Pengertian Toksoplasmosis
Jika parasit tersebut menyerang orang dewasa, maka biasanya sistem kekebalan tubuhnya bisa mengatasi infeksi. Kebanyakan orang yang terjangkit toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu, dan penyakit ini umumnya tidak menular dari satu orang ke orang lainnya. Sekali terinfeksi maka penderita akan memiliki kekebalan terhadap toksoplasmosis seumur hidup.
Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko
toksoplasmosis menjadi gangguan kesehatan serius, yaitu:
·
Sedang hamil.
·
Mengonsumsi obat steroid atau
imunosupresan.
·
Mengidap HIV/AIDS.
·
Sedang menjalani kemoterapi.
Gejala Toksoplasmosis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan
oleh penderita. Toksoplasmosis memiliki beberapa gejala umum, yaitu:
·
Pada manusia sehat.
Yaitu
demam tinggi, nyeri otot, kelelahan, radang tenggorokan, pembengkakan kelenjar
getah bening.
·
Pada ibu hamil.
Menyebabkan
gangguan kehamilan seperti keguguran, kelahiran mati, atau toksoplasmosis
kongenital yang menimbulkan kerusakan otak, hilang pendengaran, dan gangguan
penglihatan pada bayi pada saat atau beberapa bulan atau tahun setelah dilahirkan.
·
Pada penderita gangguan sistem kekebalan
tubuh.
Gejala
infeksi toksoplasmosis adalah sakit kepala, kebingungan, kurangnya koordinasi
tubuh, kejang, kesulitan bernapas, dan gangguan penglihatan.
Penyebab Toksoplasmosis
Infeksi toksoplasmosis disebabkan
oleh parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini bisa
menginfeksi mayoritas hewan dan burung. T. gondii bisa ditemukan pada kotoran
kucing yang terinfeksi, serta daging binatang yang terinfeksi.
Karena parasit T.gondii hanya bisa
berkembang biak pada kucing liar dan peliharaan, maka hewan tersebut menjadi
inang utama darinya. Namun, kucing-kucing yang terinfeksi parasit T. gondii
biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu.
Parasit ini mampu bertahan sampai
beberapa bulan hidup di tanah atau air. Ada beberapa cara parasit T. gondii
masuk ke tubuh manusia, yaitu:
·
Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang
tidak dicuci atau minum air yang terkontaminasi kotoran kucing.
·
Memasukkan tangan yang terkontaminasi
tanah atau kotoran kucing ke mulut.
·
Mengonsumsi daging mentah atau setengah
matang.
·
Menggunakan peralatan yang telah
terkontaminasi dengan daging yang terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan
talenan bekas daging mentah terinfeksi.
·
Meminum susu kambing mentah yang
terinfeksi atau produk yang terbuat darinya.
Akan tetapi parasit T. gondii tidak bisa menular
antar manusia, sehingga seseorang tidak bisa menularkan infeksi T. gondii pada
anaknya, tertular T. gondii karena bersentuhan dengan penderita, serta
menularkan parasit T. gondii melalui ASI. Kecuali dalam beberapa kasus seperti
melalui prosedur transplantasi organ yang terinfeksi atau ibu hamil yang sedang
terinfeksi fase akut dapat menularkan janinnya.
Diagnosis Toksoplasmosis
Diagnosis merupakan langkah dokter
untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan
tanda-tanda yang dialami oleh pasien.
Untuk mendiagnosis toksoplasmosis,
hal yang biasanya dilakukan dokter adalah:
·
Tes darah.
Meskipun terinfeksi, tes darah penderita bisa saja
menunjukkan hasil negatif. Ini berarti tubuh penderita belum mulai memproduksi
antibodi untuk parasit T. gondii. Tes perlu diulang beberapa minggu kemudian
karena antibodi baru terbentuk 3 minggu setelah terinfeksi. Tapi pada
kebanyakan kasus, hasil negatif pada tes darah juga bisa berarti seseorang
belum pernah terinfeksi sehingga belum kebal terhadap toksoplasmosis.
Hasil tes darah positif berarti seseorang dalam
keadaan terinfeksi toksoplasmosis aktif, atau pernah terinfeksi sebelumnya, dan
kebal terhadap toksoplasmosis. Tes tambahan diperlukan untuk menentukan sejak
kapan infeksi berlangsung.
·
Tes pada ibu hamil.
Jika seseorang
sedang mengandung dan hasil tes darah menunjukkan dirinya terkena infeksi
toksoplasmosis positif, maka ada beberapa tes untuk memeriksa apakah infeksi
juga menular pada janin. Beberapa tes tersebut adalah:
1.
Amniosintesis.
Pada prosedur
ini, dokter akan mengambil sampel air ketuban penderita saat usia kehamilan di
atas 15 minggu. Dengan tes ini bisa segera diketahui apakah janin terinfeksi
atau tidak.
2.
Uji ultrasound.
Pada pengujian
ini, dokter akan melihat akibat infeksi pada janin seperti adanya
kumpulan cairan pada otak (hidrosefalus). Bila ternyata janin tampak normal,
maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan pada bayi setelah lahir.
Setelah proses
melahirkan, bayi akan menjalani pemeriksaan untuk melihat adanya kerusakan dari
infeksi, serta tes darah untuk memastikan apakah bayi masih mengidap infeksi.
3.
Tes pencitraan.
Jika infeksi
toksoplasmosis menyebabkan penderita terkena komplikasi yang cukup
serius, maka dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk mengidentifikasi adanya
kerusakan jaringan atau kista pada otak. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan
antara lain tes pencitraan MRI dan biopsi otak.
Pengobatan Toksoplasmosis
Kebanyakan kasus toksoplasmosis
hanya digolongkan sebagai sakit ringan dan tidak memerlukan adanya perawatan
medis. Penderita umumnya bisa pulih total tanpa komplikasi.
Untuk mengobati toksoplasmosis akut
pada penderita yang mempunyai gangguan kekebalan tubuh, dokter akan meresepkan
beberapa jenis obat yaitu pyrimethamine dan sulfadiazine. Perawatan medis
dibutuhkan hanya pada kondisi seperti berikut:
·
Terkena komplikasi toksoplasmosis.
·
Sedang dalam masa kehamilan.
·
Bayi terbukti terinfeksi toksoplasmosis
sebelum atau sesudah lahir.
·
Mengalami gangguan sistem kekebalan
tubuh.
Pada ibu hamil yang terinfeksi
toksoplasmosis, jika janin belum terkena infeksi, maka dokter akan memberikan
antibiotik spiramycin. Jika janin sudah tertular toksoplasmosis, maka dokter
biasanya akan meresepkan pyrimethamine dan sulfadiazine.
Pyrimethamine dan sulfadiazine
biasanya juga digunakan untuk menangani bayi dengan toksoplasmosis kongenital,
sebab bisa mengurangi risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Akan tetapi,
pengobatan ini tidak bisa memperbaiki kerusakan akibat toksoplasmosis yang
sudah terjadi. Jadi biasanya tetap akan ada gangguan yang bersifat jangka
panjang dan kambuhan.
Untuk menangani infeksi
toksoplasmosis pada penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, umumnya dokter
memberikan obat trimethoprim and sulfamethoxazole untuk mencegah berkembangnya
gejala-gejala toksoplasmosis. Hal ini karena pada penderita yang bersifat
karier, parasit tetap berada di dalam tubuh penderita dalam keadaan tidak
aktif. Ketika kekebalan tubuh menurun, parasit akan aktif kembali dan
menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.
Jika sistem kekebalan tubuh sudah
kembali normal, maka pengobatan bisa dihentikan.
Komplikasi Toksoplasmosis
Beberapa
komplikasi yang bisa terjadi pada penderita toksoplasmosis adalah:
·
Toksoplasmosis
okular.
Peradangan dan
luka pada mata yang diakibatkan oleh parasit. Penyakit ini bisa menyebabkan
gangguan penglihatan, muncul floater (seperti ada benda kecil yang
melayang-layang menghalangi pandangan) pada mata, hingga kebutaan.
·
Toksoplasmosis
kongenital.
Terjadi ketika
janin yang dikandung ikut terinfeksi toksoplasmosis. Hal ini bisa menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan pada janin. Misalnya hidrosefalus, epilepsi,
kehilangan pendengaran, kerusakan otak, gangguan kemampuan belajar, penyakit
kuning, toksoplasmosis okular, dan cerebral palsy.
·
Toksoplasmosis
serebral.
Jika penderita
gangguan sistem kekebalan tubuh terinfeksi oleh toksoplasmosis, maka infeksi
tersebut bisa menyebar ke otak dan bisa mengancam nyawa penderita. Beberapa
gejalanya adalah sakit kepala, kebingungan, gangguan koordinasi, kejang-kejang,
demam tinggi, bicara tidak jelas, toksoplasmosis okuler.
Pencegahan
Toksoplasmosis
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena infeksi
toksoplasmosis, yaitu:
·
Gunakan
sarung tangan saat berkebun atau memegang tanah.
·
Hindari
mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
·
Cucilah
tangan sebelum dan sesudah memegang makanan.
·
Cucilah
semua peralatan dapur dengan bersih setelah memasak daging mentah.
·
Selalu
cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.
·
Hindari
meminum susu kambing non-pasteurisasi atau produk-produk yang terbuat darinya.
·
Hindari
kotoran kucing pada wadah kotoran kucing atau tanah, terutama bagi Anda yang
memelihara kucing.
·
Berikan
kucing makanan kering atau kalengan daripada daging mentah.
·
Tutuplah
bak pasir tempat bermain anak-anak.
Bagi
orang yang memelihara kucing, beberapa hal di bawah ini bisa mengurangi risiko
terkena toksoplasmosis yaitu:
·
Jagalah
kesehatan kucing peliharaan.
·
Hindari
untuk memungut serta memelihara kucing liar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar