Pengertian Aterosklerosis
Plak yang menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, zat lemak, kalsium, dan fibrin (zat dalam darah). Plak dapat terbawa aliran darah hingga menyebabkan penyumbatan, atau membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen dari arteri ke organ tubuh terhambat.
Meski digolongkan sebagai gangguan jantung, aterosklerosis sebenarnya dapat terjadi pada arteri di bagian tubuh mana pun, seperti otak, ginjal, atau kaki, serta dapat memicu masalah kesehatan di bagian-bagian tersebut.
Terjadinya aterosklerosis bisa berawal sejak masa anak-anak dan berkembang terus secara perlahan. Gejala membahayakan baru muncul ketika usia penderita mencapai 50 atau 60 tahun. Kendati demikian, penyakit ini dapat dihindari dan diatasi dengan perubahan gaya hidup,
Gejala Aterosklerosis
Gejala aterosklerosis baru akan terasa ketika arteri sudah sangat menyempit dan menghambat peredaran darah menuju jaringan atau organ tubuh. Gejala yang muncul tergantung pada lokasi terjadinya ateriosklerosis, di antaranya:
·
Aterosklerosis pada tangan dan kaki; menimbulkan
nyeri saat berjalan (klaudikasio).
·
Aterosklerosis pada ginjal; menyebabkan gagal
ginjal dan tekanan darah tinggi.
·
Aterosklerosis pada jantung; menyebabkan nyeri
dada (angina).
·
Aerosklerosis pada otak; mengakibatkan tangan
dan kaki lemah atau kaku, kesulitan bicara, otot wajah melemah, atau kehilangan
penglihatan sementara pada salah satu mata.
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium). Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh:
·
Kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan
darah yang tinggi.
·
Diabetes atau resisten terhadap insulin.
·
Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti
artritis, infeksi, atau lupus.
·
Kebiasaan merokok.
·
Obesitas.
Diagnosis Aterosklerosis
Diagnosis dapat diawali dengan pemeriksaan fisik. Terjadinya gangguan peredaran darah dapat ditandai dengan denyut nadi yang lemah, tekanan darah yang rendah pada tungkai yang terganggu, serta penyembuhan luka . Hasil pemeriksaan fisik tersebut perlu diperkuat dengan beberapa pemeriksaan lanjutan yang meliputi:
·
Tes darah.
Untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.
·
Perbandingan indeks tekanan darah kaki dan
lengan.
Guna memeriksa penyumbatan arteri pada tangan dan
kaki.
·
Elektrokardiogram (EKG).
Untuk memeriksa aktivitas jantung yang dapat
menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya.
·
USG Doppler.
Guna melihat adanya penyumbatan arteri dengan
gelombang suara.
·
Stress test atau pemeriksaan treadmill.
Untuk memeriksa aktivitas elektrik jantung dan
tekanan darah saat melakukan kegiatan fisik.
·
Pemindaian.
Meliputi magnetic resonance angiogram
(MRA) dan CT scan untuk memeriksa kondisi arteri.
·
Angiogram dan katerisasi jantung.
Yaitu pemeriksaan kondisi arteri jantung dengan
menyuntikkan zat kontras (pewarna) pada arteri sehingga dapat terlihat melalui
foto R.
Pengobatan Aterosklerosis
Penangan aterosklerosis dapat
dilakukan melalui tiga hal, yaitu perubahan gaya hidup, obat-obatan, serta
prosedur operasi.
Perubahan gaya hidup sehari-hari
merupakan hal utama yang perlu dilakukan. Penderita dianjurkan untuk lebih
sering berolahraga guna meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah,
serta mengurangi konsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolesterol yang
tinggi.
Selain perubahan gaya hidup,
pemberian obat-obatan juga penting untuk mencegah arterosklerosis bertambah
buruk. Di antaranya adalah:
·
Obat untuk pencegah pembekuan darah yang
menghambat arteri. Obat yang mungkin diberikan adalah antiplatelet dan
antikoagulan, seperti aspirin.
·
Obat penurun tekanan darah. Obat yang
mungkin diberikan adalah penghambat beta (beta blockers), penghambat
kanal kalsium (calcium channel blockers), dan diuretik guna
meningkatkan laju urin.
·
Obat penurun kadar kolesterol jahat
(LDL), seperti misalnya statin dan asam fibrat.
·
Obat penghambat enzim angiostensin (ACE inhibitors).
Obat ini dapat meredakan perkembangan aterosklerosis dengan menurunkan tekanan
darah dan mencegah penyempitan arteri.
·
Obat-obatan lain untuk mengendalikan
kondisi medis yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis, misalnya obat
diabetes.
Pada kasus aterosklerosis parah, prosedur operasi
perlu dilaksanakan. Di antaranya adalah:
·
Operasi bypass.
Untuk
mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri. Operasi ini dilakukan dengan
cara memintas pembuluh darah yang tersumbat dengan menggunakan pembuluh
darah dari bagian tubuh lain atau selang berbahan sintetis agar darah tetap
mengalir.
·
Terapi fibrinolitik.
Untuk
mengatasi penyumbatan arteri akibat pembekuan darah.
·
Pemasangan tabung (stent) dan
angioplasty.
Tujuan
prosedur ini sama dengan operasi bypass, yaitu untuk mengatasi
penyempitan atau penyumbatan arteri. Dalam prosedur ini, dokter akan
memasang dua buah kateter dan tabung kecil agar arteri tetap terbuka.
·
Endarterektomi.
Untuk
membuang simpanan lemak pada dinding arteri yang menyempit.
·
Arterektomi.
Untuk
membuang plak dan arteri.
Komplikasi Aterosklerosis
Komplikasi yang dapat terjadi akibat aterosklerosis
adalah:
·
Serangan iskemik sesaat (stroke ringan/TIA)
dan stroke, ketika aterosklerosis terjadi pada arteri yang berada di dekat
organ otak.
·
Gangrene (jaringan mati), ketika
aterosklerosis terjadi pada tangan dan kaki yang mengakibatkan gangguan
sirkulasi darah.
·
Penyakit ginjal kronis, ketika aterosklerosis
terjadi pada arteri yang mengarah pada ginjal.
·
Aneurisma atau pelebaran pembuluh darah
pada dinding arteri.
·
Serangan jantung, gagal jantung, serta
angina, ketika aterosklerosis terjadi pada arteri jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar