Pengertian Sindrom
Einsenmenger
Sindrom Einsenmenger
merupakan komplikasi yang cukup serius akibat kelainan jantung bawaan, di mana
jantung akan memompa darah yang miskin oksigen ke seluruh tubuh. Sekitar 1 dari
110 bayi diduga menderita kelainan jantung bawaan sejak lahir. Apabila tidak
ditangani sebelum anak menginjak usia 2 tahun, kelainan ini akan menimbulkan
gangguan sirkulasi pada tubuh, yang disebut sindrom Eisenmenger. Untuk lebih
dapat memahami proses terjadinya sindrom Einsenmenger, ada baiknya kita
mengerti bagaimana kerja jantung yang normal.
Ketika terjadi kelainan, misalnya terdapat lubang di antara jantung kanan dan kiri, darah dari jantung kiri akan ikut mengalir masuk ke jantung kanan. Hal ini dikarenakan jantung kiri memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan jantung kanan. Pada akhirnya, darah akan menumpuk di dalam paru-paru dan merusak pembuluh darah di dalamnya.
Tumpukan darah di paru-paru ini lama kelamaan akan menyebabkan peningkatan tekanan di paru, sehingga aliran darah akan berbalik dari jantung kanan menuju jantung kiri. Akibatnya, darah yang kaya oksigen akan bercampur dengan darah kotor (darah yang belum masuk ke paru-paru) untuk kemudian dipompa ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup dan hal ini akan mengakibatkan suatu kondisi yang mengancam nyawa.
Kelainan sindrom Eisenmenger biasanya sudah mulai terlihat saat penderita berumur 2 tahun atau lebih.
Namun gejala tidak selalu muncul sepenuhnya dan mungkin akan memerlukan waktu bertahun-tahun hingga dirasakan penderita. Umumnya, penderita mulai merasakannya pada saat beranjak remaja atau dewasa. Sindrom Eisenmenger juga berisiko dialami oleh pasien yang menjalani operasi kelainan jantung atau oleh orang-orang yang memiliki penyakit yang berkaitan dengan jantung yang tidak dipantau dan ditangani dengan tepat.
Penyebab Sindrom
Einsenmenger
Sebagian besar kasus
sindrom Eisenmenger disebabkan oleh adanya kelainan bawaan berupa lubang atau
kerusakan di antara bilik jantung. Kondisi-kondisi yang berkaitan dengan hal
tersebut meliputi:
·
Ventricular septal defect.
Lubang
di antara serambi kanan dan kiri jantung (ventrikel) menjadi kasus paling
sering menjadi penyebab sindrom Eisenmenger.
·
Atrial septal defect.
Lubang
di antara bilik jantung kanan dan kiri atas (atrium).
·
Duktus arteriosus.
Lubang
di antara aorta (pembuluh darah yang memasok darah ke seluruh tubuh) dan arteri
pulmonalis (pembuluh darah yang memasok darah ke paru-paru).
·
Atrioventricular canal defect.
Lubang
yang dalam di antara atrium (sekat jantung atas) dan ventrikel (sekat jantung
bawah). Dalam kasus ini, sebagian katup jantung tidak bekerja dengan baik.
Dikarenakan penyebab utama sindrom Eisenmenger
adalah kelainan jantung saat lahir, maka sangat disarankan untuk melakukan
pemeriksaan dini. Selain itu, pemeriksaan juga dianjurkan jika Anda memiliki
anggota keluarga dengan kasus yang sama atau dengan kelainan jantung lainnya.
Gejala Sindrom Einsenmenger
Melihat
adanya risiko yang lebih besar pada bayi, para orang tua harus lebih waspada
jika anak mereka lahir dengan kelainan jantung atau memiliki risiko diturunkan
dari genetika keluarga. Segera temui dokter jika anak Anda mengalami gejala
sindrom Eisenmenger, seperti warna kulit yang membiru atau pucat, nafsu makan
menurun, sering berkeringat tanpa sebab yang jelas, pertumbuhan lambat,
atau infeksi paru-paru.
Selain
itu, adapun serangkaian gejala yang mungkin akan dirasakan atau terlihat
setelah beberapa kurun waktu, seperti:
·
Jari tangan atau kaki membesar dan
mengepal (clubbing).
·
Irama jantung tidak teratur atau
berdebar-debar (palpitasi).
·
Cepat merasa lelah saat melakukan
aktivitas.
·
Napas tersengal-sengal saat
beristirahat.
·
Dada terasa sesak.
·
Batuk darah.
·
Pusing.
·
Sakit kepala.
·
Pingsan.
·
Merasakan sensasi geli atau mati rasa
pada jari kaki atau tangan.
·
Perut membengkak.
·
Berat badan meningkat.
Diagnosis Sindrom
Einsenmenger
Pada tahap awal, dokter
biasanya akan menanyakan serangkaian pertanyaan sambil melakukan pemeriksaan
fisik, seperti:
·
Riwayat kesehatan penderita maupun
keluarga.
·
Penyakit yang pernah dialami sebelumnya
(khususnya yang berkaitan dengan kelainan jantung dan paru).
·
Awal mula dan lamanya gejala dirasakan.
·
Pemicu gejala muncul.
·
Pengobatan yang sedang dijalani.
Jika dokter mencurigai adanya potensi sindrom
Eisenmenger, beberapa tes lanjutan mungkin akan disarankan, seperti:
·
Elektrocardiogram (ECG).
Tes
ini menggunakan alat khusus elektoda untuk melihat aktivitas listrik jantung
dan mendeteksi jika ada kelainan jantung yang menyebabkan sindrom Eisenmenger.
·
Ekokardiografi.
Tes
ini dilakukan untuk melihat struktur, sirkulasi darah, dan gelombang suara
jantung dengan lebih jelas.
·
X-ray dada.
Tes
ini dilakukan untuk memeriksa jika terdapat pelebaran pembuluh darah pada
bagian jantung atau paru.
·
Computerized tomography (CT) scan.
Dalam
tes ini, pasien akan berbaring dan dimasukan ke dalam mesin khusus untuk
mengambil gambar struktur paru. Terkadang, dokter akan menyuntikan cairan warna
khusus untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas.
·
Magnetic
resonance imaging (MRI).
Dengan
proses yang tidak berbeda jauh dengan CT Scan, tes yang menggunakan gelombang
radio dan magnet ini akan menghasilkan gambar potongan yang lebih mendalam,
seperti potongan jaringan hingga pembuluh darah paru juga jantung.
·
Kateterisasi jantung.
Dalam
tes ini, dokter akan menggunakan pipa lentur khusus bernama kateter yang
dimasukan melalui selangkangan, dan diarahkan menuju jantung melalui pembuluh
darah dengan bantuan X-ray. Hasil tes ini digunakan untuk memeriksa tekanan
pembuluh dan bilik jantung, besarnya kerusakan, serta tekanan dan kadar darah
dalam jantung dan paru.
·
Tes
darah.
Pengambilan
sampel darah untuk memeriksa kadar sel darah merah dalam tubuh, kadar zat besi,
hingga fungsi hati dan ginjal.
·
Tes berjalan.
Untuk
melihat toleransi dan kekuatan tubuh saat olahraga ringan, dokter akan meminta
pasien untuk berjalan selama 6 menit dan menggunakan hasilnya sebagai pendukung
diagnosa secara keseluruhan.
Jika kondisi pasien terbilang cukup buruk dan
penyebabnya tidak terdeteksi, dokter mungkin akan menyarankan biopsi paru
terbuka untuk melihat penyebab terjadinya hipertensi pada paru.
Pengobatan Sindrom
Einsenmenger
Meskipun penyakit sindrom Eisenmenger tidak dapat
dipulihkan secara keseluruhan, dokter biasanya akan menyarankan serangkaian
pengobatan untuk meredakan gejala dan menghindari risiko komplikasi. Umumnya,
dokter akan memberikan serangkaian obat-obatan yang diminum seperti:
·
Obat pengontrol detak jantung.
Biasa
diberikan untuk pasien dengan kondisi aritmia.
·
Obat antagonis reseptor endotelin.
Obat
ini diberikan untuk membalikkan pengaruh endotelin, zat yang terletak pada
tembok pembuluh darah yang mengakibatkan penipisan pada area tersebut. Selain
itu, adapun obat bernama bosentan yang juga dapat digunakan untuk meningkatkan
daya tubuh pasien, namun pemakaian perlu diperhatikan dengan baik agar tidak
merusak fungsi hati.
·
Aspirin atau pengencer darah.
Diberikan
untuk pasien dengan riwayat stroke, pembekuan darah, atau detak jantung tidak
teratur.
·
Obat sildenafil dan tadalafil.
Kedua
obat ini biasanya diberikan untuk meredakan kondisi tekanan darah tinggi pada
pembuluh darah paru dan membukanya agar lebih mudah mengalir. Namun, pastikan
anda sadar dengan efek samping yang mungkin terjadi seperti mual, sakit perut
dan gangguan penglihatan.
·
Suplemen zat besi.
Diberikan
untuk pasien dengan kadar zat besi rendah.
·
Antibiotik.
Pada
umumnya, antibiotik diberikan pada pasien yang berencana melakukan perawatan
gigi atau tindakan medis lainnya agar dapat menghindari terjadinya infeksi pada
jaringan jantung (endokarditis) yang disebabkan oleh bakteri jahat.
Selain itu, ada juga beberapa tindakan yang dapat
dilakukan untuk meredakan gejala, seperti:
·
Pengambilan darah (flebotomi).
Jika
kadar sel darah merah penderita melebihi batas normal dan mengganggu aktivitas,
saran yang dokter mungkin akan berikan adalah flebotomi atau prosedur
penyedotan sebagian pembuluh darah untuk mengurangi kadarnya. Namun tindakan
ini tidak boleh dilakukan secara sering dan harus disertai dengan cairan infus
untuk menggantikan cairan yang hilang.
·
Tranplantasi jantung danparu.
Jika
tidak ada pengobatan yang membantu atau lubang pada jantung cukup dalam,
transplantasi bisa menjadi pilihan.
Pada
wanita hamil, sindrom Eisenmenger merupakan kondisi yang berbahaya untuk nyawa
ibu dan bayi.
Dokter biasanya akan menyarankan metode kontrasepsi bernama Essure,
dimana sebuah lilitan logam dipasang melalui vagina ke saluran tuba yang
mengakibatkan jaringan parut (keloid). Jaringan parut inilah yang akan
menghambat saluran tuba dan mencegah terjadinya pembuahan. Metode kontrasepsi
seperti mengikat saluran tuba atau mengkonsumsi pil kontrasepsi biasanya tidak
disarankan untuk menghindari efek samping atau masalah lanjutan seperti
pembekuan darah atau kegagalan.
Sebelum
mengkonsumsi obat-obatan luar atau melakukan tindakan khusus, bicarakan dengan
dokter terlebih dahulu agar dapat terhindar dari efek samping atau komplikasi
lebih lanjut.
Komplikasi Sindrom
Einsenmenger
Komplikasi sindrom Eisenmenger mungkin dapat terjadi
jika pengobatan dan pemeriksaan rutin tidak dilakukan dengan tepat, seperti:
·
Erythrocytosis (kadar sel darah merah
tinggi).
·
Gagal jantung.
·
Henti jantung.
·
Kematian mendadak.
·
Hemoptisis (batuk darah).
·
Pendarahan.
·
Transient ischemic attack/TIA (stroke
ringan).
·
Stroke.
·
Endokarditis (infeksi jaringan jantung).
·
Regurgitasi (kebocoran pada jantung saat
ventrikel kiri berkontraksi).
·
Gagal ginjal kronis.
·
Batu ginjal.
·
Hiperurisemia.
·
Penyakit asam urat (gout).
·
Polisitemia (gangguan sumsum tulang).
·
Sindrom hyperviscosity (gejala
penyakit akibat darah terlalu kental).
·
Syncope (pingsan).
·
Emboli paru (masalah pada jaringan paru
akibat pembuluh darah tersumbat).
·
Tumor paru.
·
Abses otak (penimbunan nanah di otak).
·
Hyperbilirubinemia (peningkatan bilirubin pada
darah).
Pencegahan Sindrom Einsenmenger
Sindrom Eisenmenger tidak dapat dicegah. Meskipun begitu, ada beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gejalanya, seperti:
·
Minum air secukupnya untuk menghindari
dehidrasi.
·
Hindari berada di tempat yang tinggi
atau situasi yang memicu penurunan tekanan darah.
·
Hindari merokok atau berada di sekitar
asap rokok.
·
Hindari aktivitas fisik yang berat.
·
Hindari atau kurangi konsumsi alkohol.
·
Menjaga kesehatan gigi dan mulut.
·
Ikuti anjuran dokter mengenai
obat-obatan dan asupan gizi yang harus dikonsumsi.
·
Bagi wanita yang merencakan kehamilan, sangat
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar