Pengertian Rheumatoid
Arthritis
Rheumatoid arthritis atau artritis reumatoid adalah
peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada
persendian (misalnya sendi kaki dan tangan).
Seiring waktu, peradangan ini bisa menghancurkan jaringan
persendian dan bentuk tulang. Efek dari kondisi ini akan membatasi aktivitas
keseharian, seperti sulit untuk berjalan dan menggunakan tangan.
Walau bagian tubuh yang paling sering terkena dampak rheumatoid
arthritis adalah pada bagian kaki dan tangan, penyakit ini juga bisa
menjangkiti bagian tubuh lainnya, seperti mata, paru-paru, pembuluh darah, dan
kulit.
Rheumatoid arthritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh
menyerang jaringan tubuh Anda sendiri. Penyakit ini lebih sering diderita oleh
wanita, terutama di atas 40 tahun. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan
pria dan siapa pun di luar usia tersebut terjangkit penyakit ini.
Gejala Rheumatoid
Arthritis
Gejala rheumatoid arthritis pada masing-masing orang berbeda
dan bisa berubah seiring waktu.
Biasanya gejala rheumatoid arthritis tidak
langsung muncul semua, tapi berkembang perlahan-lahan selama beberapa pekan.
Walau jarang terjadi, sebagian penderita rheumatoid arthritis juga bisa
mengalami perkembangan gejala dengan cepat, bahkan hanya dalam hitungan hari.
Gejala rheumatoid arthritis juga bisa muncul dan menghilang selama beberapa
saat.
Rheumatoid arthritis biasanya menyerang persendian kecil di
tangan dan kaki terlebih dulu. Beberapa gejala yang sering timbul pada
persendian akibat rheumatoid arthritis, di antaranya:
·
Kaku.
Persendian akan terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Gejala ini
terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah beristirahat. Gejala kaku pada
persendian ini sering dikaitkan dengan osteoartritis. Namun biasanya pada
osteoartritis, gejala akan menghilang setengah jam setelah bangun tidur,
sedangkan pada rheumatoid arthritis akan bertahan lebih lama.
·
Kemerahan, bengkak, dan terasa hangat.
Persendian akan berwarna kemerahan, bengkak, dan terasa hangat saat
disentuh.
·
Nyeri.
Persendian
akan terasa nyeri dan berdenyut. Sama halnya dengan rasa kaku pada persendian,
biasanya rasa nyeri lebih parah pada pagi hari atau setelah beristirahat.
Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas,
beberapa penderita rheumatoid arthritis juga bisa mengalami demam, berat badan
menurun, lelah dan kurang berenergi, berkeringat, serta berkurangnya nafsu
makan. Penderita juga bisa mengalami mata kering dan merasakan sakit pada dada
jika gejala menyebar pada bagian mata, jantung hingga paru.
Rheumatoid arthritis harus segera ditangani karena jika
penyakit bertambah parah, gejala bisa menyebar ke sendi-sendi lain termasuk
lutut, pergelangan tangan, bahu, pergelangan kaki, pinggul, dan siku. Dan jika
dibiarkan terlalu lama, rheumatoid arthritis dapat menyebabkan persendian
bergeser dan berubah bentuk.
Penyebab Rheumatoid
Arthritis
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh
yang keliru menyerang diri sendiri dan masih belum diketahui pemicunya.
Sistem kekebalan tubuh yang normal seharusnya membuat
antibodi yang gunanya untuk menyerang virus dan bakteri. Tapi sistem kekebalan
tubuh pada penderita rheumatoid arthritis justru mengirim antibodi ke lapisan
persendian untuk menyerang jaringan di sekeliling sendi dan menyebabkan radang
serta rasa sakit. Pada jaringan sendi, rheumatoid arthritis menyebabkan
kerusakan di sekitar tendon, ligamen, dan tulang.
Walau pemicu terjadinya rheumatoid arthritis masih belum
diketahui, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena
rheumatoid arthritis, antara lain:
·
Usia.
Kebanyakan penderita rheumatoid arthritis berusia 40 tahun ke atas, tapi
bisa juga menjangkiti orang pada usia berapa pun.
·
Jenis kelamin.
Pria lebih jarang terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
·
Genetika.
Walau kecil, mempunyai anggota keluarga yang menderita rheumatoid
arthritis meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini juga.
·
Merokok.
Merokok dapat memicu berbagai macam penyakit dan kebiasaan buruk ini bisa
meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis.
·
Obesitas.
Seseorang dengan berat badan lebih memiliki risiko tinggi terserang
rheumatoid arthritis, khususnya wanita berusia dibawah 55 tahun.
·
Lingkungan.
Walau
belum sepenuhnya terbukti, faktor lingkungan dapat menyebabkan seseorang terserang
rheumatoid arthritis karena berkaitan dengan kekuatan daya tahan tubuh.
Diagnosis Rheumatoid
Arthritis
Gejala rheumatoid arthritis mirip dengan beberapa penyakit
lainnya, itu sebabnya sulit untuk mendiagnosis rheumatoid arthritis pada tahap
awal.
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan
beberapa tes medis, seperti tes darah dan pemindaian untuk membantu
mendiagnosis rheumatoid arthritis.
·
Tes darah.
Sejumlah tes darah bisa menunjukkan indikasi rheumatoid arthritis, tapi
tidak bisa mengonfirmasi secara pasti. Berikut ini adalah beberapa tes darah
yang bisa dilakukan.
a.
C-reactive protein (CRP).
CRP adalah sejenis protein yang dihasilkan oleh organ hati ketika sedang
terjadi peradangan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar CRP dan melihat
potensi penyakit yang dapat dihasilkan.
b.
Laju endap darah (LED).
Tes ini juga dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan dalam tubuh.
Sampel darah akan diletakkan di dalam sebuah tabung. Ketika sedang terjadi
peradangan, maka sel darah merah dalam sampel darah yang diambil akan jatuh ke
dasar tabung lebih cepat dari biasanya.
c.
Faktor rheumatoid dan antibodi anti-CCP
(anti-cyclic citrullinated peptide).
Ada sebagian penderita rheumatoid arthritis terbukti positif ketika
faktor rheumatoidnya dan/atau antibodi anti-CCPnya diperiksa. Mereka yang
terbukti positif untuk kedua unsur ini berisiko menderita kasus yang lebih
parah.
d.
Tes darah menyeluruh.
Tes ini akan mengukur jumlah sel darah merah yang terkait dengan anemia.
Para penderita rheumatoid arthritis biasanya mengalami anemia, tapi hal ini
tidak berlaku sebaliknya.
·
Pemindaian.
Sejumlah
tes pemindaian seperti ultrasound,
pemindaian resonansi magnetik (MRI), maupun X-Ray, dapat
dilakukan untuk memeriksa kerusakan dan peradangan pada persendian. Tes-tes ini
juga dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan kondisi dan membantu
menentukan tipe arthritis.
Perawatan Rheumatoid
Arthritis
Penderita rheumatoid arthritis hanya bisa melakukan
perawatan karena hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan
rheumatoid arthritis sepenuhnya.
Perawatan bisa membantu mengurangi gejala peradangan di
persendian, mencegah atau memperlambat kerusakan persendian, mengurangi tingkat
disabilitas, dan membuat penderita rheumatoid arthritis bisa tetap hidup aktif.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat, perawatan pendukung
dan operasi, serta mengubah gaya hidup.
Ada beberapa cara perawatan dan pengobatan yang bisa
dilakukan untuk menekan perkembangan penyakit ini. Pada awalnya, dokter akan
meresepkan obat dengan efek samping paling sedikit dan setelah itu, jika tidak
efektif, obat dengan efek samping lebih berat akan ditambahkan. Dokter akan
menyesuaikan dosis dengan kondisi pasien.
·
Obat pereda sakit.
Obat pereda sakit seperti parasetamol atau kodein digunakan untuk
meredakan rasa sakit. Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) juga
bisa digunakan. Obat pereda sakit tidak dapat mencegah perkembangan rheumatoid
arthritis, tapi dapat membantu meredakan rasa sakit dan peradangan di
persendian. Obat OAINS yang biasa digunakan adalah naproxen, ibuprofen, dan
diclofenac.
·
Steroid.
Steroid atau kortikosteroid merupakan obat sintetis yang menyerupai
sebuah hormon yang dihasilkan tubuh secara alami, yaitu kortisol.
Obat ini bisa berbentuk tablet, salep, atau cairan suntik yang bisa
disuntikkan langsung ke otot atau persendian yang sakit.
Steroid digunakan untuk meredakan nyeri jangka pendek karena jika
digunakan secara jangka panjang bisa menimbulkan efek samping yang serius. Efek
samping tersebut bisa berupa mudah memar, kulit menjadi lebih tipis,
osteoporosis, lemah otot, dan bertambahnya berat badan. Obat ini perlu
dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.
·
Perawatan terapi biologis.
Perawatan biologis merupakan bentuk perawatan rheumatoid arthritis yang
paling baru dan berguna untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh menyerang
persendian.
Perawatan biologis dilakukan dengan cara menyuntikkan protein yang
berasal dari genetika manusia. Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang memicu
peradangan dan menyebabkan kerusakan jaringan serta persendian dijadikan target
oleh obat-obatan biologis. Perawatan biologis telah terbukti mampu memperlambat
perkembangan rheumatoid arthritis.
Sama seperti pengobatan lainnya, perawatan biologis juga memiliki efek
samping, tapi biasanya hanya efek samping ringan. Efek samping yang bisa
terjadi adalah demam, mual, infeksi, sakit kepala, serta reaksi kulit pada
titik penyuntikan. Beberapa penderita rheumatoid arthritis yang pernah mengidap
tuberkulosis akan memiliki risiko terinfeksi kembali.
Obat biologis biasanya dikombinasikan dengan obat anti-rematik
modifikasi-penyakit (disease-modifying
antirheumatic drugs/DMARDs) jika penggunaan obat biologis saja
tidak efektif.
Contoh obat-obat biologis adalah abatacept, etanercept,
infliximab, rituximab, dan anakinra.
·
Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs).
DMARDs (disease-modifying anti-rheumatic drugs)
adalah perawatan tahap awal yang diberikan untuk menghambat dan meredakan
gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada persendian
dan jaringan lainnya.
Kerusakan pada ligamen, tulang, dan tendon akibat efek sistem kekebalan
tubuh saat menyerang persendian dapat dihambat oleh DMARDs.
Beberapa DMARDs yang bisa digunakan adalah hydroxychloroquine,
methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.
Obat pertama yang diberikan untuk rheumatoid arthritis umumnya adalah methotrexate, tapi obat ini juga
memiliki efek samping yang umum terjadi, seperti sakit kepala, diare, rambut
rontok, mual, mulut terasa sakit, dan hilang nafsu makan. Tes darah harus
dilakukan secara rutin untuk mengawasi efek pada hati dan jumlah darah selama
mengonsumsi obat ini.
·
Terapi.
Penderita rheumatoid arthritis dapat melakukan terapi untuk membuat
persendian lebih fleksibel, serta membantu meningkatkan kekuatan otot dan
kebugaran tubuh. Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah terapi okupasi, podiatry, dan fisioterapi.
·
Operasi.
Penderita rheumatoid arthritis mungkin harus menjalani operasi jika
pengobatan yang telah dilakukan masih belum berhasil untuk mencegah atau
memperlambat kerusakan pada persendian.
Operasi dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk, kerusakan
persendian, membantu mengembalikan kemampuan untuk menggunakan persendian, dan
meredakan rasa sakit. Berikut ini adalah prosedur operasi rheumatoid arthritis
yang dapat dilakukan.
a.
Perbaikan tendon.
Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki tendon yang putus atau kendur di
sekitar persendian yang mengalami kerusakan sendi atau peradangan.
b.
Penggantian sendi otot.
Prosedur ini dilakukan untuk mengganti bagian sendi yang rusak dengan
prostesis yang terbuat dari plastik atau logam.
c.
Operasi penggabungan sendi.
Prosedur ini dilakukan untuk meredakan nyeri, dan menyetel kembali atau
menstabilkan sendi jika penggantian sendi total tidak bisa dilakukan.
d.
Sinovektomi.
Prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan sinovial yang radang,
dan biasa dilakukan pada lutut, siku, pergelangan tangan, jari dan pinggul.
e.
Artroskopi.
Prosedur
ini mengangkat jaringan sendi yang radang dengan bantuan kamera antroskop dan
alat khusus. Operasi ini tergolong minor, namun penderita perlu beristirahat
untuk memulihkan sendi tersebut.
Penderita rheumatoid arthritis juga disarankan untuk
menjalani diet yang sehat serta berolahraga secara teratur untuk memperkuat
otot yang mendukung persendian, membantu pergerakan sendi, dan meredakan stres.
Bagi orang yang mengalami kelebihan berat badan, olahraga juga bisa membantu
menurunkan berat badan dan meringankan tekanan pada tulang dan sendi.
Selain itu, terapi pendukung seperti pijat, akupuntur,
osteopati dan chiropatic dapat dilakukan untuk
meredakan gejala, walau hanya untuk jangka pendek. Sangat disarankan untuk
konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan terapi pendukung ini
untuk menghindari komplikasi.
Sendi akan terasa lebih kaku dan otot menjadi lebih lemah
jika tidak digerakkan, tapi aktivitas yang dilakukan harus seimbang dan tepat.
Hindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik secara langsung dan disarankan
untuk melakukan olahraga yang tidak terlalu menekan persendian, seperti
berjalan, berenang, dan bersepeda.
Komplikasi Rheumatoid
Arthritis
Beberapa kondisi yang mungkin dapat diderita oleh penderita
rheumatoid arthritis adalah sebagai berikut:
·
Peradangan menyebar luas.
Peradangan dapat menjangkiti jaringan tubuh lain, seperti hati, pembuluh
darah, paru-paru, dan mata. Kondisi ini jarang terjadi dengan perawatan dini.
·
Cervical myelopathy.
Saraf tulang belakang tertekan akibat dislokasi persendian tulang
belakang bagian atas. Walau jarang terjadi, jika tidak segera dioperasi,
kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan saraf tulang belakang permanen dan akan
berdampak kepada aktivitas sehari-hari.
·
Sindrom lorong kapal.
Kondisi ini terjadi karena saraf median, yaitu saraf yang mengendalikan
gerakan dan sensasi di pergelangan tangan tertekan dan menimbulkan gejala
kesemutan, nyeri, dan mati rasa. Kondisi ini bisa diringankan dengan suntikan
steroid atau menggunakan bebat untuk pergelangan tangan. Namun, umumnya operasi
diperlukan untuk melepaskan tekanan pada saraf median.
·
Penyakit kardiovaskular.
Penyakit seperti stroke dan serangan jantung bisa terjadi akibat dampak
rheumatoid arthritis yang memengaruhi pembuluh darah atau jantung. Risiko
terkena penyakit ini bisa dikurangi dengan mengonsumsi makanan sehat,
berolahraga secara teratur dan berhenti merokok.
·
Kerusakan sendi.
Kerusakan sendi akibat radang bisa menjadi permanen jika tidak ditangani
dengan baik. Ada beberapa masalah yang dapat memengaruhi persendian, seperti
kelainan bentuk persendian, penipisan tulang (osteroporosis), kerusakan pada
tulang dan tulang rawan, serta tendon di area sekitar terjadinya peradangan.
·
Sindrom sjogren.
Penderita rheumatoid arthritis rentan mengalami sindrom Sjogren, yakni
kondisi dimana kelembapan pada mata dan mulut berkurang.
·
Limfoma.
Limfoma
merupakan jenis kanker darah yang menyerang getah bening di dalam tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar