Pengertian
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK
adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru
untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam
paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
Penyakit paru obstruktif kronis umumnya merupakan kombinasi
dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis
adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan
pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan.
Sedangkan emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru
yang terjadi secara bertahap. Kantung udara tersebut akan menggelembung dan
mengempis seiring kita menarik dan menghembuskan napas. Kelenturan kantung
udara akan menurun jika seseorang mengidap emfisema, akibatnya jumlah udara
yang masuk akan menurun.
Gejala-gejala
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Pada tahap-tahap awal, penyakit paru obstruktif kronis
jarang menunjukkan gejala atau tanda khusus. Gejala-gejala penyakit ini akan
muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru, umumnya
bertahun-tahun setelah paparan. Karena itu, pengidapnya sering tidak menyadari
mengidap penyakit ini. Terdapat sejumlah gejala Penyakit paru obstruktif kronis
yang bisa terjadi dan sebaiknya diwaspadai, yaitu:
·
Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.
·
Makin sering tersengal-sengal, bahkan saat
melakukan aktivitas fisik yang ringan seperti memasak atau mengenakan pakaian.
·
Mengi atau napas sesak dan berbunyi.
·
Lemas.
·
Sering mengalami infeksi paru.
·
Penurunan berat badan.
Serangan kambuhan penyakit paru obstruktif kronis terkadang
bisa terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang lebih parah untuk beberapa
hari dan bahkan bisa membahayakan. Kondisi ini kemudian reda dan bisa terulang
lagi. Makin lama seseorang mengidap penyakit paru obstruktif kronis,
gejala-gejala yang muncul saat serangan ulang terjadi juga akan makin parah.
Faktor Resiko
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronis bisa disebabkan oleh
berbagai hal. Sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang
untuk mengidap penyakit paru obstruktif kronis meliputi:
·
Rokok.
Pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama
penyebab penyakit paru obstruktif kronis serta sejumlah penyakit pernapasan
lainnya. Diperkirakan, sekitar satu dari empat orang perokok aktif mengidap
penyakit paru obstruktif kronis.
·
Pajanan polusi udara
Misalnya asap kendaraan bermotor, debu, atau bahan kimia.
·
Usia.
Penyakit paru obstruktif kronis akan berkembang secara perlahan selama
bertahun-tahun. Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35
hingga 40 tahun.
·
Faktor keturunan
Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit paru obstruktif
kronis, Anda juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang
sama.
Diagnosis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Dokter umumnya mendiagnosis penyakit paru obstruktif kronis
dengan menanyakan gejala-gejala, memeriksa kondisi fisik pasien, dan tes
pernapasan. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan bunyi tarikan napas melalui
stetoskop dan indeks massa tubuh. Riwayat merokok juga akan ditanyakan.
Tes pernapasan akan dilakukan dengan spirometer (pemeriksaan
spirometri), yaitu alat untuk mengukur fungsi paru melalui hembusan napas pada
mesin. Dua jenis hembusan napas yang akan diukur, yaitu hembusan napas cepat
dalam satu detik dan jumlah total hembusan napas panjang hingga habis dari
paru-paru.
Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa
pemeriksaan yang lebih detail seperti:
·
Tes darah untuk menghapus adanya kemungkinan
penyakit lain, seperti anemia yang kadang juga menyebabkan sesak napas.
·
Rontgen paru-paru. Tingkat keparahan efisema
serta gangguan paru lainnya dapat diperiksa melalui prosedur ini.
·
CT scan agar
kondisi fisik paru-paru bisa diteliti.
·
Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram guna
memeriksa kondisi jantung.
·
Pengambilan sampel dahak.
Diagnosis secara dini akan memungkinkan Anda untuk menjalani
pengobatan secepat mungkin sehingga perkembangan penyakit paru obstruktif
kronis bisa dihambat.
Pengobatan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Hingga saat ini, penyakit paru obstruktif kronis termasuk
penyakit yang belum bisa disembuhkan. Pengobatan bertujuan untuk meringankan
gejala dan menghambat perkembangan penyakit tersebut.
Meski demikian, Anda tidak perlu cemas, karena kombinasi
pengobatan yang tepat akan memungkinkan Anda untuk menjalani hidup dengan lebih
baik. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan meliputi:
·
Berhenti merokok atau menghindari pajanan asap
rokok.
Ini merupakan langkah utama untuk memastikan agar PPOK tidak bertambah
parah.
·
Menggunakan obat-obatan
Contohnya, inhaler (obat
hirup) jenis pereda gejala atau inflamasi saluran pernapasan, tablet teofilin
yang akan melebarkan saluran pernapasan, tablet mukolitik (pengencer dahak dan
ingus), tablet antibiotik, serta tablet steroid.
·
Terapi untuk paru-paru
Misalnya nebulisasi (mesin yang menyemprotkan uap cairan steril yang
telah dicampur dengan obat-obatan pernapasan) dan terapi oksigen.
·
Program rehabilitasi paru-paru
Berupa
latihan fisik yang biasanya akan dijalani selama kira-kira 1,5 bulan. Dalam
program ini, pengidap akan diajari cara untuk mengendalikan gejala serta
berbagai pengetahuan tentang penyakit paru obstruktif kronis.
Di samping penanganan secara medis, ada langkah-langkah
sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghambat bertambahnya kerusakan pada
paru-paru. Beberapa di antaranya adalah:
·
Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter.
Jangan berhenti tanpa berdiskusi dengan dokter meski kondisi Anda terasa
membaik.
·
Memeriksakan diri secara berkala ke dokter agar
kondisi kesehatan Anda bisa dipantau.
·
Menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti
menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga.
·
Menghindari polusi udara, misalnya asap rokok
serta asap kendaraan bermotor.
·
Menjalani vaksinasi secara rutin, contohnya
vaksin flu dan vaksin pneumokokus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar