Pengertian Sindrom Reye
Salah satu gejala dari flu maupun cacar air adalah pusing, sehingga seringkali orangtua memberikan aspirin pada anak untuk mengatasinya. Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa konsumsi aspirin pada anak dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Reye. Oleh karenanya, konsultasikan kepada dokter sebelum Anda memberikan aspirin pada anak-anak dan remaja.
Meski penyebab sindrom Reye belum dapat dipastikan, para ahli menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetik. Dalam sindrom Reye, diduga struktur kecil dalam sel yang bernama mitokondria mengalami kerusakan. Mitokondria memberi energi pada sel dan sangat penting untuk kesehatan fungsi hati.
Tanpa pasokan energi, maka hati akan gagal berfungsi. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan racun kimia berbahaya di dalam darah yang bisa merusak seluruh tubuh dan menyebabkan otak menjadi bengkak.
Selain itu, kadar gula darah penderita sindrom Reye sangat menurun sementara kadar ammonia dan asam dalam darah meningkat. Saat itu, hati dapat menjadi bengkak dan terjadi penumpukan lemak di dalam organ tersebut. Tidak hanya hati, otak juga bisa mengalami pembengkakan yang berisiko menyebabkan kejang dan hilang kesadaran.
Gejala Sindrom
Reye
Gejala sindrom Reye biasanya muncul dalam waktu tiga
hingga lima hari pasca infeksi flu atau cacar air.
Napas tersengal-sengal
dan diare merupakan gejala awal yang biasanya dialami oleh anak-anak berusia
kurang dari dua tahun. Sedangkan pada anak-anak yang lebih tua, gejala awal
sindrom Reye bisa berupa lesu, mudah mengantuk, dan muntah terus menerus. Jika
kondisi ini bertambah buruk, gejalanya pun dapat menjadi serius, di antaranya:
·
Bingung, disorientasi, atau bahkan
berhalusinasi.
·
Mudah tersinggung dan perilaku menjadi
lebih agresif.
·
Badan terasa lemah, dan bahkan mengalami
kelumpuhan pada kaki dan lengan.
·
Kejang.
·
Tingkat kesadaran menurun.
Diagnosis Sindrom Reye
Hingga saat ini, masih belum ada alat diagnosa yang
spesifik untuk sindrom Reye. Penegakan diagnosis biasanya dibuat dengan
berbagai pemeriksaan darah, urine, serta tes untuk memeriksa gangguan oksidasi
asam lemak atau ganggun metabolisme lain. Terkadang, dibutuhkan pemeriksaan
lanjutan, seperti:
·
Pungsi lumbal, yaitu pengambilan sampel
cairan dari otak untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang memiliki
gejala sama seperti sindrom Reye, seperti meningitis dan ensefalitis.
·
CT scan atau MRI untuk
menyingkirkan kemungkinan penyebab lain di otak yang mengakibatkan perubahan
perilaku penderita.
·
Biopsi hati atau pengambilan sampel
jaringan hati menyingkirkan kemungkinan lain yang menyebabkan gangguan di hati.
·
Biopsi kulit untuk melihat adanya
gangguan oksidasi asam lemak dan gangguan metabolisme lain.
Pengobatan Sindrom Reye
Sindrom
Reye dapat berkembang menjadi kondisi darurat, maka pengobatan dini sangat
dibutuhkan. Seorang penderita sindrom Reye biasanya harus dirawat di rumah
sakit. Untuk kasus yang parah, penderita akan dirawat di unit perawatan
intensif.
Hingga
saat ini, masih belum ditemukan pengobatan untuk menyembuhkan sindrom Reye.
Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah
komplikasi. Dokter akan memastikan kondisi hidrasi tubuh dan keseimbangan
cairan tetap terjaga. Pengobatan yang dapat diberikan bisa berupa:
·
Cairan infus yang mengandung glukosa dan
elektrolit, untuk menjaga keseimbangan kadar garam, nutrisi, mineral, dan gula
dalam darah.
·
Diuretik, guna membuang kelebihan cairan
dalam tubuh dan meredakan pembengkakan di otak.
·
Plasma, vitamin K, dan platelet, guna
mencegah pendarahan akibat gangguan organ.
·
Ammonia detoxican, guna mengurangi kadar amonia
dalam tubuh.
·
Antikonvulsan, untuk mencegah dan
mengatasi kejang.
Selain
itu mesin pernapasan (ventilator) dapat dipakai jika penderita mengalami gagal
nafas.
Begitu
bengkak pada otak sudah hilang, fungsi tubuh yang lain akan kembali normal
dalam beberapa hari. Kendati demikian, perlu waktu beberapa minggu sampai
penderita cukup sehat untuk meninggalkan rumah sakit.
Komplikasi
Sindrom
Reye
Dengan
berkembangnya metode diagnosis dan pengobatan sindrom Reye, sebagian besar
penderita anak-anak dan remaja dapat sembuh sepenuhnya dari kondisi ini.
Namun
pada beberapa kasus, sindrom Reye dapat menyebabkan seseorang mengalami
kerusaan otak permanen akibat pembengkakan otak. Komplikasi lain yang mungkin
dapat terjadi antara lain:
·
Penurunan
daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi.
·
Kesulitan
bicara dan berbahasa.
·
Kesulitan
menelan.
·
Penurunan
daya pengelihatan atau pendengaran.
·
Kesulitan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (misalnya berpakaian atau ke kamar
mandi).
Pencegahan
Sindrom
Reye
Dengan
dugaan adanya kaitan antara aspirin dengan terjadinya sindrom Reye, maka
berhati-hatilah dalam memberikan aspirin pada anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Selain aspirin, anak-anak tersebut juga sebaiknya tidak menggunakan produk obat
yang mengandung asetilsalisilat, salisilat, asam asetilsalisilat, asam
salisilat, dan garam salisilat.
Jika
anak-anak menderita flu, cacar air, atau infeksi virus lain, gunakan obat
asetaminofen, ibuprofen atau naproxen untuk mengatasi gejala demam dan rasa
nyeri. Saat dirasa harus mendapat terapi aspirin, pastikan kebutuhan vaksin
anak Anda (termasuk dua dosis vaksin cacar air dan vaksin flu tahunan) sudah
terpenuhi, karena penelitian menyebutkan bahwa menghindari dua penyakit ini
dapat mencegah terjadinya sindrom Reye.
Beberapa
rumah sakit juga melakukan skrining untuk melihat gangguan oksidasi asam lemak
pada bayi baru lahir, karena anak dengan kondisi ini berisiko tinggi untuk
menderita sindrom Reye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar