Sabtu, 11 Maret 2017

MOLLUSCUM CONTAGIOSUM



Pengertian Molluscum Contagiosum

Penyakit molluscum contagiosum mungkin masih asing di telinga kita. Molluscum merupakan masalah pada kulit yang ditandai dengan menyembulnya bintik seukuran biji kacang hijau pada permukaan kulit. Bintik ini biasanya terasa agak keras.

Umumnya yang paling rentan terkena molluscum adalah anak-anak dan remaja. Orang dewasa yang aktif secara seksual pun berisiko terkena kondisi ini. Selain itu, molluscum juga dapat dialami oleh mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan bagi mereka yang memiliki kondisi kulit yang mendasari, seperti atopic dermatitis (sejenis peradangan pada kulit).

Molluscum contagiosum merupakan kondisi yang mudah dikenali oleh dokter. Hanya dengan melihat permukaan kulit dan tanpa perlu melakukan tes lebih lanjut, biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis penyakit ini.

Selain mudah dikenali, penanganan molluscum contagiosum pun tergolong sangat sederhana dan pada umumnya tidak membutuhkan obat-obatan. Alasan sebagian dokter tidak merekomendasikan obat-obatan untuk penyakit ini adalah karena molluscum contagiosum bisa hilang atau sembuh dengan sendirinya. Jangka waktu penyembuhan biasanya berkisar antara enam bulan hingga satu setengah tahun.

Gejala Molluscum Contagiosum

Berikut ini adalah gejala molluscum contagiosum yang paling umum, di antaranya:

·         Munculnya bintik-bintik pada permukaan kulit.

·         Umumnya bintik tersebut kecil (seukuran biji kacang hijau).

·         Pada ujung bintik terlihat seperti cekungan, bahkan ada yang seperti memiliki titik.

·         Beberapa bintik ada yang terasa gatal.

·         Bintik mudah menyebar ke area kulit lainnya dan mudah menular pada orang lain.

·         Meski tidak terasa menyakitkan, kadang-kadang ketika akan sembuh bintik molluscum contagiosum bisa menyebabkan kulit penderitanya menjadi kemerahan dan mengalami pembengkakan ringan.

Area atau bagian tubuh yang terinfeksi molluscum contagiosum bisa bermacam-macam. Pada anak-anak, umumnya bintik molluscum tumbuh di sekitar tangan, perut, dada, leher, dan wajah. Sedangkan pada orang dewasa, molluscum umumnya tumbuh di tubuh bagian bawah akibat aktivitas seksual. Misalnya area perut bawah, alat kelamin, bokong, serta paha bagian atas dan dalam.

Pada kasus yang jarang terjadi, bintik molluscum contagiosum ada yang tumbuh di sekitar kelopak mata, mulut bagian dalam, telapak kaki, dan telapak tangan. 

Penyebab Molluscum Contagiosum

Molluscum contagiosum merupakan infeksi kulit yang dapat menular. Kondisi ini disebabkan oleh sebuah virus yang disebut molluscum contagiosum. Virus yang masuk dalam golongan poxviruses ini menyerang sel kulit manusia.

Penularan molluscum contagiosum umumnya terjadi ketika adanya kontak langsung dengan kulit penderita, menyentuh atau menggunakan barang-barang yang sebelumnya juga telah digunakan penderita. Pada orang dewasa, molluscum contagiosum bisa ditularkan melalui aktivitas seksual. 

Diagnosis Molluscum Contagiosum

Secara kasat mata, molluscum contagiosum merupakan kondisi yang mudah dikenali. Hanya dengan melihat permukaan kulit dan tanpa perlu melakukan tes lebih lanjut, biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis molluscum contagiosum. Namun jika dokter curiga bahwa bintik yang muncul bukan molluscum contagiosum (misalnya herpes pada area kelamin), dokter mungkin akan melakukan metode pemeriksaan dengan menggunakan prosedur medis, salah satunya adalah metode biopsi. Biopsi adalah prosedur pemeriksaan dengan cara mengambil sampel kulit yang terinfeksi, lalu menelitinya dengan menggunakan mikroskop.

Pengobatan Molluscum Contagiosum

Sebetulnya, tanpa diobati pun molluscum contagiosum akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya jangka waktu pulih berkisar antara enam bulan hingga satu setengah tahun.

Umumnya dokter tidak akan menyarankan metode pengobatan apa pun (baik dengan obat-obatan, seperti salep, maupun prosedur pengangkatan molluscum contagiosum) pada penderita anak-anak. Hal tersebut dikarenakan anak-anak tidak memiliki aktivitas sesibuk remaja atau orang dewasa, dan mereka pun tidak terlalu memikirkan pergaulan sosial. Selain itu dampak pengobatan molluscum umumnya terasa menyakitkan. Dikhawatirkan rasa sakit tersebut tidak bisa diterima anak-anak dan mereka akan menjadi rewel.

Sedangkan pada orang dewasa, keberadaan molluscum contagiosum bisa saja mengganggu aktivitas mereka, seperti bekerja, berolahraga, dan bersosialisasi. Tidak sedikit orang dewasa yang merasa kurang percaya diri dengan penampilan mereka akibat tumbuhnya molluscumcontagiosum. Dalam kehidupan asmara pun, keberadaan infeksi ini bisa menjadi penghalang, apalagi jika tumbuh di organ vital. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat merusak kehidupan seksual penderitanya..

Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk menangani molluscum contagiosum, di antaranya: 

·         Benzoyl peroxide, yakni obat kulit yang berbentuk gel atau krim. Selain dapat mengobati molluscum contagiosum, obat ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat. Sebagian benzoyl peroxide ada yang dapat dibeli langsung di apotek, namun sebagian lainnya harus dengan resep dokter. Efek samping penggunaan obat ini tergolong ringan, mulai dari pengelupasan kulit, kulit kering dan tampak kemerahan, perih, serta rasa gatal. Benzoyl peroxide dapat membuat kulit menjadi lebih sesitif terhadap sinar matahari.

·         Potassium hydroxide, yakni obat kulit yang dapat mengatasi molluscum contagiosum dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virusnya. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk cair. Efek samping potassium hydroxide di antaranya adalah rasa gatal, pembengkakan dan pengelupasan pada kulit, dan perih.

·         Tretinoin, yakni obat kulit yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Biasanya obat ini dipakai untuk mengobati jerawat, namun oleh dokter dapat dikondisikan untuk menangani molluscum contagiosum. Tretinoin tersedia dalam bentuk krim dan gel. Efek samping penggunaan tretinoin yang umum adalah sensasi menyengat pada kulit dan iritasi ringan. Sama seperti benzoyl peroxide, tretinoin dapat membuat kulit penggunanya menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Sedangkan, untuk efek samping tretinoin yang tergolong parah adalah cacat lahir. Karena itu wanita hamil tidak disarankan untuk menggunakan obat ini.

·         Imiquimod, yaitu obat molluscum contagiosum yang berbentuk krim. Sama seperti potassium hydroxide, imiquimod memberantas virus molluscum contagiosum dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh. Efek samping dari penggunaan imiquimod yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, rasa gatal, perih, pembengkakan serta pengelupasan pada kulit.

·         Podophylloxin, yakni obat berbentuk cair atau krim yang biasanya digunakan untuk mengobati molluscum contagiosum kelamin. Obat ini bekerja dengan cara meracuni sel-sel virus molluscum contagiosum. Efek samping penggunaan podophylloxim tergolong ringan, yaitu rasa gatal dan perih pada kulit.

Pengobatan Molluscum Contagiosum Denagan Metode Lainya

Selain dengan obat-obatan, molluscum contagiosum juga bisa dihilangkan dengan menggunakan metode lain, di antaranya:

·         Terapi laser (membunuh sel-sel molluscum contagiosum dengan sinar laser).

·         Cryotherapy (menghilangkan molluscum contagiosum dengan metode pembekuan menggunakan nitrogen cair).

·         Scraping (menghilangkan molluscum contagiosum dengan menggunakan sebuah alat pengikis yang terbuat dari logam).

Komplikasi Molluscum Contagiosum

Meski tergolong penyakit ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, molluscum contagiosum dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi umumnya terjadi jika kita berusaha menghilangkan molluscum contagiosum dengan cara menggaruk atau memencetnya, sehingga meninggalkan luka. Virus atau bakteri dari luka inilah yang menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi akibat molluscum contagiosum adalah:

·         Konjungtivitis, yakni peradangan pada lapisan mata paling luar mata. Komplikasi ini terjadi jika molluscum contagiosum tumbuh pada kelopak mata. Gejala konjungtivitas adalah mata memerah, berair, bahkan bengkak.

·         Keratitis, yakni infeksi pada bagian kornea. Sama seperti konjungtivis, komplikasi ini terjadi akibat molluscum contagiosum yang tumbuh pada kelopak mata. Penderita keratitis akan merasakan mata mereka sensitif pada cahaya. Gejala lainnya adalah rasa sakit pada mata dan penglihatan yang buram.

·         Jaringan parut atau bekas luka pada kulit yang pernah terkena molluscum contagiosum.

·         Infeksi bakteri.

Pencegahan Molluscum Contagiosum

Karena molluscum contagiosum dapat menyebar ke area tubuh lainnya dan juga menular pada orang lain, maka kita bisa melakukan langkah pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi. Beberapa langkah tersebut misalnya dengan tidak menyentuh atau menggaruk bagian yang terkena molluscum contagiosum, usahakan menutup bagian tersebut dengan plester, dan selalu menjaga kebersihan tangan.

Sangat dianjurkan untuk tidak memencet molluscum contagiosum. Selain menimbulkan rasa sakit, juga akan meninggalkan jaringan parut atau bekas luka. Pendarahan yang terjadi akibat memencet molluscum contagiosum juga dapat meningkatkan risiko penyebaran ke area kulit lainnya.

Bagi yang belum pernah terkena molluscum contagiosum dan ingin menghindarinya, maka lakukan juga pencegahannya, seperti dengan tidak menyentuh kulit penderita, tidak memakai benda yang sebelumnya digunakan oleh penderita (misalnya pakaian, handuk, seprai, dan sisir), dan tidak melakukan kontak seksual dengan penderita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar