Pengertian Stenosis Spinal
Tiga dari empat kasus stenosis spinal terjadi pada tulang belakang bagian bawah. Mayoritas penyempitan pada tulang belakang menyebabkan rasa nyeri pada bagian belakang kaki.
Pada beberapa orang, stenosis spinal tidak
menyebabkan munculnya gejala atau tanda tertentu. Kebanyakan penderita stenosis
spinal berusia lebih dari 50 tahun. Segera temui dokter jika merasakan gejala
mati rasa, nyeri, dan lemas di bagian kaki, lengan atau punggung.
Gejala Stenosis Spinal
Kebanyakan
penderita mengetahui jika dirinya terkena stenosis spinal setelah melakukan uji
pencitraan.
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh
penderita. Beberapa gejala umum stenosis spinal adalah rasa nyeri pada kaki dan
pada punggung bagian bawah.
Berdasarkan
area penyempitannya, stenosis spinal terdiri dari dua jenis yang menimbulkan
gejala berbeda yaitu:
·
Pada bagian bawah (Lumbar).
Dapat
menimbulkan kram pada kaki saat berdiri dalam waktu lama atau berjalan. Kram
tersebut akan hilang saat Anda membungkukkan badan ke depan atau duduk.
·
Pada leher (Cervical).
Bisa
menyebabkan lemas atau sensasi menggelitik pada betis, kaki, lengan atau
tangan, serta mati rasa. Beberapa penderita juga merasakan gangguan berjalan
dan keseimbangan. Saraf kandung kemih juga terganggu dan bisa mengakibatkan
inkontinensia urine (ketidakmampuan menahan urine).
Penyebab Stenosis Spinal
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami stenosis spinal, yaitu:
·
Arthritis
Dua
jenis arthritis yang bisa memengaruhi tulang belakang adalah osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis.
·
Cedera tulang belakang.
Kecelakaan
lalu lintas atau trauma mayor lainnya dapat menyebabkan terjadinya patah tulang
belakang. Pecahan tulang dapat masuk ke saluran spinal, dimana terdapat
saraf-saraf. Pembengkakan yang terjadi pada area dan setelah pembedahan tulang
belakang bisa menekan saraf tulang belakang.
·
Rusaknya bantalan tulang belakang.
Kondisi
ini biasanya disebabkan oleh faktor usia. Dari retakan bantalan ini, material
lembut keluar dan bisa menekan saraf tulang belakang.
·
Ketidak stabilan dan pergeseran tulang
belakang ke arah depan.
Bisa
membuat kanal tulang belakang lebih sempit.
·
Tumor.
Yang
bisa tumbuh di celah antara sumsum tulang dan tulang belakang, di membran
yang melapisi saraf tulang belakang, atau di dalam sumsum tulang belakang itu
sendiri.
·
Menebalnya ligament.
Saraf
kuat yang menahan tulang belakang bisa menjadi kaku dan tebal. Ligamen yang
menebal ini bisa menonjol ke arah kanal tulang belakang.
·
Genetis
Jika
kanal tulang belakang terlalu kecil saat lahir, gejala-gejala stenosis spinal
bisa muncul pada usia muda.
Diagnosis Stenosis Spinal
Stenosis
spinal cukup sulit didiagnosis, karena memiliki gejala yang sama dengan kondisi
para lansia.
Biasanya pengidap stenosis spinal justru tidak pernah menderita
gangguan ataupun cedera pada punggungnya.
Untuk
mendiagnosis stenosis spinal, penderita harus menjalani uji pencitraan.
Beberapa jenis uji pencitraan tersebut adalah:
·
CT myelogram.
Uji
pencitraan ini bisa memperlihatkan rusaknya bantalan tulang, taji pada tulang,
dan tumor.
·
Sinar x.
Sinar-X
dapat memperlihatkan perubahan struktur tulang yang bisa mempersempit celah
kosong di kanal tulang belakang.
·
MRI.
Selain
perubahan struktur tulang, MRI juga dapat memperlihatkan tekanan pada saraf
tulang belakang, kerusakan pada ligamen, dan bantalan tulang.
Pengobatan dan Komplikasi Stenosis Spinal
Ada beberapa cara yang bisa dtempuh untuk menangani
stenosis spinal yaitu:
·
Pembedahan
Untuk
menurunkan tekanan pada saraf tulang belakang adalah dengan menciptakan celah
kosong di antara kanal tulang belakang.
·
Mengubah postur tubuh
Dengan
membungkukkan tubuh ke depan atau duduk dengan dada menempel di paha mampu
meredakan gejala-gejala yang dirasakan penderita.
·
Obat-obatan.
Untuk
mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan stenosis spinal, dokter biasanya
meresepkan relaksan otot, antidepresan, anti-kejang, opioid, dan anti inflamasi
non-steroid (OAINS).
·
Steroid.
Injeksi
steroid bisa mengurangi pembengkakan serabut saraf yang terjepit, serta bisa
menurunkan tekanan.
·
Terapi.
Prosedur
ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan, meningkatkan
keseimbangan, serta mempertahankan fleksibilitas dan stabilitas tulang
belakang.
Jika tidak segera ditangani, penderita stenosis
spinal bisa terkena beberapa komplikasi secara permanen.
Beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi adalah:
·
Kelumpuhan.
·
Inkontinensia urine.
·
Mati rasa permanen.
·
Gangguan keseimbangan.
·
Lemas terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar