Pengertian Teaniasis
Beberapa cacing pita dapat terus tumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Tapi umumnya, seseorang tidak menyadari jika di dalam tubuhnya terdapat cacing pita sampai ia melihat bagian tubuh cacing yang berwarna putih seperti biji beras pada kotorannya.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih
berisiko terkena taeniasis adalah:
·
Kebersihan buruk.
Jarang
membersihkan diri dan mandi akan meningkatkan risiko tertular cacing pita
melalui mulut.
·
Kontak dengan kotoran hewan.
Risiko
ini akan lebih besar bagi seseorang yang bekerja di peternakan di mana
pembuangan kotoran manusia dan hewan tidak sebagaimana mestinya.
·
Bepergian ke negara-negara berkembang.
Sanitasi
yang buruk meningkatkan risiko untuk terkena infeksi.
·
Mengonsumsi daging mentah atau kurang
matang.
Cara
memasak yang tidak benar tidak bisa membunuh telur dan larva cacing pita yang
ada dalam daging.
·
Hidup di kawasan endemik teaniasis.
·
Orang-orang yang terkena HIV, AIDS,
penerima transplantasi organ, diabetes, menjalani kemoterapi sangat rentan
terhadap infeksi cacing ini bahkan dapat berkomplikasi karena ada pelemahan
sistem kekebalan tubuh.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita
taeniasis bisa saja terkena beberapa komplikasi seperti:
·
Penyakit hidatidosa.
Penyakit
ini disebabkan oleh larva cacing pita anjing. Dua organ yang paling banyak
terkena efeknya adalah paru-paru dan hati, meskipun larva juga bisa mengendap
di tulang atau otak.
·
Pencernaan tersumbat.
Jika
cacing pita berkembang terlalu besar, maka ia akan menyumbat saluran
pencernaan.
·
Gangguan system syaraf pusat dan otak.
Merupakan
komplikasi berbahaya dari infeksi invasif cacing pita yang berasal dari babi.
·
Terganggunya fungsi organ.
Ketika
larva cacing bermigrasi ke organ tubuh, mereka akan berubah menjadi kista yang
membesar, sehingga bisa mengganggu kerja organ tubuh. Migrasinya larva cacing
pita ke luar dari sistem pencernaan biasa disebut sistiserkosis.
Gejala Teaniasis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan
dan diceritakan oleh penderita. Pada banyak kasus, penderita taeniasis tidak
merasakan gejala apa pun. Jenis gejala yang dirasakan akan bergantung pada
jenis cacing pita yang masuk ke dalam tubuh.
Namun, kalaupun ada, gejala-gejala
yang umumnya dirasakan para penderita taeniasis, yaitu:
·
Rasa nyeri pada perut bagian atas.
·
Berat badan turun tanpa sebab yang
jelas.
·
Mual dan muntah.
·
Nafsu makan menurun.
·
Gangguan pencernaan (diare).
·
Insomnia.
·
Iritasi pada sekitar anus.
·
Sakit kuning.
·
Pada tinja terlihat cacing atau telur
cacing.
·
Kelelahan.
·
Pusing.
Jika larva cacing bermigrasi keluar dari usus dan
membentuk kista pada jaringan tubuh lain, maka penderita akan merasakan
beberapa gejala seperti:
·
Munculnya benjolan.
·
Sakit kepala.
·
Infeksi bakteri.
·
Batuk atau nyeri pada paru-paru akibat
abses (nanah).
·
Reaksi alergi terhadap larva.
·
Demam.
·
Gejala neurologis, termasuk
kejang-kejang.
Penyebab Teaniasis
Taeniasis akan dimulai ketika
seseorang menelan telur atau larva cacing pita. Jika seseorang mengonsumsi
makanan atau minuman terkontaminasi kotoran manusia atau hewan yang mengandung
cacing pita, maka ia menelan telur cacing pita berukuran kecil. Setelah tertelan,
telur akan berkembang menjadi larva di saluran pencernaan.
Manusia juga bisa menelan larva
cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang mentah atau dimasak tidak
matang. Cacing pita dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup
hingga 30 tahun dalam tubuh inangnya.
Beberapa jenis cacing pita yang bisa
menginfeksi manusia adalah:
·
Cacing pita daging sapi dan daging babi.
Larva
cacing pita jenis ini bisa masuk ke dalam tubuh jika manusia mengonsumsi daging
yang tidak matang.
·
Cacing pita ikan.
Infeksi
dari cacing pita ikan bisa terjadi apabila seseorang mengonsumsi daging ikan
yang tidak dimasak dengan benar.
·
Cacing pita kerdil.
Telur-telur
dari cacing pita kerdil bisa berpindah dari satu orang ke orang lainnya jika
tingkat kebersihan lingkungan rendah. Serangga seperti lalat dapat membawa
telur cacing untuk ditularkan kepada manusia melalui makanan.
·
Cacing pita anjing.
Kadang,
manusia bisa terinfeksi cacing pita anjing yang biasa disebut penyakit
hidatidosa.
Diagnosis Teaniasis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk
mengidentifikasi penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang
dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis taeniasis dokter akan melakukan
beberapa tindakan seperti:
·
Diagnosis sampel tinja.
Pengambilan
sampel tinja penderita untuk meneliti telur dan larva cacing dalam tinja di
laboratorium.
·
Tes darah.
Dokter
akan meminta sampel darah untuk diteliti jika penderita diduga mengidap infeksi
invasif. Dan memeriksa apakah sudah terbentuk antibodi terhadap infeksi yang
terjadi.
·
Uji pencitraan.
Dokter
bisa menggunakan beberapa tes pencitraan seperti CT-scan, sinar-X, MRI, atau
ultrasound untuk mengidentifikasi infeksi invasif.
·
Evaluasi fungsi organ.
Memeriksa
apakah organ-organ tubuh berfungsi dengan normal.
Pengobatan dan Pencegahan Teaniasis
Pada beberapa kasus, penderita
taeniasis bisa sembuh tanpa pengobatan. Cacing pita akan keluar dari tubuh
dengan sendirinya. Untuk menangani taeniasis, biasanya dokter akan meresepkan
beberapa obat-obatan seperti praziquantel, albendazole, dan nitazoxanide.
Namun, obat-obat ini hanya membasmi cacing pita dewasa saja.
Untuk infeksi invasif akan ditangani
berdasarkan lokasi dan efek infeksi. Beberapa langkah penanganan untuk infeksi
invasif adalah:
·
Antelmitik.
Obat
jenis ini bisa membunuh parasit cacing dan membuat cacing keluar dari saluran
pencernaan bersama dengan kotoran.
·
Pemasangan shunt.
Jika
infeksi invasif menyebabkan penimbunan cairan pada otak, dokter akan
menyarankan pemasangan tabung permanen untuk mengeringkan cairan.
·
Terapi anti-epilepsi.
Jika
taeniasis sampai menyebabkan kejang-kejang, dokter akan menyarankan terapi
anti-epilepsi.
·
Pembedahan.
Tindakan
pembedahan juga bisa dilakukan dokter untuk mengangkat kista cacing pita yang
mengganggu fungsi organ tubuh.
·
Terapi anti-inflamasi.
Terapi
ini diperlukan karena kista cacing pita yang akan mati bisa menyebabkan
peradangan pada jaringan atau organ.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mencegah teniasis yaitu:
·
Hindari mengonsumsi daging, ikan dan
daging babi yang tidak matang sempurna.
·
Cuci dan masaklah semua buah-buahan
serta sayuran sebelum dimakan.
·
Bagi yang memiliki peternakan, buanglah
kotoran hewan dan manusia dengan benar, agar tidak mencemari makanan dan
minuman.
·
Harap berhati-hati saat mengonsumsi
makanan dan minuman ketika berada di kawasan rawan cacing pita (biasanya di
negara berkembang).
·
Bawalah hewan peliharaan ke dokter hewan
jika terinfeksi cacing pita.
·
Masaklah daging hingga benar-benar
matang.
·
Bekukan daging setidaknya 12 jam, dan
ikan minimal 24 jam untuk membunuh telur dan larva cacing pita.
·
Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah keluar dari toilet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar