Pengertian Sirosis
Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis tidak bisa diperbaiki dan bahkan bisa menyebar lebih luas dan menyebabkan hati tidak bisa berfungsi dengan baik. Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah gagal hati. Sebelum sirosis menyebabkan gagal hati, perkembangannya berlangsung selama bertahun-tahun.
Umumnya, penanganan dilakukan hanya untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.
Hati adalah organ padat paling besar yang berada di
dalam tubuh manusia. Hati memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh, berikut
ini beberapa fungsi hati di dalam tubuh.
·
Menyimpan nutrisi berlebih dan
mengembalikan sebagian nutrisi ke dalam aliran darah.
·
Memproduksi protein dalam darah untuk
membantu penggumpalan, pengiriman oksigen, dan fungsi kekebalan tubuh.
·
Membantu menyimpan gula dalam bentuk
glikogen.
·
Menyingkirkan unsur berbahaya dalam
aliran darah, termasuk di antaranya minuman keras dan obat-obatan.
·
Menghancurkan lemak jenuh dan
menghasilkan kolesterol.
·
Memproduksi cairan empedu, yaitu unsur
yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.
Pada dasarnya, hati adalah organ yang sangat tangguh
karena dapat terus bekerja meski dalam keadaan rusak. Hati akan berusaha
memperbaiki dirinya sendiri hingga organ ini benar-benar rusak dan tidak bisa
berfungsi lagi.
Gejala Sirosis
Gejala yang muncul pada sirosis tergantung pada
tingkat keparahannya. Pada tahap awal, gejala yang muncul hanya sedikit atau bahkan
penderita tidak merasakan gejala apapun. Ketika sirosis bertambah parah, maka
gangguan yang muncul akan makin dirasakan dengan jelas. Hati tetap bisa
berfungsi meski dalam keadaan rusak, tapi pada akhirnya akan berhenti berfungsi
saat kerusakan jaringan sudah menyebar luas. Berikut adalah beberapa gejala
sirosis yang umum terjadi.
·
Kehilangan selera makan.
·
Keletihan atau kekurangan energi.
·
Pembengkakan pada pergelangan kaki dan
perut atau edema.
·
Penurunan atau kenaikan berat badan
secara tiba-tiba.
·
Mudah berdarah dan memar, seperti gusi
berdarah dan mimisan.
·
Area di sekitar hati akan terasa sakit
saat ditekan.
·
Pembuluh darah kapiler akan terlihat
pada kulit di atas wilayah pinggang.
·
Demam dan serangan menggigil.
·
Rambut rontok.
·
Kulit dan putih mata berwarna kuning
atau sakit kuning (jaundice).
·
Mual dan muntah.
·
Kulit terasa gatal.
·
Ensefalopati. Kondisi di mana racun
memengaruhi otak karena hati tidak bisa menghilangkannya dari tubuh manusia.
Gejala yang muncul seperti perubahan kepribadian, kesulitan tidur atau
insomnia, penurundan daya ingat, kebingungan, dan kesulitan untuk
berkonsentrasi.
Jika Anda didiagnosis dengan sirosis, di bawah ini
ada beberapa gejala yang cukup serius dan harus segera mendapat pertolongan
medis apabila Anda mengalaminya, yaitu:
·
Serangan demam dan tubuh menggigil.
·
Muntah darah.
·
Tinja berwarna gelap.
·
Sesak napas.
·
Mudah mengantuk.
·
Mengalami kebingungan.
Muntah
darah dan tinja berwarna gelap bisa terjadi ketika sirosis sudah memasuki
stadium akhir. Hal ini terjadi karena darah tidak bisa mengalir dengan benar
menuju hati. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah meningkat terutama pada
pembuluh darah yang membawa darah dari sistem pencernaan menuju hati. Darah
terpaksa melintasi pembuluh darah yang lebih kecil dan lebih rapuh yang berada
di perut dan kerongkongan. Hal ini terjadi akibat meningkatnya tekanan darah.
Pembuluh
darah yang kecil dan rapuh ini bisa pecah jika tekanan darah cukup tinggi.
Akibatnya akan terjadi pendarahan dalam dan kondisi ini akan terlihat ketika
muncul darah saat muntah atau buang air besar.
Hati yang
sehat berfungsi membuang racun dari dalam tubuh. Ketika hati rusak dan racun
tidak bisa terbuang, organ-organ lain yang berhubungan tidak akan bekerja
dengan baik dan bisa menyebabkan kematian.
Penyebab Sirosis
Ada
banyak kondisi yang bisa menyebabkan sirosis. Penyebab sirosis yang umum adalah
karena konsumsi alkohol yang berlebihan, serta penyakit hepatitis B dan C.
Terkadang, sirosis tidak memiliki penyebab yang jelas. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sirosis.
·
Hepatitis.
Hepatitis adalah
peradangan atau inflamasi yang terjadi pada hati. Sirosis akan muncul apabila
hepatitis tidak ditangani dan hati akan rusak serta kehilangan fungsinya
setelah bertahun-tahun. Penyebab yang umum adalah hepatitis B dan C.
·
Konsumsi
minuman keras secara berlebihan.
Alkohol
adalah salah satu jenis racun yang bisa diproses dan dihancurkan hati, tapi
alkohol dapat merusak dan melukai sel-sel hati jika dikonsumsi secara
berlebihan. Reaksi dan kemampuan masing-masing orang dalam memproses alkohol
berbeda-beda. Namun secara umum, rekomendasi yang disarankan adalah tidak lebih
dari 2 unit alkohol per hari. Dua unit alkohol ini sederhananya sama dengan
kurang lebih 1.5 kaleng bir atau 1.5 gelas anggur (wine). Perlu diingat
bahwa masing-masing minuman keras memiliki kadar alkohol yang berbeda, sehingga
jumlahnya pun harus disesuaikan agar tidak melebihi batas maksimal per hari.
Sirosis yang disebabkan oleh
ketergantungan pada minuman keras biasanya mulai berkembang setelah kecanduan
miras selama sepuluh tahun atau lebih. Namun, beberapa orang lebih mudah
mengalami kerusakan hati. Wanita juga lebih rentan terserang kerusakan organ
hati dibandingkan pria.
Tiga tahapan perkembangan sirosis
pada orang yang mengonsumsi minuman keras secara berlebihan akan dijelaskan
pada keterangan di bawah ini.
1. Tahap pertama.
Pada tahap ini
akan terjadi pembengkakan hati atau fatty liver. Pengonsumsi miras
berlebihan kemungkinan besar akan mengalami kondisi ini. Kondisi ini adalah
efek samping dari hati yang sedang menghancurkan alkohol. Setelah konsumsi
alkohol dikurangi, kondisi bisa menghilang.
2. Tahap kedua.
Pada tahap ini
akan terjadi hepatitis alkoholik, kondisi ketika hati mengalami inflamasi. Jika
memburuk, hepatitis alkoholik bisa menyebabkan gagal hati dan mengakibatkan
kematian.
3. Tahap ketiga.
Sekitar satu
dari sepuluh orang yang mengonsumsi minuman keras secara berlebihan mencapai
tahapan ini. Pada tahap terakhir ini, terjadi sirosis.
Disarankan untuk
melakukan pembatasan konsumsi alkohol seperti yang dijelaskan di atas untuk
menurunkan risiko terkena sirosis atau hepatitis alkoholik.
·
Pelemakan
hati Non-alkoholik
Perlemakan hati
non-alkoholik adalah penyakit hati parah yang bisa mengakibatkan munculnya
sirosis. Kondisi ini diawali dengan penimbunan lemak berlebihan di hati. Lemak
yang menumpuk akan menyebabkan inflamasi dan kerusakan dan akhirnya menjadi
sirosis. Orang yang mengalami kondisi ini tidak menyadari hingga munculnya
sirosis dan fungsi hati sudah terkena dampaknya. Perlemakan hati non-alkoholik
biasanya terjadi pada kelompok orang-orang:
a.
Penderita
diabetes.
b.
Penderita
obesitas.
c.
Penderita
kelesterol tinggi.
d.
Penderita
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
·
Penyakit
hati autoimun
Kondisi ketika
sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan atau organ tubuh yang
sehat. Pada umumnya, sistem kekebalan tubuh manusia akan menyerang bakteri
maupun virus ketika terjadi infeksi. Jika Anda memiliki penyakit hati autoimun,
jaringan hati yang sehat akan diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Salah satu
contoh penyakit hati autoimun adalah sirosis bilier primer.
·
Sindrom
Budd-Chiari
Kondisi ketika
darah menggumpal dan menghalangi pembuluh darah yang seharusnya mengalirkan
darah dari organ hati.
·
Penyakit
keturunan.
Hemokromatosis,
penyakit Wilson, dan fibrosis kistik merupakan penyakit yang muncul karena
faktor genetika. Hemokromatosis adalah penimbunan zat besi pada hati dan juga
bagian lain dari tubuh manusia. Sedangkan penyakit Wilson adalah penimbunan
tembaga pada organ hati dan bagian tubuh lainnya.
Fibrosis kistik adalah kondisi
yang memengaruhi semua kelenjar tubuh yang memproduksi lendir dan keringat.
Fibrosis kistik dapat menyebabkan lendir atau mukosa menjadi kental dan
lengket.
Selain kondisi-kondisi di atas,
sirosis juga bisa disebabkan oleh kanker saluran empedu dan kanker pankreas.
Kedua kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya saluran empedu pada tubuh.
Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati akan menumpuk dan akhirnya menyebabkan
inflamasi dan sirosis. Beberapa obat-obatan juga bisa menjadi penyebab
munculnya sirosis, meski hal ini cukup jarang terjadi. Contoh obat-obatan yang
bisa menyebabkan sirosis adalah amiodarone dan methotrexate.
Diagnosis Sirosis
Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik akan
dilakukan oleh dokter ketika dia mencurigai Anda menderita siriosis. Hal ini
dilakukan untuk mencari gejala-gejala dan tanda-tanda apakah terdapat penyakit
hati kronis. Jika terdapat kemungkinan organ hati Anda rusak, beberapa tes akan
dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit yang Anda alami. Beberapa
prosedur yang dilakukan adalah:
·
Tes darah.
Sampel
darah diambil untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati. Tes ini dilakukan
dengan mengukur kerusakan dan fungsi organ hati Anda. Tes ini akan menghitung
tingkat enzim alanine transaminase atau ALT dan enzim aspartate transferase
atau AST di dalam darah. ALT juga dikenal sebagai SGT dan AST sebagai SGOT.
Jika terjadi peradangan pada hati, tingkat kedua enzim akan meningkat. Kondisi
ini disebut sebagai hepatitis.
·
Pencitraan.
CT scan, MRI, dan dan ultrasound
dilakukan untuk memeriksa kondisi organ hati Anda. Pencitraan ini dilakukan
untuk memeriksa apakah terdapat luka atau kerusakan pada organ hati.
·
Biopsi.
Prosedur
ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari organ Hasil dari biopsi ini
akan memastikan diagnosis sirosis dan bisa memberikan informasi lebih banyak
tentang penyebabnya.
·
Endoskopi.
Sebuah
alat khusus akan dimasukkan ke kerongkongan. Tampilan gambar kerongkongan dan
lambung akan terlihat dari sebuah monitor untuk melihat apakah terdapat
pembuluh darah yang membengkak sebagai tanda terdapatnya sirosis.
Pemeriksaan Lanjutan Sirosis
Ketika
hasil dari tes diagnosis sirosis sudah dapat dipastikan, dokter akan melakukan
penilaian dengan metode Child-Pugh, yaitu prosedur lanjutan untuk
mengetahui tingkat keparahan sirosis yang diderita pasien.Prosedur ini akan
menentukan apakah Anda menderita sirosis ringan, menengah, atau parah.
Selain
metode Child-Pugh, ada metode alternatif yang bisa dilakukan, yaitu model
of end-stage liver disease (MELD). Sama seperti metode pertama, metode ini
juga menggunakan hasil tes darah untuk memastikan kondisi pasien. Dari
pemerikasaan itu akan diketahui apakah pasien harus melakukan transplantasi
hati atau tidak.
Penderita
sirosis berisiko mengalami kanker hati. Meski peningkatan risikonya kecil, tapi
akan terus naik seiring berjalannya waktu. Jenis kanker hati yang paling umum
pada penderita sirosis adalah hepatocellular carcinoma atau HCC.
Disarankan bagi penderita sirosis untuk melakukan pemeriksaan kanker ini secara
rutin. Pemeriksaan bisa dilakukan enam bulan sekali dengan ultrasound
dan tes darah.
Pengobatan Sirosis
Sirosis tidak bisa disembuhkan karena hati telah mencapai tingkat kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi.
Namun, penyebab dasar munculnya penyakit hati dapat diketahui dan ditangani. Penanganan dilakukan agar sirosis yang sudah terjadi tidak bertambah parah.
Untuk membantu meredakan gejala yang muncul akibat sirosis, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
·
Menggunakan krim untuk mengatasi rasa
gatal yang muncul.
·
Mengonsumsi menu makanan rendah sodium
dan tablet diuretik untuk menurunkan jumlah cairan di dalam tubuh.
·
Menggunakan tablet untuk menurunkan
hipertensi di pembuluh darah yang mengirimkan darah ke hati. Selain itu, obat
ini bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi yang terjadi.
Obat-obatan untuk Sirosis
Obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi penyebab dasar
dari munculnya kerusakan pada organ hati berbeda-beda, tergantung pada tingkat
keparahan penyakitnya. Obat yang akan diresepkan dokter adalah:
·
Obat antivirus akan diberikan jika Anda
menderita hepatitis virus.
·
Obat steroid (kortikosteroid) atau
imunosupresan akan diberikan jika Anda menderita hepatitis autoimun.
Perubahan Gaya Hidup untuk Mengatasi Sirosis
Apabila Anda didiagnosis menderita sirosis, ada
beberapa hal yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mencegah agar sirosis tidak
bertambah parah. Beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk mengurangi
risiko berkembangnya sirosis hingga memunculkan komplikasi atau penyakit lain.
·
Menghindari minuman keras.
Apa
pun penyebab dasar penyakit sirosis Anda, sebaiknya Anda mengurangi konsumsi
minuman keras. Mengonsumsi minuman keras atau alkohol dapat meningkatkan risiko
berkembangnya penyakit sirosis.
·
Berolahraga.
Tubuh
tidak mampu menyimpan glikogen (karbohidrat yang memberikan energi jangka
pendek) dengan baik saat jaringan hati rusak. Saat kondisi ini terjadi, pada
masa setelah dan sebelum makan, tubuh akan menggunakan jaringan ototnya sebagai
sumber energi. Kondisi ini akan menyebabkan otot melemah dan jumlahnya
berkurang. Olahraga secara teratur bisa menurunkan risiko pelemahan otot.
·
Menurunkan berat badan
Apabila
memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, Anda disarankan untuk menurunkan
berat badan.
·
Pola makan sehat.
Penderita
sirosis sering mengalami mala Sangat penting bagi Anda yang mengalami sirosis
untuk mengonsumsi menu makanan yang sehat dan seimbang. Menghindari makanan
asin atau garam pada makanan akan mengurangi risiko Anda mengalami pembengkakan
kaki dan perut yang disebabkan penimbunan cairan dalam tubuh.
·
Menu penambah energi.
Penurunan
jumlah otot dan kelemahan otot dapat ditangani dengan mengonsumsi camilan sehat
di antara jam makan. Hal ini dapat menambahkan asupan kalori dan protein yang
dibutuhkan tubuh. Daripada mengonsumsi satu atau dua kali makan besar, lebih
baik mengonsumsi tiga hingga empat kali makan dalam porsi kecil tiap harinya.
·
Gaya hidup bersih.
Menjalani
gaya hidup bersih akan menghindarkan Anda dari bahaya infeksi virus maupun
bakteri.
·
Vaksinasi.
Terdapat
beberapa program vaksinasi untuk mencegah terjadinya infeksi yang terjadi, baik
oleh virus maupun bakteri. Tanyakan kepada dokter tentang program vaksinasi
yang tersedia sebagai langkah pencegahan.
·
Konsumsi obat bebas.
Sirosis
dapat memengaruhi tubuh Anda dalam memproses obat-obatan. Sebelum Anda mengonsumsi
obat-obatan yang bisa dibeli secara bebas, sebaiknya tanyakan pada dokter atau
apoteker tentang interaksi obat tersebut dengan sirosis.
Transplantasi Hati
Jika
jaringan organ hati mengalami kerusakan parah, maka organ tersebut berpotensi
untuk tidak bekerja sama sekali. Pada kasus seperti ini, satu-satunya pilihan
penanganan yang tersedia adalah transplantasi organ hati. Organ hati Anda yang
sudah rusak akan digantikan oleh organ hati baru yang sehat dari pendonor.
Prosedur
ini bisa membutuhkan waktu lama. Pasalnya, lebih banyak pasien ingin
mendapatkan donor hati daripada orang yang ingin mendonorkan organ hatinya. Tes
lanjutan yang lebih mendetail diperlukan sebelum pelaksanaan transplantasi
hati. Tes ini berfungsi memastikan kandidat penerima organ hati memiliki
kondisi kesehatan yang baik sebelum menjalani operasi transplantasi.
Sirosis dan Diabetes
Pasien yang mengidap penyakit diabetes tipe 2 dan
menderita sirosis pada waktu yang sama harus lebih waspada karena diabetes
yang dialami bisa bertambah parah. Sebab, sirosis bisa meningkatkan resistansi
tubuh terhadap insulin yang digunakan untuk mengendalikan kadar gula dalam
darah. Bicarakan dengan dokter jika Anda menderita gejala sirosis saat
menderita diabetes.
Komplikasi dan Penanganannya
Kasus sirosis yang cukup parah dapat menimbulkan komplikasi
dan kondisi ini harus ditangani secara serius. Berikut ini beberapa komplikasi
dan penanganan yang bisa dilakukan pada sirosis.
·
Penimbunan cairan pada perut dan kaki
Komplikasi
paling umum dari sirosis yang cukup parah adalah ascites dan edema. Ascites
adalah penumpukan cairan di sekitar area perut, sedangkan edema adalah
penumpukan cairan di bagian tubuh seperti sekitar kaki dan pergelangan kaki.
Kedua kondisi ini harus ditangani secepat mungkin. Jika terjadi penumpukan
cairan sebanyak 20-30 liter pada bagian perut, Anda akan kesulitan untuk makan
dan bahkan untuk bernapas.
Ascites
dan edema bisa diatasi dengan menghindari garam di dalam menu makanan. Selain
itu, Anda perlu mengonsumsi tablet diuretik, seperti spironolactone dan
furosemide. Jika cairan dalam perut terinfeksi, Anda perlu mengonsumsi
antibiotik. Apabila ascites yang diderita sudah sangat parah, cairan pada perut
mungkin perlu dikeringkan dengan menggunakan pipa.
·
Pembekakan varises.
Jika terdapat pembengkakan pembuluh darah di dalam
esofagus atau kerongkongan, maka Anda akan mengalami muntah darah atau buang
air besar disertai darah. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah varises
esofagus. Anda harus segera ke instalasi gawat darurat atau IGD untuk
mendapatkan pertolongan secepatnya karena ini adalah kondisi yang serius.
Untuk mengurangi risiko perdarahan dan tingkat
keparahan perdarahan yang muncul, obat penghambat beta (misalnya propranolol)
akan diberikan. Selain obat-obatan, terdapat beberapa prosedur lain yang bisa
dilakukan untuk menghentikan perdarahan di kerongkongan.
·
Pendarahan.
Fungsi
organ hati dalam memproduksi protein yang dibutuhkan dalam penggumpalan darah
akan terganggu akibat sirosis. Sirosis akan membuat darah menjadi encer dan
Anda bisa mengalami perdarahan yang cukup parah apabila terjadi luka. Jika
terjadi perdarahan, tekan bagian yang terluka dengan kuat. Vitamin K dan produk
darah yang bernama plasma bisa diberikan dalam keadaan darurat. Beritahu dokter
mengenai sirosis Anda sebelum melakukan prosedur kesehatan, termasuk operasi
gigi.
·
Ensefalopati.
Ensefalopati
adalah penumpukan racun di dalam tubuh karena hati tidak bisa membersihkan
racun dengan baik dan akhirnya memengaruhi fungsi otak. Kondisi ini biasanya
akan ditangani dengan sirup laktulosa yang berfungsi sebagai laksatif atau obat
pencahar. Obat ini akan membantu tubuh dalam membuang sisa racun yang menumpuk
di dalam tubuh saat hati tidak bisa memprosesnya.
Pencegahan Sirosis
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi risiko terkena sirosis.
·
Membatasi konsumsi minuman keras.
Cara
terbaik untuk mencegah sirosis adalah dengan menghindari minuman keras atau
setidaknya membatasi asupan alkohol ke dalam tubuh Anda. Standar batas konsumsi
alkohol untuk orang dewasa per harinya adalah maksimal 2 unit atau 20 gram
alkohol. Ukuran ini setara dengan 1.5 kaleng bir atau 1.5 gelas wine per hari.
·
Melindungi diri dari hepatitis.
Penyakit
menular seperti hepatitis B dan C dapat menyebabkan sirosis. Oleh karena itu,
hindari hepatitis agar terhindar dari sirosis. Cara mencegah hepatitis adalah
dengan memakaikondom saat berhubungan seksual dan jangan berbagi jarum suntik
bagi pengguna narkoba. Anda juga bisa melakukan vaksinasi untuk mencegah
terjangkit hepatitis B.
·
Menu makanan sehat.
Makanan
rendah lemak dalam sayuran dan buah-buahan akan membantu menurunkan lemak
berlebih dalam tubuh. Lemak berlebih inilah yang bisa menyebabkan perlemakan
hati dan akhirnya menjadi penyakit organ hati.
·
Berolahraga.
Berolahraga
dapat menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal untuk
menghindari penumpukan lemak pada hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar