Pengertian
Molluscum Contagiosum
Umumnya yang paling rentan terkena molluscum adalah anak-anak dan remaja. Orang dewasa yang aktif secara seksual pun berisiko terkena kondisi ini. Selain itu, molluscum juga dapat dialami oleh mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan bagi mereka yang memiliki kondisi kulit yang mendasari, seperti atopic dermatitis (sejenis peradangan pada kulit).
Molluscum contagiosum merupakan kondisi yang mudah dikenali oleh dokter. Hanya dengan melihat permukaan kulit dan tanpa perlu melakukan tes lebih lanjut, biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis penyakit ini.
Selain mudah dikenali, penanganan molluscum contagiosum pun tergolong sangat sederhana dan pada umumnya tidak membutuhkan obat-obatan. Alasan sebagian dokter tidak merekomendasikan obat-obatan untuk penyakit ini adalah karena molluscum contagiosum bisa hilang atau sembuh dengan sendirinya. Jangka waktu penyembuhan biasanya berkisar antara enam bulan hingga satu setengah tahun.
Gejala
Molluscum Contagiosum
Berikut ini adalah gejala molluscum contagiosum
yang paling umum, di antaranya:
·
Munculnya bintik-bintik pada permukaan
kulit.
·
Umumnya bintik tersebut kecil (seukuran
biji kacang hijau).
·
Pada ujung bintik terlihat seperti
cekungan, bahkan ada yang seperti memiliki titik.
·
Beberapa bintik ada yang terasa gatal.
·
Bintik mudah menyebar ke area kulit
lainnya dan mudah menular pada orang lain.
·
Meski tidak terasa menyakitkan,
kadang-kadang ketika akan sembuh bintik molluscum contagiosum bisa
menyebabkan kulit penderitanya menjadi kemerahan dan mengalami pembengkakan
ringan.
Area atau
bagian tubuh yang terinfeksi molluscum contagiosum bisa bermacam-macam.
Pada anak-anak, umumnya bintik molluscum tumbuh di sekitar tangan,
perut, dada, leher, dan wajah. Sedangkan pada orang dewasa, molluscum umumnya
tumbuh di tubuh bagian bawah akibat aktivitas seksual. Misalnya area perut
bawah, alat kelamin, bokong, serta paha bagian atas dan dalam.
Pada
kasus yang jarang terjadi, bintik molluscum contagiosum ada yang tumbuh
di sekitar kelopak mata, mulut bagian dalam, telapak kaki, dan telapak tangan.
Penyebab Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum merupakan
infeksi kulit yang dapat menular. Kondisi ini disebabkan oleh sebuah virus yang
disebut molluscum contagiosum. Virus yang masuk dalam golongan poxviruses
ini menyerang sel kulit manusia.
Penularan
molluscum contagiosum umumnya terjadi ketika adanya kontak langsung
dengan kulit penderita, menyentuh atau menggunakan barang-barang yang
sebelumnya juga telah digunakan penderita. Pada orang dewasa, molluscum
contagiosum bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.
Diagnosis Molluscum Contagiosum
Secara
kasat mata, molluscum contagiosum merupakan kondisi yang mudah
dikenali. Hanya dengan melihat permukaan kulit dan tanpa perlu melakukan tes
lebih lanjut, biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis molluscum
contagiosum. Namun jika dokter curiga bahwa bintik yang muncul bukan molluscum
contagiosum (misalnya herpes pada area kelamin), dokter mungkin akan
melakukan metode pemeriksaan dengan menggunakan prosedur medis, salah satunya
adalah metode biopsi. Biopsi adalah prosedur pemeriksaan dengan cara mengambil
sampel kulit yang terinfeksi, lalu menelitinya dengan menggunakan mikroskop.
Pengobatan Molluscum Contagiosum
Sebetulnya,
tanpa diobati pun molluscum contagiosum akan sembuh dengan sendirinya.
Biasanya jangka waktu pulih berkisar antara enam bulan hingga satu setengah
tahun.
Umumnya
dokter tidak akan menyarankan metode pengobatan apa pun (baik dengan
obat-obatan, seperti salep, maupun prosedur pengangkatan molluscum
contagiosum) pada penderita anak-anak. Hal tersebut dikarenakan anak-anak
tidak memiliki aktivitas sesibuk remaja atau orang dewasa, dan mereka pun tidak
terlalu memikirkan pergaulan sosial. Selain itu dampak pengobatan molluscum umumnya
terasa menyakitkan. Dikhawatirkan rasa sakit tersebut tidak bisa diterima
anak-anak dan mereka akan menjadi rewel.
Sedangkan
pada orang dewasa, keberadaan molluscum contagiosum bisa saja mengganggu
aktivitas mereka, seperti bekerja, berolahraga, dan bersosialisasi. Tidak
sedikit orang dewasa yang merasa kurang percaya diri dengan penampilan mereka
akibat tumbuhnya molluscumcontagiosum. Dalam kehidupan asmara pun,
keberadaan infeksi ini bisa menjadi penghalang, apalagi jika tumbuh di organ
vital. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat
merusak kehidupan seksual penderitanya..
Berikut
ini adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk menangani molluscum
contagiosum, di antaranya:
·
Benzoyl
peroxide,
yakni obat kulit yang berbentuk gel atau krim. Selain dapat mengobati molluscum
contagiosum, obat ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat. Sebagian benzoyl
peroxide ada yang dapat dibeli langsung di apotek, namun sebagian lainnya
harus dengan resep dokter. Efek samping penggunaan obat ini tergolong ringan,
mulai dari pengelupasan kulit, kulit kering dan tampak kemerahan, perih, serta
rasa gatal. Benzoyl peroxide dapat membuat kulit menjadi lebih sesitif
terhadap sinar matahari.
·
Potassium
hydroxide,
yakni obat kulit yang dapat mengatasi molluscum contagiosum dengan
cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virusnya. Obat ini biasanya
tersedia dalam bentuk cair. Efek samping potassium hydroxide di
antaranya adalah rasa gatal, pembengkakan dan pengelupasan pada kulit, dan
perih.
·
Tretinoin, yakni obat kulit
yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Biasanya obat ini dipakai untuk mengobati
jerawat, namun oleh dokter dapat dikondisikan untuk menangani molluscum
contagiosum. Tretinoin tersedia dalam bentuk krim dan gel. Efek
samping penggunaan tretinoin yang umum adalah sensasi menyengat pada
kulit dan iritasi ringan. Sama seperti benzoyl peroxide, tretinoin
dapat membuat kulit penggunanya menjadi sensitif terhadap sinar matahari.
Sedangkan, untuk efek samping tretinoin yang tergolong parah adalah
cacat lahir. Karena itu wanita hamil tidak disarankan untuk menggunakan obat
ini.
·
Imiquimod, yaitu obat molluscum
contagiosum yang berbentuk krim. Sama seperti potassium hydroxide,
imiquimod memberantas virus molluscum contagiosum dengan cara
merangsang sistem kekebalan tubuh. Efek samping dari penggunaan imiquimod
yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, rasa gatal, perih, pembengkakan
serta pengelupasan pada kulit.
·
Podophylloxin, yakni obat
berbentuk cair atau krim yang biasanya digunakan untuk mengobati molluscum
contagiosum kelamin. Obat ini bekerja dengan cara meracuni sel-sel virus molluscum
contagiosum. Efek samping penggunaan podophylloxim tergolong
ringan, yaitu rasa gatal dan perih pada kulit.
Pengobatan Molluscum Contagiosum Denagan Metode Lainya
Selain
dengan obat-obatan, molluscum contagiosum juga bisa dihilangkan dengan
menggunakan metode lain, di antaranya:
·
Terapi
laser (membunuh sel-sel molluscum contagiosum dengan sinar laser).
·
Cryotherapy (menghilangkan molluscum
contagiosum dengan metode pembekuan menggunakan nitrogen cair).
·
Scraping
(menghilangkan molluscum contagiosum dengan menggunakan sebuah
alat pengikis yang terbuat dari logam).
Komplikasi Molluscum Contagiosum
Meski
tergolong penyakit ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, molluscum
contagiosum dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi umumnya terjadi jika
kita berusaha menghilangkan molluscum contagiosum dengan cara
menggaruk atau memencetnya, sehingga meninggalkan luka. Virus atau bakteri dari
luka inilah yang menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi akibat molluscum
contagiosum adalah:
·
Konjungtivitis,
yakni peradangan pada lapisan mata paling luar mata. Komplikasi ini terjadi
jika molluscum contagiosum tumbuh pada kelopak mata. Gejala
konjungtivitas adalah mata memerah, berair, bahkan bengkak.
·
Keratitis,
yakni infeksi pada bagian kornea. Sama seperti konjungtivis, komplikasi ini
terjadi akibat molluscum contagiosum yang tumbuh pada kelopak mata.
Penderita keratitis akan merasakan mata mereka sensitif pada cahaya. Gejala
lainnya adalah rasa sakit pada mata dan penglihatan yang buram.
·
Jaringan
parut atau bekas luka pada kulit yang pernah terkena molluscum contagiosum.
·
Infeksi
bakteri.
Pencegahan Molluscum Contagiosum
Karena molluscum
contagiosum dapat menyebar ke area tubuh lainnya dan juga menular pada
orang lain, maka kita bisa melakukan langkah pencegahan agar hal tersebut tidak
terjadi. Beberapa langkah tersebut misalnya dengan tidak menyentuh atau
menggaruk bagian yang terkena molluscum contagiosum, usahakan menutup
bagian tersebut dengan plester, dan selalu menjaga kebersihan tangan.
Sangat
dianjurkan untuk tidak memencet molluscum contagiosum. Selain
menimbulkan rasa sakit, juga akan meninggalkan jaringan parut atau bekas luka.
Pendarahan yang terjadi akibat memencet molluscum contagiosum juga dapat
meningkatkan risiko penyebaran ke area kulit lainnya.
Bagi yang
belum pernah terkena molluscum contagiosum dan ingin menghindarinya,
maka lakukan juga pencegahannya, seperti dengan tidak menyentuh kulit
penderita, tidak memakai benda yang sebelumnya digunakan oleh penderita
(misalnya pakaian, handuk, seprai, dan sisir), dan tidak melakukan kontak
seksual dengan penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar