Pengertian
Porfiria
Porfiria adalah sekelompok kelainan yang timbul saat proses
pembentukan heme yang tidak sempurna. Heme merupakan bagian penting dari
hemoglobin, yaitu protein pengantar oksigen dan pengikat zat besi dalam darah.
Dalam kondisi normal, pembentukan heme membutuhkan
serangkaian proses kimia. Berbagai jenis enzim juga terlibat. Jika salah satu
enzim yang dibutuhkan kurang, maka proses akan terganggu sehingga terjadi
penumpukan senyawa kimia tertentu, sesuai dengan jenis enzim yang kurang.
Senyawa kimia yang bertumpuk ini disebut porfirin. Porfirin juga mencakup
berbagai jenis sesuai dengan enzim jenis tertentu yang kurang.
Penumpukan porfirin ini akan menimbulkan gejala dan disebut
porfiria.
Jenis dan
Gejala Porfiria
Porfiria dapat memengaruhi sistem saraf, kulit, serta bagian
lain tubuh. Kelainan ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu porfiria akut dan
porfiria kulit.
Porfiria akut umumnya menyerang sistem saraf yang berpotensi
mengancam jiwa pengidapnya.
Serangan ini biasa dialami pada usia remaja hingga
usia 40 tahunan dan dapat berlangsung selama 7-14 hari. Gejala-gejala porfiria
akut meliputi:
·
Insomnia.
·
Gelisah dan cemas.
·
Detak jantung dan tekanan darah meningkat.
·
Sakit perut yang parah.
·
Mual dan muntah.
·
Konstipasi atau diare.
·
Kejang-kejang.
·
Halusinasi.
·
Depresi.
·
Linglung.
·
Lemas atau paralisis.
·
Urine berwarna cokelat atau kemerahan.
Sementara porfiria kulit umumnya dipicu oleh sensitivitas
berlebihan terhadap sinar matahari dan jarang menyerang sistem saraf. Jenis porfiria
ini biasa terdeteksi saat pengidap berusia 40 tahunan.
Akibat paparan sinar
matahari, pengidap akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
·
Kulit memerah dan melepuh.
·
Gatal-gatal.
·
Kulit yang mudah rusak dan membutuhkan waktu
lama untuk sembuh.
·
Sensasi terbakar atau terasa perih pada kulit,
bahkan jika terkena cahaya artifisial.
·
Kulit berwarna lebih gelap dan berambut pada
area tertentu, misalnya pada bekas luka melepuh.
Karena gejala-gejalanya yang terkadang mirip dengan penyakit
lain, Anda dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika
mengalaminya. Umumnya, penderita porfiria kulit juga akan mengalami kerusakan
organ hati.
Faktor-faktor
Resiko Porfiria
Porfiria termasuk penyakit keturunan yang diwariskan melalui
genetik. Namun banyak juga yang mengidap porfiria bukan karena keturunan.
Terdapat sejumlah faktor yang diduga bisa meningkatkan kemungkinan seseorang
untuk mengidap penyakit ini.
Beberapa faktor risiko tersebut meliputi:
·
Obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik jenis
sulfonamide atau obat-obatan psikoaktif.
·
Merokok.
·
Konsumsi minuman keras.
·
Penggunaan obat-obatan terlarang.
·
Kelebihan zat besi.
·
Menstruasi.
·
Sedang diet atau berpuasa.
·
Cedera.
·
Penyakit tertentu, seperti infeksi, penyakit
hati, atau HIV.
·
Paparan sinar matahari.
Proses
Diagnosis Porfiria
Porfiria termasuk penyakit yang jarang terjadi dan
gejala-gejalanya cenderung mirip dengan berbagai penyakit lain. Selain
pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala atau riwayat kesehatan, dokter
membutuhkan pemeriksaan laboratorium guna memastikan diagnosisnya.
Jenis tes atau pemeriksaan yang umumnya dijalani pasien
adalah tes darah, tes urine, dan pemeriksaan sampel tinja. Melalui tes-tes
tersebut, dokter akan memeriksa dan mengukur kelebihan porfirin serta
senyawa-senyawa lain yang berkaitan dengan proses pembentukan heme dalam tubuh
pasien.
Langkah
Pengobatan Porfiria
Tiap pasien porfiria tentu membutuhkan pengobatan yang
berbeda dengan pasien lainnya.
Penanganan yang dijalani akan ditentukan oleh
dokter berdasarkan jenis porfiria yang diidap pasien.
Pada porfiria akut, pengobatan bertujuan untuk meredakan
gejala dan mencegah komplikasi.
Serangan porfiria akut yang parah akan
membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit.
Serangkaian penanganan yang akan
dijalani pasien meliputi:
·
Mengenali dan menghindari pemicu.
Untuk menurunkan risiko serangan. Misalnya, berhenti mengonsumsi obat
yang mungkin memicu serangan. Langkah ini harus senantiasa dilakukan dengan
konsultasi pada dokter.
·
Menangani gejala-gejala akibat serangan portiria.
Contohnya, obat-obatan untuk mengurangi rasa mual serta muntah.
·
Menurunkan penumpukan portiria dalam tubuh.
Langkah ini dilakukan dengan pemberian infus berisi hemin. Glukosa dalam
bentuk obat minum atau infus juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi
kadar porfirin.
·
Pemamtauan kondisi pasien secara seksama.
Guna
mewaspadai kemunculan gejala-gejala lain.
Sementara, pengobatan porfiria kulit yang dilakukan berguna
untuk mengurangi paparan sinar matahari dan kadar porfirin dalam tubuh. Beberapa
langkah penanganannya adalah:
·
Menghindari paparan sinar matahari.
Misalnya dengan mengenakan pakaian tertutup dan menggunakan tabir surya.
·
Mengeluarkan sejumlah darah dari tubuh.
Untuk menurunkan kadar zat besi dalam tubuh. Ini dilakukan jika porfiria
yang dialami pasien dipicu oleh penumpukan zat besi. Prosesnya sama seperti
donor darah.
·
Mengonsumsi suplemen beta-karoten secara rutin.
Suplemen ini bisa meningkatkan ketahanan kulit terhadap paparan sinar
matahari.
·
Menghindari konsumsi alkohol.
Terutama
minuman keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar