Pengertian Polip
Rahim
Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal
pada dinding dalam rahim atau endometrium. Karena pertumbuhan terjadi pada
endometrium, polip rahim terkadang disebut juga sebagai polip endometrium.
Polip rahim dapat berbentuk bulat maupun lonjong, dengan
ukuran mulai dari beberapa milimeter hingga sentimeter. Seseorang dapat
memiliki satu atau beberapa polip rahim. Sebagian besar polip rahim
bersifat jinak. Dan sebagian kecilnya dapat berkembang menjadi kanker atau
disebut juga polip prakanker.
Gejala Polip
Rahim
Gejala polip rahim pada tiap penderita berbeda-beda.
Beberapa gejala umum yang mungkin dialami penderita meliputi:
·
Menstruasi yang tidak teratur, misalnya jarak
siklus menstruasi yang terlalu dekat. Jarak siklus menstruasi yang normal
adalah 21 hingga 35 hari.
·
Menstruasi dengan durasi atau volume perdarahan
yang berlebihan (menorrhagia).
·
Perdarahan di luar siklus menstruasi.
·
Perdarahan setelah menopause.
·
Sulit atau tidak bisa hamil (infertilitas).
Tidak semua penderita polip rahim mengalami gejala yang
sama. Terkadang ada penderita yang bahkan sama sekali tidak merasakan gejala
apa pun. Karena itu, pemeriksaan secara berkala juga sangat penting.
Penyebab dan
Faktor Resiko Polip Rahim
Penyebab polip rahim belum diketahui secara pasti. Salah
satu faktor yang diduga dapat memicu munculnya penyakit ini adalah perubahan
kadar hormone estrogen setiap bulan.
Selain faktor yang diduga menjadi penyebabnya, terdapat
beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko polip rahim pada seorang
wanita. Beberapa di antaranya meliputi:
·
Usia. Risiko penyakit polip rahim lebih tinggi
terjadi pada wanita dalam masa pre-menopause atau sudah mengalami menopause,
yaitu sekitar usia 40-50 tahun.
·
Obesitas.
·
Konsumsi obat kanker payudara, seperti
tamoxifen.
·
Hipertensi.
Diagnosis Polip
Rahim
Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala
yang pasien alami, terutama yang menyangkut siklus menstruasi setiap bulan.
Jika terdapat kecurigaan adanya polip rahim, dokter biasanya akan menganjurkan
pemeriksaan yang lebih mendetail untuk memastikan diagnosis. Jenis pemeriksaan
yang dapat dilakukan, antara lain:
·
USG transvaginal.
Untuk melihat keadaan lapisan dinding dalam rahim atau endometrium. Polip
akan terlihat sebagai penebalan pada dinding dalam rahim.
·
Histeroskopi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi di dalam rahim dan
mendeteksi adanya polip dengan bantuan alat berupa kamera dan lampu kecil yang
terpasang pada selang halus. Gambar yang tertangkap oleh kamera kemudian
ditampilkan melalui monitor.
·
Kuret atau biopsi dindingrahim.
Dalam
pemeriksaan ini, sampel jaringan endometrium akan diambil guna diteliti lebih
lanjut di laboratorium.
Pengobatan Polip
Rahim
Pengobatan polip rahim baru dilakukan saat muncul gejala
yang sangat mengganggu kesehatan, seperti perdarahan yang berlebihan saat
menstruasi, atau jika pasien dicurigai menderita polip prakanker.
Salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah pemberian
obat untuk menyeimbangkan hormon, termasuk hormon progestin dan gonadotropin.
Obat penyeimbang hormon ini dapat meredakan gejala secara sementara,
Namun, gejala biasanya akan muncul kembali setelah konsumsi obat dihentikan.
Cara penanganan lainnya adalah dengan mengangkat polip
rahim. Tindakan ini perlu dilakukan terutama pada polip rahim yang muncul saat
wanita sedang hamil atau berencana hamil, serta pasca menopause.
Pengangkatan polip dapat dilakukan dengan tindakan histeroskopi.
Sedangkan untuk menghilangkan polip rahim yang berukuran
kecil, dapat dilakukan kuretase. Selanjutnya, jaringan yang terangkat dalam
proses kuretase ini akan diperiksa di laboratorium guna mendeteksi keberadaan
sel kanker.
Untuk penanganan polip yang mengandung sel kanker, tindakan
yang dapat dilakukan adalah histerektomi atau pengangkatan rahim secara
keseluruhan. Polip terkadang dapat tumbuh kembali seusai pengaobatan. Oleh
karena itu, pasien dianjurkan untuk memeriksakan kondisinya secara berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar