Pengertian Menopause
Fase alami tersebut disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium akan menurun dan pada akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi di kisaran usia 50 tahun.
Usia
dan Penyebab Menopause
Menopause prematur terjadi akibat ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam jumlah normal. Penyebab masalah ini belum diketahui secara pasti, tapi kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga berpotensi menjadi pemicunya.
Di samping fase alami, menopause juga dapat dipicu oleh sejumlah faktor. Di antaranya adalah:
·
Prosedur medis.
Misalnya operasi pengangkatan rahim atau ovarium.
·
Metode pengobatan kanker.
Seperti kemoterapi dan radioterapi. Kedua metode
ini dapat memicu menopause dini. Namun siklus menstruasi terkadang dapat
kembali terjadi setelah proses kemoterapi dan radioterapi berakhir.
·
Kondisi kesehatan tertentu.
Contohnya sindrom down atau penyakit Addison.
Gejala-gejala
Menopause
Tidak
semua wanita memiliki proses menopause yang sama. Proses ini umumnya ditandai
dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap. Frekuensi dan interval
menstruasi akan semakin jarang sebelum akhirnya berhenti sama sekali.
Namun,
tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian wanita yang mengalami menopause
dengan siklus menstruasi yang berakhir secara tiba-tiba. Jika ini terjadi,
gejala-gejala yang dialami biasanya akan lebih parah.
Menjelang
menopause, terdapat beberapa indikasi emosional serta fisik yang dapat
dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut biasanya meliputi:
·
Perubahan pada siklus menstruasi,
misalnya frekuensi menstruasi yang tidak teratur, volume pendarahan yang
sedikit atau berlebih.
·
Sensasi rasa panas, berkeringat,
dan jantung berdebar (hot flushes).
·
Kekeringan pada vagina yang dapat
menyebabkan rasa gatal atau sakit saat berhubungan seks.
·
Penurunan gairah seks.
·
Berkeringat pada malam hari.
·
Ganguan tidur, seperti sering terbangun
tiba-tiba dan insomnia.
·
Sulit konsentrasi.
·
Emosi yang tidak stabil, misalnya
uring-uringan, sedih, atau depresi.
·
Kenaikan berat badan dan metabolisme
yang lambat.
·
Sakit kepala.
·
Rambut yang menipis dan kulit kering.
·
Lebih rentan terhadap infeksi saluran
kemih.
Langkah
Penanganan Sederhana Untuk Menopause
Sebagian besar wanita dapat melakukan perubahan dalam gaya hidup mereka untuk mengurangi gejala-gejala tersebut. Beberapa langkah sederhana berikut mungkin dapat membantu.
·
Mengatasi sensasi panas, berkeringat, dan
jantung berdebar (hot flushes).
Gejala
ini dapat ditangani dengan mengenakan pakaian tipis berbahan katun, serta
menghindari faktor pemicu berupa kafein, minuman panas, makanan pedas, minuman
keras, serta stres. Langkah ini juga berguna untuk menangani gejala berkeringat
pada malam hari.
·
Menerapkan pola makan yang seimbang
(perbanyak serat dengan mengonsumsi buat serta sayur) danteratur olahraga.
Selain
mencegah kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa menopause, langkah
ini juga berguna untuk menguatkan tulang agar tidak mudah keropos.
·
Cukup istirahat.
Pastikan
untuk tidur yang cukup.
·
Melakukan senam kegel.
Untuk
menguatkan otot dasar panggul sehingga mengurangi inkontinensia urine atau
sulit menahan urine.
·
Menerapkan teknik relaksasi.
Misalnya
meditasi, mengatur pernapasan, yoga, serta taichi. Teknik ini dapat membantu
untuk mengurangi tingkat stres atau depresi.
·
Jangan merokok.
Selain
meningkatkan risiko dari berbagai penyakit, merokok juga dapat memperparah
gejala menopause dan memicu menopause dini.
Langkah
Penanganan Medis Untuk Menopause
Terapi penggantian hormon merupakan langkah penanganan menopause yang paling sering digunakan karena tingkat keefektifannya yang tinggi. Obat-obatan dalam terapi ini tersedia dalam bentuk tablet, krim, gel, koyo, dan implan. Di samping mengurangi gejala menopause, terapi penggantian hormon jangka panjang juga dapat mengurangi risiko osteoporosis.
Sesuai namanya, kinerja terapi ini adalah dengan menggantikan hormon-hormon reproduksi alami yang menurun seiring proses menopause. Terapi penggantian hormon terbagi dalam dua kategori, yaitu terapi penggantian hormon estrogen dan kombinasi.
Terapi penggantian hormon estrogen hanya dianjurkan bagi wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan ovarium dan rahim karena estrogen dapat meningkatkan risiko kanker rahim. Sedangkan terapi penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progesteron) diberikan bagi wanita yang masih memiliki rahim.
Penggunaan obat-obatan dalam terapi ini dapat dihentikan secara bertahap setelah gejala-gejala menopause berakhir. Pada umumnya, durasi gejala menopause yang dialami oleh seorang wanita adalah sekitar 4 tahun setelah menstruasi terakhir.
Di samping terapi penggantian hormon, ada juga metode-metode penanganan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause. Di antaranya adalah:
·
Clonidine (salah satu obat antihipertensi) atau
antidepresan tertentu untuk mengurangi gejala sensasi rasa panas, berkeringat,
dan jantung berdebar (hot flushes) serta berkeringat pada malam hari.
·
Pelumas vagina untuk mengatasi kekeringan pada
vagina serta rasa sakit saat berhubungan seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar