Kamis, 05 Oktober 2017

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS



Pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.

Penyakit paru obstruktif kronis umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan. Sedangkan emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap. Kantung udara tersebut akan menggelembung dan mengempis seiring kita menarik dan menghembuskan napas. Kelenturan kantung udara akan menurun jika seseorang mengidap emfisema, akibatnya jumlah udara yang masuk akan menurun.

Gejala-gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Pada tahap-tahap awal, penyakit paru obstruktif kronis jarang menunjukkan gejala atau tanda khusus. Gejala-gejala penyakit ini akan muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru, umumnya bertahun-tahun setelah paparan. Karena itu, pengidapnya sering tidak menyadari mengidap penyakit ini. Terdapat sejumlah gejala Penyakit paru obstruktif kronis yang bisa terjadi dan sebaiknya diwaspadai, yaitu:

·         Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh.

·         Makin sering tersengal-sengal, bahkan saat melakukan aktivitas fisik yang ringan seperti memasak atau mengenakan pakaian.

·         Mengi atau napas sesak dan berbunyi.

·         Lemas.

·         Sering mengalami infeksi paru.

·         Penurunan berat badan.

Serangan kambuhan penyakit paru obstruktif kronis terkadang bisa terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang lebih parah untuk beberapa hari dan bahkan bisa membahayakan. Kondisi ini kemudian reda dan bisa terulang lagi. Makin lama seseorang mengidap penyakit paru obstruktif kronis, gejala-gejala yang muncul saat serangan ulang terjadi juga akan makin parah.

Faktor Resiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis bisa disebabkan oleh berbagai hal. Sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit paru obstruktif kronis meliputi:

·         Rokok.

Pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama penyebab penyakit paru obstruktif kronis serta sejumlah penyakit pernapasan lainnya. Diperkirakan, sekitar satu dari empat orang perokok aktif mengidap penyakit paru obstruktif kronis.

·         Pajanan polusi udara

Misalnya asap kendaraan bermotor, debu, atau bahan kimia.

·         Usia.

Penyakit paru obstruktif kronis akan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35 hingga 40 tahun.

·         Faktor keturunan

Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit paru obstruktif kronis, Anda juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang sama.

Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Dokter umumnya mendiagnosis penyakit paru obstruktif kronis dengan menanyakan gejala-gejala, memeriksa kondisi fisik pasien, dan tes pernapasan. Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan bunyi tarikan napas melalui stetoskop dan indeks massa tubuh. Riwayat merokok juga akan ditanyakan.
Tes pernapasan akan dilakukan dengan spirometer (pemeriksaan spirometri), yaitu alat untuk mengukur fungsi paru melalui hembusan napas pada mesin. Dua jenis hembusan napas yang akan diukur, yaitu hembusan napas cepat dalam satu detik dan jumlah total hembusan napas panjang hingga habis dari paru-paru.

Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang lebih detail seperti:

·         Tes darah untuk menghapus adanya kemungkinan penyakit lain, seperti anemia yang kadang juga menyebabkan sesak napas.

·         Rontgen paru-paru. Tingkat keparahan efisema serta gangguan paru lainnya dapat diperiksa melalui prosedur ini.

·         CT scan agar kondisi fisik paru-paru bisa diteliti.

·         Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram guna memeriksa kondisi jantung.

·         Pengambilan sampel dahak.

Diagnosis secara dini akan memungkinkan Anda untuk menjalani pengobatan secepat mungkin sehingga perkembangan penyakit paru obstruktif kronis bisa dihambat.

Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Hingga saat ini, penyakit paru obstruktif kronis termasuk penyakit yang belum bisa disembuhkan. Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala dan menghambat perkembangan penyakit tersebut.

Meski demikian, Anda tidak perlu cemas, karena kombinasi pengobatan yang tepat akan memungkinkan Anda untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan meliputi:

·         Berhenti merokok atau menghindari pajanan asap rokok.

Ini merupakan langkah utama untuk memastikan agar PPOK tidak bertambah parah.

·         Menggunakan obat-obatan

Contohnya, inhaler (obat hirup) jenis pereda gejala atau inflamasi saluran pernapasan, tablet teofilin yang akan melebarkan saluran pernapasan, tablet mukolitik (pengencer dahak dan ingus), tablet antibiotik, serta tablet steroid.

·         Terapi untuk paru-paru

Misalnya nebulisasi (mesin yang menyemprotkan uap cairan steril yang telah dicampur dengan obat-obatan pernapasan) dan terapi oksigen.

·         Program rehabilitasi paru-paru

Berupa latihan fisik yang biasanya akan dijalani selama kira-kira 1,5 bulan. Dalam program ini, pengidap akan diajari cara untuk mengendalikan gejala serta berbagai pengetahuan tentang penyakit paru obstruktif kronis.

Di samping penanganan secara medis, ada langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghambat bertambahnya kerusakan pada paru-paru. Beberapa di antaranya adalah:

·         Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter. Jangan berhenti tanpa berdiskusi dengan dokter meski kondisi Anda terasa membaik.

·         Memeriksakan diri secara berkala ke dokter agar kondisi kesehatan Anda bisa dipantau.

·         Menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga.

·         Menghindari polusi udara, misalnya asap rokok serta asap kendaraan bermotor.

·         Menjalani vaksinasi secara rutin, contohnya vaksin flu dan vaksin pneumokokus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar