Pengertian Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis (TV). Penyakit
ini dapat menyerang pria dan wanita, namun wanita muda yang aktif secara
seksual lebih rentan tertular. Penyakit ini menular melalui hubungan intim.
Gejala Trikomoniasis
Jika terjadi pada wanita, trikomoniasis berdampak
pada vagina dan saluran pembuangan urine atau uretra. Sedangkan pada pria,
trikomoniasis menyerang uretra, area penis (misalnya kulup), dan kelenjar
prostat.
·
Gejala pada wanita.
1. Bagian
perut bawah terasa sakit.
2. Muncul
rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
3. Keputihan
menjadi kental, encer, berbusa, atau berwarna kekuningan dan kehijauan serta
berbau amis.
4. Timbul
rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang rasa gatal juga muncul
di paha bagian dalam.
·
Gejala pada peria.
1. Frekuensi
buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
2. Muncul
cairan putih dari penis.
3. Muncul
rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit ini juga
bisa muncul saat buang air kecil atau saat ejakulasi.
Biasanya, gejala trikomoniasis akan muncul dalam
waktu satu bulan sejak seseorang mulai terinfeksi. Namun, sekitar setengah dari
pengidap trikomoniasis tidak mengalami gejala apa pun.
Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh
parasit Trichomonas vaginalis yang biasanya menyebar melalui hubungan
seks tanpa kondom atau saling berbagi alat/mainan seks. Masa inkubasi parasit
ini tidak diketahui secara pasti, namun umumnya terjadi dalam waktu 5 sampai 28
hari.
Tidak semua jenis hubungan seks bisa
menularkan trikomoniasis. Penyakit ini tidak bisa menular dengan seks oral,
seks anal, ciuman, dan berbagi pemakaian alat makan, dudukan toilet, atau
handuk. Risiko trikomoniasis akan meningkat jika:
·
Berhubungan seks tanpa kondom.
·
Sering berganti-ganti pasangan.
·
Pernah mengalami trikomoniasis
sebelumnya.
·
Memiliki riwayat penyakit menular
seksual.
Diagnosis Trikomoniasis
Diagnosis trikomoniasis bisa
dipastikan dengan memeriksa sampel cairan vagina pada wanita atau urine pada
pria di laboraturium. Pemeriksaan ini umumnya memakan waktu selama beberapa
hari.
Sekarang telah tersedia metode tes
baru yang lebih cepat, yakni rapid antigen test dan nucleic acid
amplifcation. Namun keduanya memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan
pemeriksaan cairan secara manual di laboratorium.
Jika seseorang positif terinfeksi
trikomoniasis, pengobatan harus segera dilakukan untuk mengurangi risiko
penyebaran infeksi.
Pengobatan Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara
efektif dengan obat antibiotik jenis metronidazole atau tinidazole. Dokter akan
meresepkan kedua obat ini dalam dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7
hari. Dalam kondisi tertentu, dokter hanya meresepkan salah satu dari kedua
obat itu dalam dosis yang besar.
Selama masa pengobatan, pasien
diminta untuk menghindari hubungan seksual sampai dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pasien juga wajib menghindari konsumsi alkohol selama 24 jam setelah
mengonsumsi metronidazole atau 72 jam setelah mengosumsi tinidazole karena
alkohol bisa menyebabkan mual dan muntah.
Komplikasi
Trikomoniasis
Trikomoniasis
bisa menimbulkan komplikasi jika dibiarkan tanpa pengobatan. Seorang ibu hamil
yang terkena trikomoniasis bisa menularkan kondisi tersebut pada bayi yang
dikandungnya. Selain itu, juga bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan
berat badan bayi kurang. Trikomoniasis pada wanita membuat penderitanya lebih
rentan terhadap infeksi virus HIV penyebab AIDS.
Pencegahan
Trikomoniasis
Beberapa
langkah di bawah ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi
trikomoniasis, di antaranya:
·
Setia
kepada satu pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan hubungan intim.
·
Gunakan
kondom saat berhubungan intim.
·
Pastikan
alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom. Hindari berbagi
alat/mainan seks dengan orang lain.
·
Jika
merasa telah terinfeksi, lebih baik tidak melakukan hubungan seksual dan segera
menghubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
·
Pasangan
juga harus mendapatkan pengobatan, dan dianjurkan untuk tidak melakukan
hubungan seksual sebelum Anda dan pasangan selesai menjalani pengobatan, serta
tidak lagi menunjukkan gejala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar