Pengertian
Kutu Kemaluan
Kutu kemaluan adalah nama lain dari parasit pthirus
pubis. Nama penyakit yang disebabkannya adalah pedikulosis pubis atau phthiriasis
pubis. Parasit ini hidup di luar tubuh inangnya, biasanya pada rambut
kemaluan manusia, dan mengisap darah sebagai sumber makanannya. Keberadaan kutu
kemaluan ini menyebabkan kegatalan pada area yang ditempatinya.
Selain mendiami daerah kemaluan dan anus, serangga
ini juga bisa ditemukan pada rambut kaki, dada, perut, punggung, ketiak, hingga
area wajah, seperti kumis, dan jenggot. Pada kasus yang sangat jarang, kutu
kemaluan juga dapat mendiami bulu mata dan alis mata. Kutu kemaluan tidak hidup
pada kulit dan rambut kepala, seperti yang dilakukan oleh kutu kepala,
dikarenakan rambut kepala yang lebih halus dan tipis.
Penyebab
Kutu Kemaluan
Penyakit
kutu kemaluan disebabkan oleh parasit Pthirus pubis. Parasit ini
menyebar melalui kontak tubuh jarak dekat dengan orang lain yang terinfeksi,
umumnya dari hubungan seksual pada vaginal, anal, dan oral, baik menggunakan
alat kontrasepsi atau tidak. Kutu kemaluan juga dapat berpindah melalui kontak
nonfisik, seperti berciuman, dan berpelukan. Pada kasus yang jarang terjadi,
organisme ini dapat menyebar melalui penggunaan pakaian, seprai, atau handuk
secara bergantian.
Penyebarannya
paling banyak terjadi di daerah yang memiliki iklim dingin dan area padat yang
memiliki angka kemiskinan tinggi serta sistem sanitasi yang berkualitas rendah.
Kutu kemaluan juga dapat menyebar dengan mudah jika Anda jarang berganti atau
mencuci pakaian, misalnya bagi para tuna wisma. Kehadiran kutu pada anak-anak
umumnya terdapat di area alis dan bulu mata. Kutu kemaluan pada anak-anak dapat
juga menandakan kemungkinan adanya pelecehan seksual sehingga perlu diselidiki
lebih lanjut.
Kutu
kemaluan berukuran sangat kecil, bahkan yang dewasa hanya memiliki ukuran
sepanjang 2 mm. Walau sangat kecil, kutu kemaluan dapat terlihat dari warnanya
yang kuning keabu-abuan, cokelat, atau merah. Kutu kemaluan juga sering disebut
crabs karena memiliki dua capit di bagian depan untuk mencengkeram bulu
atau rambut. Kutu kemaluan tidak dapat terbang atau loncat sehingga dia akan
merayap dari rambut ke rambut untuk mengisap darah manusia.
Kutu
kemaluan dapat bertahan hidup tanpa persediaan makanan selama 1-2 hari dan
hanya bisa berpindah ke manusia lainnya, tidak ke hewan atau di antara sesama
hewan. Kutu betina juga dapat meninggalkan telurnya (nits) yang berwarna
cokelat pucat pada rambut yang dihinggapinya. Kantong telur akan menetas dalam
waktu 6-10 hari, meninggalkan kantong kosong yang berwarna putih.
Gejala
Kutu Kemaluan
Gejala kutu kemaluan muncul beberapa minggu setelah
kutu mendiami inangnya, yaitu berupa rasa gatal di area yang dihinggapi, bintik
biru, atau bercak darah akibat gigitan kutu di area paha atau perut bagian
bawah.
Gatal merupakan gejala umum yang dirasakan akibat reaksi alergi terhadap
air liur kutu dan akan
berlangsung selama 1-3 minggu. Kondisi ini dapat
memburuk di malam hari ketika kutu menjadi makin aktif.
Gejala lain adalah
demam, kelelahan, bintik hitam atau cokelat gelap pada celana dalam sebagai
sisa-sisa kotoran kutu. Selain itu, bisa juga terjadi iritasi serta peradangan
yang disebabkan oleh bekas garukan.
Diagnosis
Kutu Kemaluan
Kutu
kemaluan dapat didiagnosis dengan cara melakukan pemeriksaan pada area yang
terjangkit dengan menggunakan kaca pembesar atau sebuah mikroskop. Dokter juga
dapat mencari telur kutu kemaluan untuk memastikan diagnosis.
Langkah
selanjutnya yang mungkin dilakukan adalah tes untuk mendeteksi penyakit menular
seksual lainnya pada penderita maupun pasangan yang aktif secara seksual. Hal
ini dilakukan karena sebagian penderita penyakit kutu kemaluan memiliki
penyakit menular seksual lain seperti sifilis, gonore, klamidia, dan HIV.
Pengobatan
Kutu Kemaluan
Pengobatan
kutu kemaluan dapat ditangani dengan menggunakan losion, krim, atau sampo
antiparasit, sesuai dengan anjuran dokter. Tujuan pengobatan adalah
menghilangkan kutu beserta telurnya.
Pengobatan
kutu kemaluan dengan krim, losion, maupun sampo dapat diaplikasikan pada area
terinfeksi atau bahkan pada seluruh tubuh, tergantung pada jenis obat yang
digunakan. Insektisida yang biasa digunakan adalah malation atau permetrin.
Pengobatan biasanya memerlukan pengulangan setelah 7-10 hari. Periksalah area
yang terinfeksi selama dan setelah periode pengobatan kedua selesai untuk
memastikan keberadaan kutu atau telur yang masih berisi pada area tersebut.
Infeksi
kutu kemaluan pada bulu mata sangat jarang ditemukan dan pengobatannya pun
berbeda dengan infeksi kutu kemaluan yang terjadi di area lain. Komunikasikan
kepada dokter atau farmasi bilamana Anda sedang hamil, sedang menyusui, atau
berusia di bawah 18 tahun. Bagi Anda yang tidak juga membaik dengan pengobatan
yang diberikan, dokter akan memberikan obat jenis lain karena mungkin kutu
bersifat resisten atau kebal terhadap obat diberikan sebelumnya.
Selalu
perhatikan instruksi penggunaan yang diberikan oleh dokter maupun yang tertera
pada kemasan obat. Sebagian obat memerlukan pengulangan setelah periode
penggunaan tertentu berlalu. Waspadai juga efek samping yang mungkin muncul,
seperti gatal, kemerahan, iritasi, sengatan, atau perih pada kulit yang
dioleskan obat insektisida. Sebagian obat berbahan dasar alkohol dapat
menyebabkan pudar atau mengeruhnya warna pada rambut yang dicat, bleach,
atau dikeriting.
Disarankan
untuk mencuci pakaian, seprai, dan handuk menggunakan mesin cuci dengan air
panas untuk membasmi kutu kemaluan, sekaligus mencegah terulangnya infeksi.
Komplikasi
Kutu Kemaluan
Beberapa komplikasi yang bisa disebabkan oleh
infeksi kutu kemaluan adalah gangguan pada mata dan kulit. Iritasi kulit akibat
seringnya menggaruk area yang didiami kutu kemaluan berisiko menimbulkan
kondisi impetigo yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, iritasi juga
dapat memicu furunkulosis, yaitu kemunculan bisul pada kulit. Peradangan mata
berupa kondisi blepharitis dan infeksi pada selaput lendir mata
(konjungtivitis) juga dapat terjadi jika kutu kemaluan mendiami bulu mata.
Segera temui dokter untuk memeriksakan kondisi ini.
Pencegahan
Kutu Kemaluan
Hindari
menggunakan pakaian, handuk, atau seprai secara bergantian dengan seseorang
yang terinfeksi. Jika kutu kemaluan juga menyerang anggota keluarga yang lain,
disarankan untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh anggota yang belum terkena
infeksi kutu untuk mencegah penyebaran.
Kutu
kemaluan juga bisa menyebar melalui hubungan seksual sehingga Anda dan
pasangan, selama tiga bulan terakhir, disarankan untuk menjalani tes penyakit
menular seksual (PMS) untuk mencegah infeksi terulang. Sebaiknya hindari
melakukan hubungan seksual selama perawatan masih berlangsung, setidaknya
hingga Anda telah sembuh total dari kondisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar