Pengertian
Paronikia
Paronikia yang berkembang menjadi parah dan tidak diobati bisa menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh kuku yang terinfeksi. Segera berkonsultasi dengan dokter jika bengkak kemerahan akibat infeksi sudah mengelilingi kulit sekitar kuku atau muncul bisul bernanah.
Beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita
paronikia jika tidak segera diobati adalah:
·
Demam.
·
Muncul garis-garis merah pada kulit,
yang dimulai dari area yang terinfeksi ke bagian tubuh lainnya.
·
Perubahan bentuk kuku secara permanen.
·
Nyeri pada sendi atau otot.
·
Menyebarnya infeksi ke tendon, tulang,
atau aliran darah.
·
Terbentuk abses (kumpulan nanah di bawah
kulit).
Gejala
Paronikia
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan
oleh penderita. Gejala-gejala utama yang umumnya dirasakan oleh penderita
paronikia adalah:
·
Perubahan bentuk, warna, atau tekstur
kuku.
·
Kulit di sekitar kuku berwarna merah dan
terasa nyeri saat tersentuh.
·
Kuku perlahan terlepas.
·
Kulit melepuh yang terisi nanah.
·
Pembengkakan.
Penyebab
dan Jenis Paronikia
Infeksi
yang menyebabkan parokinia bisa disebabkan oleh dua hal yaitu bakteri dan
jamur. Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri, sedangkan paronikia
kronis muncul akibat infeksi jamur.
Jika
dibedakan dari kecepatan infeksi, durasi, dan penyebab infeksi, paronikia bisa
dibedakan menjadi:
·
Paronikia akut
Hampir
selalu menyerang kuku jari tangan. Paronikia jenis ini menginfeksi kulit dengan
cepat, serta bertahan kurang dari enam minggu. Biasanya disebabkan luka
langsung atau tidak langsung pada lipatan kulit di sekeliling kuku.
·
Paronikia kronis.
Bisa
muncul pada kuku jari tangan atau jari kaki. Paronikia kronis menginfeksi kulit
dengan waktu cukup lama, bertahan lebih dari enam minggu dan seringkali kambuh.
Biasanya, paronikia kronis muncul karena tangan atau kaki seseorang terlalu sering
berada di lingkungan lembap. Selain itu, paronikia kronis juga bisa disebabkan
oleh dermatitis kontak, yaitu peradangan kulit akibat kontak dengan penyebab
alergi (alergen) atau bahan-bahan yang menyebabkan iritasi.
Diagnosis
Paronikia
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk
mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda
yang dialami oleh pasien. Pengujian yang umumnya dilakukan dokter untuk
mendiagnosis paronikia adalah:
·
Pemeriksaan fisik.
Dokter
akan memeriksa bagian kulit yang terinfeksi paronikia.
·
Pengambilan sample.
Dokter
akan mengambil sampel jaringan atau cairan dan/atau nanah dari dalam kulit yang
terinfeksi, untuk diteliti di laboratorium. Sehingga bisa diidentifikasi jenis
bakteri atau jamur penyebab infeksi.
Pengobatan
dan Pencegahan Paronikia
Beberapa jenis penanganan bagi penderita paronikia
akut adalah:
·
Rendam airhangat.
Untuk
paronikia akut yang belum muncul cairan nanah, penderita bisa merendam bagian
kulit yang terinfeksi dengan air hangat beberapa kali dalam sehari.
·
Obat-obatan.
Penderita
bisa mengoleskan obat antibiotik oles pada kulit yang terinfeksi. Jika infeksi
semakin memburuk, dokter bisa meresepkan antibiotik oral.
Bagi penderita paronikia kronis, beberapa penanganan
yang bisa dilakukan adalah:
·
Keringkan selalu bagian kulit yang
terinfeksi.
·
Obat-obatan.
Dokter
mungkin akan meresepkan obat oles anti jamur atau steroid.
·
Pembedahan
Dokter
akan melakukan tindakan pembedahan untuk mencabut atau menghilangkan sebagian
kuku atau kulit yang terinfeksi.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengurangi risiko paronikia, yaitu:
·
Jangan menggigit atau mencungkil kuku.
·
Rawatlah kuku-kuku dan kulit di
sekitarnya.
·
Lindungi kuku atau ujung jari agar tidak
rusak atau terluka.
·
Gunakan sarung tangan untuk melindungi
kuku dari zat kimia atau deterjen yang merusak.
·
Bawalah alat manikur sendiri ke salon.
·
Ganti kaus kaki setiap hari.
·
Jangan menggunakan sepatu yang sama dua
hari berturut-turut, agar sepatu bisa kering sebelum digunakan lagi.
·
Jangan potong kuku terlalu pendek dan
hindari mengikis serta memotong kutikula.
·
Usahakan tangan dan kaki untuk selalu
bersih dan kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar