Pebgertian
Osteopetrosis
Fungsi osteoklas tersebut sangat penting dalam memelihara, memperbaiki, dan renovasi tulang-tulang. Osteoklas juga menjalankan proses resorpsi (penyerapan kembali) tulang yang membuat kadar kalsium dalam darah tetap terjaga.
Jenis-jenis
Osteopetrosis
Para ahli membedakan osteopetrosis berdasarkan
beberapa pola penyakit diwariskan dari seseorang ke keturunannya, yaitu:
·
Pola autosomal dominant
osteopetrosis (ADO).
Penderita
umumnya mendapat penyakit tersebut dari salah satu orang tua pengidap
osteopetrosis.
·
Pola autosomal recessive osteopetrosis
(ARO).
Artinya
kedua orang tua memiliki gen yang telah bermutasi, namun tidak menunjukkan
gejala dan tanda klinis osteopetrosis.
·
X-linked.
Jenis
ini memiliki pola di mana mutasi terjadi pada kromosom X kedua orang tua, dan
ibu bisa menyebabkan munculnya osteopetrosis pada anak.
·
Intermediate
autosomal osteopetrosis (IAO).
Jenis osteopetrosis ini memiliki sifat
pewarisan apakah menurut pola ADO atau ARO.
Gejala
Osteopetrosis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan
oleh penderita. Gejala dan tanda klinis yang mungkin terlihat atau dirasakan
penderita osteopetrosis berbeda-beda. Autosomal dominant osteopetrosis
adalah jenis osteopetrosis yang paling ringan dan kadang bisa menjangkiti
seseorang tanpa gejala sama sekali. Jika ada gejala, biasanya baru terlihat
saat penderita memasuki usia remaja.
Beberapa tanda klinis yang ditemukan
secara kebetulan dengan x-ray antara lain:
·
Keretakan tulang pada banyak tempat.
·
Skoliosis atau kondisi abnormal tulang
belakang.
·
Artritis pada pinggul.
·
Infeksi tulang yang biasa dikenal dengan
osteomielitis.
Pada penderita autosomal recessive osteopetrosis,
gejala sudah bisa dilihat saat penderita masih bayi. Beberapa gejala dan tanda
klinis yang terlihat pada penderita adalah:
·
Anemia.
·
Kehilangan penglihatan dan pendengaran.
·
Tulang mudah patah.
·
Infeksi kambuhan.
·
Lumpuhnya otot-otot wajah.
·
Perdarahan tidak normal.
·
Pertumbuhan lambat.
·
Postur tubuh pendek.
·
Gigi tidak normal.
·
Pembesaran hati dan limpa.
Untuk osteopetrosis jenis X-linked, gejala
dan tanda klinis yang ada pada penderita adalah:
·
Pembengkakan abnormal yang disebabkan
penumpukan cairan.
·
Displasia ektodermal anhidrotik yang
memengaruhi kulit, rambut, gigi, dan kelenjar getah bening.
·
Gangguan sistem kekebalan tubuh yang
dapat menyebabkan berkembangnya infeksi lebih parah.
Diagnosis
Osteopetrosis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk
mengidentifikasi penyebab, penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda
klinis yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis osteopetrosis, umumnya
dokter akan melakukan tindakan uji pencitraan. Dokter akan meminta pasien untuk
menjalani pemeriksaan sinar-X, CT scan atau MRI.
Pengobatan
Osteopetrosis
Penderita osteopetrosis yang masih
bayi harus mendapatkan penanganan. Tidak ada penanganan medis yang spesifik
untuk menangani penderita yang sudah dewasa. Selain itu, penderita dewasa juga
tidak wajib menjalani penanganan kecuali osteopetrosis sudah menimbulkan
komplikasi.
Tujuan utama penanganan
osteopetrosis adalah untuk mengobati komplikasi yang terjadi dan meningkatkan
kualitas hidup penderitanya. Untuk menangani komplikasi osteopetrosis, dokter
akan melakukan tindakan untuk menangani retakan tulang dan penggantian sendi.
Sedangkan beberapa penanganan bagi
penderita osteopetrosis yang masih bayi adalah:
·
Vitamin D.
Untuk
menstimulasi sel-sel osteoklas sehingga proses resorpsi tulang bisa berjalan.
·
Pembedahan.
Kadang
dibutuhkan untuk menangani keretakan tulang.
·
Calcitrol dosis besar.
Jika
dikombinasikan dengan pembatasan masuknya kalsium ke dalam tubuh, kadang secara
dramatis bisa menolong. Namun, biasanya hanya sedikit perbaikan kondisi klinis
penderita, yang tidak dapat dipertahankan bila pengobatan ini dihentikan.
·
Interferon gamma.
Interferon
adalah sekelompok protein pengirim sinyal yang diproduksi dan dilepaskan oleh
sel. Pemberian interferon gamma akan meningkatkan fungsi sel darah putih
sehingga menurunkan infeksi, mengurangi volume tulang, dan meningkatkan volume
sumsum tulang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan hemoglobin dan platelet
(trombosit).
·
Erythropoietin.
Biasanya
diresepkan untuk menangani anemia.
·
Kortikosteroid.
Digunakan
untuk merangsang resorpsi tulang dan menangani anemia. Pemberian kortikosteroid
bukanlah metode utama untuk menangani osteopetrosis.
·
Transplantasi sumsum tulang.
Dapat
menyembuhkan penyakit sumsum tulang dan metabolisme abnormal.
Komplikasi
dan Pencegahan Osteopetrosis
Beberapa komplikasi yang dapat diidap oleh penderita
osteopetrosis jika tidak mendapatkan penanganan dengan benar adalah:
·
Kegagalan fungsi sumsum tulang sehingga
mengakibatkan anemia parah, perdarahan dan infeksi.
·
Terhambatnya pertumbuhan dan kegagalan
berkembang pada tubuh penderita.
Osteopetrosis merupakan kelainan genetis turunan
yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan rutin untuk kelainan genetis sebelum
persalinan yang diikuti dengan perawatan dan terapi yang sesuai, bisa membuat
pengidap osteopetrosis bisa hidup hampir seperti orang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar