam urat yang umum terjadi. Sering kali
penderita penyakit ini kesulitan untuk berjalan akibat rasa sakit yang
sangat mengganggu. Meski dapat muncul kapan saja, namun umumnya gejala biasanya
lebih terasa di malam hari.
Tidak hanya sendi jempol kaki saja, sendi-sendi lain yang
terletak di ujung anggota badan juga rentan terkena serangan penyakit asam
urat. Contohnya adalah sendi pergelangan kaki, telapak kaki tengah, lutut,
pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan siku.
Biasanya nyeri berkembang dengan cepat dalam tempo beberapa
jam saja. Nyeri hebat ini akan disertai dengan pembengkakan, sensasi panas,
serta kemunculan warna kemerahan pada kulit yang melapisi sendi.
Serangan penyakit asam urat umumnya berlangsung dalam kurun
3-10 hari. Saat gejala mereda dan bengkak mengempis, kulit di sekitar sendi
yang kena akan tampak bersisik, terkelupas, dan terasa gatal. Meski serangan
bisa reda dengan sendirinya, namun kondisi ini tidak boleh diabaikan.
Pengobatan harus tetap dilakukan, antara lain untuk mencegah risiko kambuh
dengan tingkat keparahan gejala yang meningkat, risiko penyebaran ke
sendi-sendi yang lain, dan risiko kerusakan permanen pada sendi.
Penyebab
Penyakit Asan Urat
Penumpukan asam urat di dalam sendi adalah penyebab penyakit
asam urat. Asam urat sejatinya merupakan limbah yang terbentuk dari penguraian
zat purin yang ada di dalam sel-sel tubuh. Sebagian besar asam urat dibuang
melalui ginjal dalam bentuk urine dan sebagian kecil lainnya dibuang melalui
saluran pencernaan dalam bentuk tinja.
Jika asam urat yang dibuang dari tubuh jauh lebih sedikit
dari jumlah yang diproduksi, maka asam urat akan menumpuk dan membentuk
kristal-kristal tajam natrium urat berukuran mikro yang bermuara di dalam sendi
atau di sekeliling jaringan sendi. Ketika kristal-kristal tajam tersebut masuk
ke ruang persendian dan mengganggu lapisan lunak sendi, maka terjadilah
peradangan yang terasa sangat sakit.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu naiknya kadar asam urat
di dalam darah, salah satunya adalah makanan berzat purin tinggi yang kita
konsumsi. Contoh-contoh makanan tersebut adalah jeroan hewan (ginjal, hati,
jantung), hidangan laut (kerang-kerangan, kepiting, ikan teri, ikan makarel),
dan daging merah (sapi, kambing, kerbau).
Selain makanan, kita juga bisa berisiko mengalami penumpukan
sama urat di dalam darah jika mengonsumsi minuman manis (baik gula buatan
maupun alami) dan minuman beralkohol secara berlebihan.
Risiko terkena penyakit asam urat juga tinggi bagi orang-orang
yang sedang menjalani pengobatan menggunakan obat-obatan jenis tertentu,
misalnya niacin, aspirin, obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat
beta (beta blocker), sislosporin,
diuretik, dan obat-obatan kemoterapi.
Sedangkan jika dipandang sebagai bentuk komplikasi, penyakit
asam urat berisiko tinggi dialami oleh orang-orang yang sedang menderita
penyakit ginjal kronik, penyakit diabetes, hipertensi, obesitas, kolesterol
tinggi, osteoarthritis, psoriasis, dan sindrom metabolisme.
Terlepas dari keempat faktor pemicu di atas, penyakit asam
urat juga diduga masuk ke kelompok penyakit turunan alias penyakit genetik. Ini
artinya mereka yang memiliki anggota keluarga berpenyakit asam urat berisiko
mengalami kondisi yang sama. Menurut penelitian, proporsi dari risiko ini
adalah 20 persen.
Lebih sedikitnya jumlah perempuan yang terkena penyakit asam
urat dibandingkan laki-laki kemungkinan terkait dengan kondisi menopause.
Setelah perempuan mengalami menopause, kadar asam urat dapat meningkat dan
mulai merasakan gejala-gejala penyakit asam urat.
Terlepas dari faktor-faktor di atas, ada juga sebagian orang
yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah mereka, namun tidak ditemukan
pembentukan kristal-kristal natrium urat pada sendi-sendinya. Selain itu, di
antara sebagian orang yang memiliki kadar asam urat yang sama pun, tingkat
kerentanan mereka akan berbeda-beda. Mengenai hal tersebut, hingga kini belum
ada penjelasan yang pasti.
Diagnosis
Penyakit Asam Urat
Untuk benar-benar memastikan apakah Anda menderita penyakit
asam urat, dokter perlu melakukan tes khusus untuk mengukur kadar asam urat
atau melihat keberadaan kristal-kristal zat tersebut di dalam sendi. Namun
sebelum melakukan tes tersebut, pertama-tama dokter biasanya akan menanyakan
pada Anda tentang beberapa hal, yaitu:
·
Lokasi sendi yang terasa sakit.
·
Seberapa cepat gejala berkembang dan seberapa
sering gejala tersebut muncul.
·
Makanan dengan kadar purin tinggi yang mungkin
sering Anda konsumsi.
·
Minuman beralkohol atau minuman berkadar gula
fruktosa tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
·
Obat-obatam pemicu penyakit asam urat yang
mungkin sedang Anda gunakan.
·
Penyakit dengan komplikasi penyakit asam urat
yang mungkin sedang Anda derita.
·
Riwayat kesehatan keluarga Anda.
Jawaban dari pertanyaan di atas nantinya akan digunakan
dokter untuk mendukung hasil tes yang dilakukan.
Salah satu jenis tes yang bisa mendeteksi keberadaan kristal
asam urat adalah tes cairan sendi. Di dalam tes ini dokter akan mengambil
sampel cairan sinovial di dalam sendi yang mengalami radang menggunakan jarum
dan menelitinya melalui mikroskop. Jika pasien memang menderita penyakit asam
urat, biasanya kristal-kristal natrium urat hampir selalu terlihat pada sampel
cairan sinovialnya. Metode pemeriksaan ini juga membantu dokter untuk
memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh penyakit lain (misalnya septic
arthritis dengan gejala pembengkakan dan kemunculan rasa nyeri yang tidak tertahankan
disertaidemam).
Jenis tes yang kedua adalah pemindaian ultrasound (USG). Tes
ini kini marak digunakan karena dianggap paling sederhana dan aman untuk
mendeteksi keberadaan kristal natrium urat di dalam sendi yang mengalami radang
atau di dalam lapisan kulit dalam.
Selain itu, dokter mungkin juga perlu melakukan tes darah
untuk mengukur kadar asam urat di dalam darah. Tes ini juga biasanya dilakukan
pada setengah bulan atau satu bulan pasca terjadinya serangan gejala. Alasan
dokter perlu menunggu waktu selama itu adalah karena level asam urat cenderung
turun ketika serangan berlangsung.
Metode pemeriksaan X-ray biasanya hanya digunakan oleh
dokter untuk tujuan pengesampingan. Karena meski kurang mampu mendeteksi
keberadaan kristal asam urat di dalam sendi, metode pemeriksaan ini tetap mampu
mendeteksi kondisi lain dengan gejala-gejala yang serupa (contohnya adalah
chonrocalcinosis atau peradangan sendi akibat pembentukan kristal kalsium).
Apabila kondisi-kondisi lain juga tidak ditemukan berkaitan dengan kerusakan
sendi yang ada, maka dokter bisa berasumsi bahwa pasien menderita penyakit asam
urat.
Pengobatan
Penyakit Asam Urat
Penting untuk beristirahat dengan cukup selama Anda mengalami
serangan penyakit asam urat. Angkatlah tungkai Anda dan hindarkan sendi yang
sedang mengalami radang dari benturan. Mengompres sendi dengan sekantong es
selama sekitar dua puluh menit juga dapat membantu meredakan rasa nyeri. Jangan
mengompres lebih dari waktu tersebut dan jangan menempelkan es secara langsung
ke kulit karena dapat merusak kulit.
Segera minum obat yang diresepkan oleh dokter begitu Anda
merasakan serangan penyakit asam urat. Obat yang umum digunakan untuk meredakan
peradangan dan nyeri adalah kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
seperti indometasin, diclofenac, naproxen, dan etoricoxib.
Efek samping penggunaan OAINS meliputi sakit maag dan
gangguan pencernaan. Untuk meminimalkan timbulnya efek samping tersebut, dokter
biasanya akan meresepkan obat penghambat pompa proton (PPI) sebagai penyerta.
Penting untuk mengikuti seluruh petunjuk pemakaian yang
diberikan oleh dokter dalam mengonsumsi OAINS. Obat ini biasanya harus terus
digunakan selama serangan penyakit asam urat belum reda, hingga dua hari
setelah serangan reda untuk mencegah kambuh.
Apabila OAINS kurang mampu meredakan gejala penyakit asam
urat atau Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini dikarenakan kondisi
tertentu, dokter dapat meresepkan colchicine
sebagai pengganti yang juga berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit dan
pembengkakan. Colchicine jarang menimbulkan efek samping. Efek samping berupa
sakit perut, mual, dan diare biasanya timbul apabila obat ini dikonsumsi dalam
dosis tinggi.
Pada kasus penyakit asam urat dengan gejala parah yang tidak
bisa diredakan dengan OAINS atau colchicine, dokter biasanya akan meresepkan
kortikosteroid. Selain dalam bentuk tablet, obat ini juga bisa diberikan dokter
dalam bentuk suntik untuk meredakan nyeri secara cepat.
Apabila digunakan dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu
singkat, kortikosteroid jarang menimbulkan efek samping. Sebaliknya, jika
digunakan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama, obat ini berisiko
menimbulkan efek samping, seperti otot terasa lemas, kulit mudah memar,
penipisan tulang, dan kenaikan berat badan.
Mencegah
terulangnya Serangan Penyakit Asam Urat
Makanan yang mengandung banyak purin dapat meningkatkan
kadar asam urat di dalam tubuh dan membuat kita rentan untuk terserang gejala
penyakit asam urat. Oleh karena itu, hindari makanan semacam itu. Contoh-contoh
makanan yang banyak mengandung purin adalah jeroan (jantung, hati, ginjal, dan
otak), makanan laut (kerang-kerangan, kepiting, dan udang), daging merah,
makanan yang mengandung ragi, dan ikan yang banyak mengandung minyak (sarden,
makarel, dan ikan teri). Selain karena jeroan, kadar asam urat juga bisa
meningkat apabila kita terlalu banyak mengonsumsi camilan manis, minuman manis,
dan minuman beralkohol. Jenis minuman beralkohol yang paling berisiko memicu
serangan penyakit asam urat adalah bir, wiski, dan vodka.
Kurangi berat badan apabila Anda memiliki proporsi tubuh
kegemukan (obesitas) karena fisik seperti itu akan membuat Anda rentan terhadap
serangan penyakit asam urat. Selain itu, jangan mengesampingkan pentingnya
berolah raga secara cukup agar tubuh Anda selalu sehat dan bugar. Jika
kebetulan Anda sedang merasakan gejala penyakit asam urat, namun ingin menjaga
kebugaran fisik, hindarilah melakukan olah raga yang dapat memberikan tekanan
pada sendi yang meradang. Sebaiknya pilih olahraga renang karena air dapat ikut
menopang berat badan sehingga sendi tidak terlalu mengalami tekanan.
Minum air putih secukupnya tiap hari. Disamping dapat
menghindarkan diri dari dehidrasi, air juga dapat memperlancar pembuangan asam
urat melalui urine sehingga risiko pembentukan kristal menjadi minim.
Disarankan agar kita minum sekitar 6-8 gelas air mineral per hari, bahkan lebih
banyak jika kita juga rutin melakukan olahraga atau sedang berada di bawah
cuaca panas.
Selain melalui pengaturan makanan, minuman, berat badan, dan
olahraga, serangan gejala penyakit asam urat juga bisa dicegah melalui
obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya obat pencegah asam urat
diperuntukkan bagi pasien yang sering mengalami kambuh atau pasien yang sudah
terkena komplikasi penyakit asam urat. Berikut ini jenis-jenis obat pencegah
serangan penyakit asam urat.
·
Allopurinol.
Tablet yang diminum sekali dalam sehari ini dapat membantu tubuh
menurunkan jumlah asam urat dengan cara menghambat enzim yang bertugas mengubah
purin menjadi asam urat. Dosis allopurinol harus disesuaikan untuk memastikan
tercapainya penurunan kadar asam urat sesuai target, yaitu di bawah 360 umol/L
atau 6 mg/dl. Dosis obat ini biasanya akan meningkat tiap 3-4 minggu,
tergantung kepada hasil pemeriksaan darah. Kristal-kristal asam urat di dalam
tubuh umumnya akan hilang secara total dalam waktu 1-2 tahun masa pengobatan.
Kadang-kadang serangan gout dapat terjadi ketika Anda pertama kali menggunakan
pengobatan dengan allopurinol. Hal ini
disebabkan oleh menyusutnya kristal-kristal yang ada di tulang rawan sendi
akibat kadar asam urat yang berkurang drastis hingga di bawah titik jenuh.
Kristal yang menyusut tersebut menjadi lebih mudah meloloskan diri dari tulang
rawan ke dalam rongga sendi dan akhirnya membuat lapisan sendi atau sinovium
mengalami radang. Namun jangan khawatir hal ini akan berhenti setelah tubuh
Anda benar-benar bersih dari kristal natrium urat. Yang terpenting adalah Anda
jangan menyerah menjalani terapi pengobatan ini demi hasil yang maksimal. Efek
samping yang mungkin saja timbul dari penggunaan allopurinol adalah sakit
kepala, gangguan pencernaan, diare, dan ruam kulit. Khusus untuk efek samping
ruam kulit, temui dokter jika Anda mengalaminya karena bisa jadi itu merupakan
tanda alergi terhadap obat.
·
Probenecid
Obat
ini mampu menurunkan kadar asam urat dengan cara meningkatkan kemampuan ginjal
untuk membuangnya. Efek samping yang mungkin saja ada setelah menggunakan
probenecid adalah sakit perut, ruam kulit, dan risiko penyakit batu ginjal.
Mencegah
Penyakit Asam UratDengan Vitamin C
Menurut sebuah penelitian, vitamin C mampu mencegah penyakit
asam urat dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat
yang ada di tubuh kita. Dosis vitamin C yang dianjurkan adalah 500 miligram per
hari.
Namun sebelum Anda mengonsumsi suplemen vitamin C, sebaiknya
konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter karena dikhawatirkan Anda memiliki
masalah kesehatan yang bisa bertambah parah atau sedang menjalani pengobatan
dengan obat yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan suplemen vitamin C.
Komplikasi
Penyakit Asam Urat
Ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang bisa muncul
akibat penyakit asam urat, terlebih jika kondisi ini diabaikan atau tidak
diobati. Beberapa contoh komplikasi akibat asam urat di antaranya adalah
penyakitbatu ginjal, munculnya benjolan-benjolan di bawah kulit yang disebut
tofi, dan kerusakan sendi, dan masalah psikologis.
·
Penyakit batu
ginjal.
Asam urat di dalam tubuh dikeluarkan dalam bentuk air seni melalui
ginjal. Adakalanya asam urat tersebut menciptakan endapan-endapan di dalam
ginjal, terlebih jika kadarnya yang tinggi. Jika ukuran endapan masih kecil,
maka tubuh akan membuangnya secara alami melalui saluran kemih. Namun jika
ukurannya terlalu besar, maka bisa menimbulkan penyakit batu ginjal.
Selain sensasi seperti selalu ingin buang air kecil, penderita penyakit
batu ginjal biasanya akan merasakan sakit saat buang air kecil akibat
terganggunya aliran urine. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa
menyebabkan infeksi di dalam sistem kemih. Menurut data, sekitar 10-25 persen
penderita penyakit asam urat turut mengalami masalah batu ginjal. Dokter
biasanya akan memberikan obat yang dapat melarutkan batu ginjal dan menurunkan
kadar keasaman dalam urine. Selain itu, penderita batu ginjal juga disarankan
untuk minum banyak air untuk mengeluarkan endapan-endapan asam urat.
·
Munculnya benjolan-benjolan tofi.
Tofi adalah gumpalan-gumpalan kecil berwarna putih atau kuning di balik
kulit yang terbentuk dari akumulasi kristal-kristal asam urat. Benjolan tofi
biasanya muncul pada lutut, siku, jari kaki dan jari tangan, lengan, tumit,
atau bahkan telinga.
Biasanya tofi muncul pada penderita penyakit asam urat parah atau yang
sudah lama tidak ditangani. Namun ada juga tofi yang muncul pada orang yang
bahkan belum pernah mengalami serangan penyakit asam urat. Meski sering kali
tidak menimbulkan rasa sakit, rutinitas sehari-hari (misalnya berpakaian atau
makan) bisa terganggu jika tofi tumbuh di jari tangan.
Kemunculan tofi menjadi sinyal bahwa pengobatan penyakit asam urat tidak
bisa ditunda-tunda lagi dan harus segera dilakukan. Jika kadar asam urat
berhasil diturunkan, tofi akan berangsur-angsur mengecil seiring larutnya
kristal-kristal natrium urat. Namun sebaliknya jika terus dibiarkan, maka tofi
akan membesar dan pada akhirnya menimbulkan rasa sakit. Tofi yang meradang
tersebut bahkan bisa pecah dan mengeluarkan cairan menyerupai pasta gigi yang
terdiri dari campuran nanah dan kristal-kristal urat. Segera konsultasikan
kepada dokter jika tubuh Anda ditumbuhi tofi berukuran besar atau terasa
menyakitkan. Apabila dianggap perlu, dokter akan melakukan pembedahan untuk
membuang tofi tersebut.
·
Kerusakan pada sendi.
Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi di
dalam sendi lambat laun bisa merusak sendi. Bukan hal yang mustahil jika
kerusakan sendi secara permanen bisa terjadi apabila kondisi ini tidak kunjung
ditangani. Jika sendi sudah rusak, maka operasi terpaksa harus dilakukan oleh
dokter untuk memperbaiki atau menggantinya.
·
Masalah psikologis
Perubahan
suasana hati dan stres bisa saja dialami oleh penderita penyakit asam urat.
Bukan hanya karena nyeri luar biasa yang dirasakan, tapi juga efek dari kondisi
ini yang membuat rutinitas sehari-hari menjadi terganggu. Jika diabaikan, maka
tidak mustahil bisa mengarah kepada depresi. Maka dari itu, sebelum muncul
masalah psikologis yang lebih serius, segera temui dokter jika Anda adalah
penderita penyakit asam urat dan Anda merasa stres dengan kondisi yang dialami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar