Pengertian
Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat
mudah menular dan menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum
melakukan vaksinasi polio. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan
kesulitan bernapas, kelumpuhan, atau dan kematian.
Sejak awal tahun 2014, WHO (World
Health Organization) telah menyatakan Indonesia sebagai salah satu
negara yang bebas dari penyakit ini berkat program vaksinasi polio yang luas,
bersama dengan negara lainnya di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Eropa, dan
Amerika. Namun, penyakit ini masih rentan di negara seperti Afganistan dan
Pakistan, dan Nigeria.
Gejala Polio
Kebanyakan penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka
terinfeksi karena virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala
atau bahkan tidak sama sekali.
Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio
non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.
Polio
Non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan
kelumpuhan. Gejalanya tergolong ringan. Berikut ini adalah gejala polio
non-paralisis yang umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.
·
Muntah.
·
Lemah otot.
·
Demam.
·
Meningitis.
·
Merasa letih.
·
Sakit tenggorokan.
·
Sakit kepala.
·
Kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku
dan sakit.
Polio
Paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan
dapat menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi berdasarkan bagian
tubuh yang terjangkit, seperti batang otak, saraf tulang belakang, atau
keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio
non-paralisis, seperti sakit kepala dan demam. Gejala polio paralisis biasanya
terjadi dalam jangka waktu sepekan, di antaranya adalah sakit atau lemah otot
yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai atau lemah, dan kehilangan refleks
tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan
dengan sangat cepat atau bahkan dalam hitungan jam saja setelah terinfeksi dan
kadang-kadang kelumpuhan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran
pernapasan mungkin bisa terhambat atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan
penanganan medis darurat.
Sindrom
Pasca Polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang
rata-rata 30-40 tahun sebelumnya pernah menderita penyakit polio. Gejala yang
sering terjadi di antaranya:
·
Sulit bernapas atau menelan.
·
Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
·
Persendian atau otot makin lemah dan terasa
sakit.
·
Kelainan bentuk kaki atau pergelangan.
·
Depresi atau mudah berubah suasana hati.
·
Gangguan tidur dengan disertai kesulitan
bernapas.
·
Mudah lelah.
·
Massa otot tubuh menurun (atrophia).
·
Tidak kuat menahan suhu dingin.
Penyebab
Polio
Penyakit polio disebabkan oleh polio virus yang umumnya
masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja yang
mengandung virus tersebut. Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti
manusia. Dalam tubuh manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus.
Selain melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan
yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin. Dalam beberapa kondisi,
infeksi virus ini dapat menyebar ke aliran darah dan menyerang sistem saraf.
Imunisasi atau pemberian vaksin polio dapat meminimalisasi
terjangkit virus polio. Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan
tubuhnya lemah, sangat rentan terkena virus polio jika di daerah mereka tidak
mengikuti program imunisasi atau tidak memiliki sistem sanitasi yang bersih dan
baik.
Orang-orang yang belum divaksinasi akan memiliki tingkat
risiko terjangkit polio yang tinggi jika melakukan atau mengalami hal-hal
seperti berikut ini.
·
Tinggal serumah dengan penderita polio.
·
Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
·
Bepergian ke daerah di mana polio masih kerap
terjadi.
·
Telah melakukan operasi pengangkatan amandel.
Diagnosis
dan Pengobatan Polio
Diagnosis awal polio dapat dilakukan dengan menanyakan
gejala yang dialami pasien, apakah telah diberikan vaksin polio sebelumnya atau
melakukan kontak dengan penderita polio, dan melalui pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan sampel cairan serebrospinal, tinja, atau lendir akan dilakukan
untuk memastikan hasil diagnosis.
Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio jika
virus polio sudah menjangkiti seseorang. Namun ada beberapa hal yang bisa
dilakukan sebagai perawatan pendukung untuk mencegah komplikasi dan membuat
penderita merasa lebih nyaman, seperti terapi fisik untuk mencegah hilangnya
fungsi otot, obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi, istirahat yang
cukup, dan alat bantu pernapasan jika diperlukan. Lamanya pengobatan tergantung
dari tingkat keparahan infeksi virus yang masuk dan menyerang tubuh.
Komplikasi
Polio
Kecacatan, kelainan bentuk kaki dan pinggul, serta
kelumpuhan sementara atau permanen dapat terjadi akibat polio paralisis.
Walaupun operasi dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasi kelainan
bentuk pada persendian, tindakan ini tidak disarankan bagi penderita yang
berada di lingkungan polio aktif karena dapat mengakibatkan potensi disabilitas
seumur hidup.
Pencegahan
polio
Meskipun telah dinyatakan sebagai negara bebas polio oleh
WHO, tidak menutup kemungkinan bahwa virus ini masih bisa muncul kembali di
Indonesia. Hal ini dapat terjadi apabila orang yang terjangkit polio dari
negara lain memasuki Indonesia, dan menularkan virus ini kepada orang lainnya.
Maka dari itu, langkah pencegahan melalui vaksinasi masih
sangat penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap
penyakit polio seumur hidup, terutama pada anak-anak.
Anak-anak harus diberikan empat dosis vaksin polio tidak
aktif, yaitu pada saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 – 18 bulan,
dan yang terakhir adalah pada usia antara 4 - 6 tahun.
Vaksin polio dengan virus tidak aktif memiliki kemungkinan
mendekati 100 persen untuk secara efektif mencegah polio setelah tiga kali
penyuntikan, dan aman bagi orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Efek
samping yang umumnya terjadi setelah pemberian suntikan adalah rasa sakit dan
kemerahan pada titik penyuntikan.
Orang dewasa yang harus mendapatkan serangkaian vaksin polio
adalah mereka yang belum pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak
jelas.
Dosis vaksinasi polio pada orang dewasa adalah dua dosis
pertama dengan jarak waktu antara 4-8 bulan, dan dosis ketiga antara 6-12 bulan
setelah pemberian dosis kedua. Selain itu, vaksinasi pada orang dewasa juga
dapat dilakukan jika akan berpergian ke negara dengan kasus polio aktif atau
berinteraksi dengan penderita polio.
Sebagian orang yang diberikan vaksin polio bisa mengalami
alergi. Reaksi alergi yang mungkin terjadi dan biasanya muncul setelah beberapa
menit hingga beberapa jam adalah pusing, lemas, tenggorokan bengkak, sulit
bernapas, pucat, serak, biduran, dan jantung berdetak kencang. Segera temui
dokter jika mengalami gejala alergi setelah suntikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar