Minggu, 09 Juli 2017

ULKUS DEKUBITUS



Pengertian Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus merupakan suatu cedera yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan jaringan di bawah kulit. Tingkat keparahan ulkus dekubitus dapat bervariasi, mulai dari lebam kemerahan pada kulit, hingga luka terbuka pada kulit yang dapat memperlihatkan otot bahkan tulang.

Dekubitus muncul pada saat kulit menerima tekanan kuat dalam waktu yang singkat atau tekanan ringan namun dalam waktu yang lama. Penekanan yang demikian pada kulit akan menyebabkan gangguan aliran darah sehingga daerah tersebut mengalami kekurangan oksigen dan makanan.

Kurangnya pasokan oksigen dan makanan menyebabkan jaringan menjadi rusak dan membentuk luka borok (ulkus). Dekubitus sering kali terjadi pada orang dengan kondisi tertentu yang menyebabkan mereka sulit bergerak, terutama pada orang yang terlalu lama terbaring di tempat tidur. Kondisi lain yang memengaruhi aliran darah, seperti diabetes tipe 2, juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya ulkus dekubitus.

Area pada tubuh yang umumnya mengalami ulkus dekubitus adalah:

·         Pinggang.

·         Punggung.

·         Pergelangan kaki.

·         Bokong.

Ulkus dekubitus sangat umum dijumpai pada lansia atau penyandang disabilitas. Selain itu, ulkus dekubitus juga sering terjadi pada orang yang menghabiskan banyak waktu di kursi roda atau tempat tidur, orang yang memiliki kulit rapuh, atau orang yang tidak bisa bergerak tanpa pertolongan dari orang lain. Ulkus dekubitus umumnya dapat disembuhkan dengan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Gejala Ulkus Dekubitus

Dekubitus sering kali terjadi pada bagian tubuh yang tidak memiliki jaringan lemak yang tebal serta sering mengalami kontak dengan tempat tidur atau kursi roda. Pada orang yang tidak dapat bangun dari tempat tidur, ulkus dekubitus biasanya terjadi di area:

·         Bahu dan belikat.

·         Siku.

·         Belakang kepala atau sisi kepala.

·         Belakang lutut, tumit, dan pergelangan kaki.

·         Sekitar tulang belakang

·         Sekitar tulang ekor.

Pengguna kursi roda dalam jangka lama juga dapat menderita ulkus dekubitus, yang biasanya terdapat di area:

·         Bokong.

·         Belakang lengan dan tungkai.

·         Belakang tulang panggul.

Gejala-gejala dekubitus umumnya memiliki karakteristik yang hampir sama, meskipun tingkat keparahannya berbeda. Gejala yang umumnya didapati pada penderita ulkus dekubitus adalah sebagai berikut:

·         Perubahan warna dan tekstur kulit yang tidak biasa.

·         Bengkak.

·         Muncul cairan seperti nanah.

·         Perubahan suhu kulit dibandingkan bagian normal di sekitarnya, dapat terasa lebih dingin atau lebih hangat.

·         Muncul infeksi pada daerah dekubitus.

·         Luka terbuka pada kulit.

·         Kulit yang menjadi lebih lunak atau lebih keras dibandingkan jaringan sekitarnya.

Berdasarkan tahap perkembangan gejala, ulkus dekubitus dibagi menjadi beberapa tingkatan (grade), yaitu:

·         Tingkat 1.

Dekubitus tingkat 1 merupakan dekubitus yang paling ringan. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna pada kulit yang mengalami ulkus. Pada orang kulit putih, ulkus umumnya berwarna kemerahan, sedangkan pada orang berkulit lebih gelap terlihat keunguan atau kebiruan. Pada tahap ini, kulit masih tetap utuh dan tidak melepuh. Namun biasanya terasa hangat, terasa seperti spons, dan keras. Daerah yang mengalami ulkus dapat terasa gatal atau sakit.

·         Tingkat 2.

Pada dekubitus tingkat 2, kulit pada daerah yang mengalami ulkus mengalami kerusakan di bagian kulit ari (epidermis) dan kulit jangat (dermis). Daerah ulkus tersebut akan terlihat seperti luka terbuka atau melepuh.

·         Tingkat 3.

Pada dekubitus tingkat 3, kulit pada daerah ulkus akan mengalami kerusakan secara menyeluruh. Kerusakan kulit ini diikuti dengan kerusakan jaringan lemak di bawahnya sehingga terlihat seperti lubang pada kulit. Meskipun demikian, jaringan otot dan tulang di sekitar ulkus belum mengalami kerusakan.

·         Tingkat 4.

Dekubitus tingkat 4 merupakan dekubitus dengan tingkatan paling parah. Kulit di daerah ulkus mengalami kerusakan yang parah, disertai nekrosis atau kematian pada jaringan lainnya di sekitar ulkus, seperti jaringan otot dan tulang. Penderita dekubitus tingkat 4 memiliki risiko terkena infeksi yang dapat menyebabkan kematian.

Pada kasus tertentu, ulkus dekubitus dapat berwarna kekuningan atau kehijauan dan lunak seperti bernanah. Jika kerusakan jaringan kulit meluas, ulkus dekubitus perlu diangkat. Namun ulkus yang tertutup oleh suatu lapisan kering dan tidak menunjukkan tanda-tanda perluasan, tidak perlu diangkat. Lapisan tersebut merupakan mekanisme perlindungan alami dari tubuh.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Penyebab utama ulkus dekubitus adalah tekanan pada bagian tubuh dalam jangka waktu lama, sehingga mengganggu aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen. Tanpa adanya nutrisi dan oksigen, jaringan kulit akan rusak dan mati. Gangguan aliran darah pada kulit dalam jangka waktu lama, juga menyebabkan tidak adanya sel darah putih yang diperlukan untuk memerangi infeksi. Ketika ulkus sudah terbentuk pada kulit, bakteri dapat menginfeksi dan merusak jaringan kulit.

Pada orang yang aktif bergerak, tekanan pada bagian tubuh tertentu tidak akan terjadi secara berkepanjangan. Gerakan aktif akan membagi-bagi tekanan pada tubuh, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh dapat dijaga kelancarannya. Sekalipun pada kondisi tidur, tubuh tidak akan diam secara konstan, melainkan dapat bergerak hingga 20 kali selama tidur.

Dekubitus dapat muncul dikarenakan hal-hal sebagai berikut: 

·         Tekanan tubuh oleh permukaan keras, seperti tempat tidur atau kursi roda.

·         Tekanan pada kulit akibat gerakan otot yang tidak disadari. Contohnya kejang otot.

·         Keadaan kulit yang lembab, dapat merusak lapisan kulit bagian luar.

Jangka waktu suatu tekanan pada bagian tubuh untuk membentuk ulkus dekubitus bergantung pada besarnya tekanan yang diterima dan sensitivitas kulit terhadap kerusakan fisik. Dekubitus tingkat 3 dan 4 dapat menyebar dengan cepat pada orang dengan risiko dekubitus yang tinggi, bahkan ulkus dapat terjadi hanya dalam waktu 1-2 jam. Akan tetapi pada beberapa kasus, kerusakan kulit akibat dekubitus baru muncul beberapa hari setelah cedera atau tekanan terjadi.

·         Gangguan pergerakan tubuh.

Beberapa penyebab seseorang mengalami gangguan pergerakan tubuh antara lain:

1.      Kerusakan tulang belakang yang menyebabkan anggota gerak terutama kaki mengalami kelumpuhan.

2.      Cedera otak berat akibat stroke atau cedera kepala berat yang menyebabkan anggota gerak mengalami kelumpuhan.

3.      Penyakit yang mengakibatkan kerusakan jaringan saraf pusat yang bersifat progresif, terutama pada bagian saraf yang mengatur pergerakan tubuh.Contohnya pada penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson.

4.      Nyeri badan yang sangat berat, sehingga sulit untuk menggerakkan anggota badan.

5.      Menjalani fase penyembuhan setelah pembedahan.

6.      Berada dalam keadaan koma.

7.      Memiliki penyakit yang menyebabkan sulit untuk menggerakkan persendian tubuh, misalnya rheumatoid arthritis.

·         Kurang asupan gizi.

Asupan gizi yang menyediakan nutrisi bagi jaringan kulit dan otot dapat terganggu, terutama jika seseorang mengalami kondisi berikut:

1.      Anoreksia nervosa, yaitu kondisi ketika seseorang terobsesi untuk menjaga berat badan secara berlebihan.

2.      Dehidrasi akibat kurangnya cairan dalam tubuh.

3.      Disfagia atau sulit menelan.

·         Kondisi kesehatan tertentu.

Beberapa kondisi kesehatan seseorang yang dapat meningkatkan risiko terkena dekubitus adalah:

1.      Diabetes tipe 1 dan 2.

Kadar gula yang tinggi dalam darah dapat mengganggu aliran darah di kapiler kulit, sehingga penderita rentan terkena ulkus dekubitus.

2.      Penyakit arteri perifer (peripheral arterial disease).

Di mana terjadi gangguan pada arteri kaki akibat tumpukan lemak, sehingga aliran darah pada kapiler menjadi tidak normal.

3.      Gagal jantung.

Kerusakan pada jantung dapat menyebabkan organ tersebut tidak berfungsi secara optimal dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

4.      Gagal ginjal.

Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan senyawa-senyawa beracun dalam darah yang dapat merusak jaringan kulit.

5.      Penyakit paru kronis.
Berbagai penyakit kronis pada paru-paru dapat menyebabkan kemampuan paru-paru menurun, sehingga kandungan oksigen dalam darah menjadi rendah dan mendorong terjadinya ulkus dekubitus.

·         Penuaan kulit.

Kulit yang mengalami penuaan akan kehilangan elastisitas, sehingga lebih mudah untuk mengalami luka. Semakin tua, aliran darah ke kulit juga akan semakin berkurang. Selain itu, kulit yang mengalami penuaan juga mengandung jaringan lemak yang lebih sedikit.

·         Inkontinesia.

Kondisi ketika seseorang kehilangan kontrol atas kandung kemih dan rektum, yang biasanya terjadi pada lansia. Hal ini menyebabkan kulit di sekitar uretra dan anus menjadi lembab dan rentan terkena infeksi.

·         Gangguan mental.

Gangguan mental pada seseorang, seperti skizofrenia, dapat menyebabkan asupan gizi yang kurang serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, misalnya diabetes atau inkontinensia. Penderita ganguan mental juga tidak memiliki kesadaran yang baik terhadap kebersihan pribadi, sehingga lebih rentan terkena infeksi dan cedera.

·         Penggunaan anggota tubuh buatan (prostetik).

Alat prostetik, seperti kaki palsu, dapat menyebabkan tekanan terus-menerus pada suatu area tubuh.

·         Gangguan saraf sensorik.

Gangguan saraf sensorik menyebabkan seseorang kurang peka dalam merasakan nyeri, sehingga tidak merasakan adanya gangguan yang memicu dekubitus. Gangguan saraf sensorik dapat disebabkan oleh cedera tulang belakang, gangguan neurologis, dan lain-lain.

·         Merokok.

Diagnosis Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus dapat didiagnosis dengan mudah hanya dari penampakan luarnya. Untuk mengetahui besarnya risiko ulkus bertambah barah dan meluas, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, di antaranya:

·         Kondisi kesehatan pasien secara umum.

·         Kemampuan mobilitas (pergerakan) badan.

·         Adanya masalah yang mengganggu postur tubuh seseorang.

·         Adanya gejala infeksi.

·         Kondisi kesehatan mental.

·         Riwayat mengalami ulkus dekubitus.

·         Adanya inkontinensia (sulit mengontrol berkemih maupun buang air besar).

·         Pola makan.

·         Kondisi peredaran darah.

Selain itu, penderita dekubitus dapat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan darah dan urine. Dari pemeriksaan darah dapat diketahui kondisi kesehatan penderita secara umum. Sedangkan pemeriksaan urine berfungsi untuk menilai fungsi ginjal, serta mendeteksi adanya infeksi saluran kemih pada pasien.

Ketika seorang pasien terdiagnosis menderita dekubitus, maka dokter akan memeriksa hal-hal berikut ini untuk menentukan tingkat keparahannya. 

·         Ukuran dan kedalaman ulkus.

·         Jenis jaringan yang terkena ulkus dekubitus, apakah sudah menyebar ke jaringan otot dan tulang atau masihdi jaringan kulit saja.

·         Warna dekubitus.

·         Luasnya daerah yang mengalami kematian jaringan (nekrosis).

·         Kondisi pada ulkus, seperti tanda-tanda infeksi, bau tidak sedap, atau perdarahan.

Pengamatan Secara Mandiri

Sebagai langkah untuk memonitor diri sendiri terhadap risiko terjadinya ulkus dekubitus, disarankan untuk melakukan pemantauan rutin terhadap gejala yang mungkin timbul. Gejala yang paling mudah diamati adalah adaya perubahan warna kulit, serta rasa kenyal yang muncul pada daerah tersebut.

Pengobatan Ulkus Dekubitus

Jenis pengobatan ulkus dekubitus yang diberikan kepada pasien dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan yang diderita.

Proses pengobatan ulkus dekubitus bukan merupakan proses yang cepat. Namun dengan manajemen ulkus yang baik, pemerataan tekanan tubuh,serta kecukupan nutrisi, dekubitus dapat sembuh dengan baik. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: 

·         Mengganti posisi tubuh.

Melakukan gerakan tubuh, walaupun secara pasif, dan mengganti posisi tubuh secara rutin sangat penting untuk dilakukan pada penderita dekubitus. Pergerakan tubuh rutin dapat menghindari akumulasi tekanan pada tubuh, serta mengurangi tekanan tubuh di bagian yang sudah mengalami dekubitus. Dokter akan memberikan anjuran mengenai hal-hal berikut:

1.      Posisi tidur dan duduk yang baik dan benar, termasuk bagaimana membiasakan diri dalam melakukan posisi tidur dan duduk yang baik dan benar.

2.      Seberapa sering penderita harus melakukan pergerakan tubuh.

3.      Bagaimana untuk menjaga kondisi tekanan pada kaki sehari-hari.

4.      Bagaimana menjaga postur tubuh yang baik dan benar.

5.      Peralatan khusus yang mungkin dibutuhkan.

·         Penggunaan kasur dan bantal khusus.

Bagi penderita dekubitus, untuk menurunkan tekanan pada bagian tubuh yang mengalami ulkus, dapat digunakan bantal dan kasur antidekubitus (anti-decubitus pillow and mattress). Bantal dan kasur khusus ini juga dapat digunakan pada orang yang harus berbaring lama, sebagai pencegahan.

·         Pemilihan perban khusus untuk penyembuhan dekubitus.

Beberapa jenis perban didesain khusus untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan dekubitus pada pasien. Contoh dari perban yang bisa digunakan adalah:

1.      Perban hidrokoloid.

Merupakan perban yang didesain khusus dan mengandung gel untuk mempercepat regenerasi sel. Gel pada perban akan merangsang pertumbuhan sel di bagian dekubitus, sekaligus menjaga area di sekitar dekubitus tetap kering.

2.      Perban alginat.

Dibuat dari rumput laut yang mengandung kalsium dan sodium untuk mempercepat proses penyembuhan jaringan yang mengalami dekubitus.

·         Krim dan salep.

Krim dan salep khusus untuk penderita dekubitus dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

·         Antibiotik.

Antibiotik digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada jaringan akibat ulkus dekubitus. Antibiotik juga digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi jika sudah terjadi.

·         Pemberian suplemen makanan.

Beberapa vitamin dan suplemen makanan dapat mempercepat proses penyembuhan dekubitus, misalnya vitamin A, vitamin C, protein, dan zinc (Zn).

·         Pengangkatan jaringan yang rusak (debridement).

Guna keperluan penyembuhan, pasien dapat menjalani pengobatan untuk mengangkat jaringan mati di sekitar ulkus. Pengangkatan jaringan biasanyadilakukan dengananestesi lokal. Metode pengangkatan jaringan mati ini dapat dikerjakan dengan:

1.      Pembersiahan dengan menggunakan tekanan air.

Dalam metode ini, dokter akan menyemprotkan air bertekanan tinggi pada daerah dekubitus untuk menghilangkan jaringan yang telah rusak.

2.      Laser.

Jaringan yang mati dapat dihilangkan dengan menggunakan sinar laser.

3.      Pembedahan.

Ini merupakan metode paling umum, dimana dokter akan mengangkat jaringan yang telah mati dengan menggunakan pisau bedah dan forceps.

·         Terapi belatung.

Terapi belatung adalah salah satu metode terbaik dalam menghilangkan jaringan yang rusak. Belatung akan memakan jaringan yang rusak tanpa memakan jaringan yang masih sehat. Selama pelaksanaan terapi belatung, belatung akan ditempelkan di daerah dekubitus yang ditutup dengan kain kasa selama beberapa hari. Setelah selesai, belatung akan dibuang dari tubuh.

·         Obat penahan rasa sakit.

Obat antiinflamasi nonsteroi, seperti ibuprofen, dapat membantu meredakan nyeri akibat dekubitus pada pasien. Pengobatan ini berguna untuk memudahkan pasien berganti posisi secara rutin dan mengurangi dekubitus.

·         Pembedahan.

Pembedahan umumnya dilakukan untuk mengangkat jaringan pada kasus ulkus dekubitus tingkat 3 dan 4. Hal ini disebabkan karena jaringan yang rusak pada tingkat keparahan tersebut sulit untuk sembuh. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara memotong jaringan yang rusak,lalu langsung dijahit atau dilakukan pencangkokan jaringan dahulu.Meskipun begitu, pembedahan ini memiliki sejumlah risiko mengingat kondisi kesehatan penderita yang tidak baik. Risiko dari pembedahan pengangkatan jaringan pada pasien dekubitus tingkat 3 dan 4 antara lain adalah:

1.      Infeksi; abses.

2.      Kematian dari jaringan yang dicangkok pasca pembedahan.

3.      Kelemahan otot.

4.      Lepuh pada kulit.

5.      Kambuhnya dekubitus.

6.      Pendarahan internal.

7.      Terjadi penggumpalan darah pada vena di kaki (deep vein thrombosis).

8.      Keracunan darah.

Dikarenakan risiko dari pembedahan untuk mengobati dekubitus tingkat 3 dan 4 cukup tinggi, penderita dengan kondisi kesehatan yang buruk tidak dianjurkan menjalani prosedur pembedahan. 

Terlebih lagi jika penderita tidak memiliki bantal dan kasur khusus untuk penderita dekubitus di rumah, maka tidak dianjurkan menjalani pembedahan dikarenakan risiko kambuhnya dekubitus dan risiko komplikasi.

Komplikasi Ulkus Dekubitus

Komplikasi akibat ulkus dekubitus umumnya terjadi pada kasus dekubitus tingkat 3 atau 4, dan dapat membahayakan jiwa penderita. Beberapa komplikasi akibat ulkus dekubitus yang tidak ditangani dengan baik adalah:

·         Selulitis.

Selulitis merupakan infeksi yang menyebar dari tempat munculnya dekubitus ke lapisan dalam kulit. Gejala selulitis dapat diamati dari kulit kemerahan dan nyeri di bagian ulkus tersebut. Tanpa pengobatan yang baik, infeksi dari selulitis dapat menyebar ke dalam pembuluh darah, jaringan otot, atau tulang. Jika dekubitus terjadi di bagian dekat tulang punggung lalu muncul komplikasi selulitis, infeksi dapat menyebar ke tulang belakang dan otak.

·         Keracunan darah.

Pada penderita ulkus dekubitus dengan sistem kekebalan yang lemah, dapat muncul infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Kondisi ini disebut keracunan darah atau sepsis. Pada kasus sepsis yang serius, sepsis akibat dekubitus dapat merusak berbagai organ sehingga menimbulkan renjatan (shock) yang dapat menyebabkan kematian. Sepsis pada penderita diobati menggunakan antibiotik dan perlu dilakukan pemantauan secara ketat karena sepsis merupakan kegawatdaruratan medis.

·         Infeksi tulang dan sendi.

Infeksi dari tempat munculnya dekubitus juga dapat menyebar ke sendi (septic arthritis) dan tulang (osteomielitis). Komplikasi ini dapat diobati dengan menggunakan Pada infeksi yang sudah parah, kemungkinan harus dilakukan amputasi tulang dan sendi yang terkena infeksi.

·         Necrotizing fasciitis.

Komplikasi jenis ini disebabkan oleh infeksi pada ulkus dekubitus oleh bakteri Streptococcus tipe A, yang menyebabkan kematian jaringan dan penyebaran infeksi secara cepat ke jaringan di Kondisi ini dapat diatasi dengan cara debridement untuk mengangkat jaringan mati dan pemberian antibiotik.

·         Gas gangrene.

Ini merupakan kondisi yang muncul akibat infeksi bakteri Clostridium pada daerah ulkus dekubitus. Bakteri jenis Clostridium dapat hidup dengan sedikit oksigen dan menghasilkan gas serta racun yang berbahaya bagi penderita. Untuk mengatasi gas gangrene, dapat dilakukan debridement untuk mengangkat jaringan mati atau amputasi pada kasus yang lebih berat.

·         Kanker.

Ulkus dekubitus yang terjadi dalam jangka waktu lama dan tidak diobati dengan baik dapat berubah menjadi kanker sel skuamosa. Ulkus dekubitus yang berubah menjadi kanker sel skuamosa dikenal dengan ulkus Marjolin. Perubahan ini merupakan komplikasi yang paling parah dari ulkus dekubitus, namun jarang terjadi.

Pencegahan Ulkus Dekubitus

Langkah-langkah pencegahan ulkus dekubitus yang dapat dilakukan sehari-hari adalah sebagai berikut:
·         Mengganti posisi tubuh secara rutin.

Metode ini merupakan cara paling efektif dalam mencegah munculnya ulkus dekubitus. Jika dekubitus sudah muncul, mengganti posisi tubuh secara rutin dapat mengurangi tekanan tubuh pada bagian tersebut, serta memberikan kesempatan penyembuhan yang lebih baik pada bagian dekubitus. Untuk pengguna kursi roda, dianjurkan mengganti posisi tubuh setiap 15-30 menit sekali. Pada penderita yang sulit beranjak dari tempat tidur, disarankan untuk mengganti posisi tubuh setiap 1-2 jam sekali.

·         Menjaga nutrisi dan pola makan.

Untuk mempercepat proses penyembuhan ulkus dekubitus,disarankan untukmengonsumsimakananyang kaya akanprotein, vitamin, dan mineral. Jika penderita mengalami kehilangan nafsu makan akibat kondisi kesehatan sebelumnya, tips berikut dapat dilakukan untuk tetap menjaga asupan nutrisi:

1.      Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan makan dengan porsi besar namun frekuensinya sedikit. Pola makan tersebut dapat diterapkan dengan membuat jadwal makan.

2.      Menghindari minum dalam jumlah banyak sebelum makan.

3.      Jika mengalami kesulitan menelan, dapat mengonsumsi makanan dalam bentuk sup atau tim.

4.      Menjaga sumber protein nabati bagi penderita yang vegetarian.

·         Melakukan pemeriksaan kulit secara rutin.

Jika seseorang memiliki risiko menderita ulkus dekubitus, diharuskan melakukan pengecekan kulit secara rutin untuk mengamati adanya perubahan. Pengecekan rutin ini penting, terutama bagi penderita diabetes dan kerusakan saraf yang menyebabkan bagian tubuh tidak peka terhadap nyeri.

·         Berhenti merokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar