Pengertian Tumor Jinak Parotis
Tumor jinak parotis adalah pertumbuhan sel secara
tidak normal yang terjadi pada kelenjar parotis, namun sifatnya tidak ganas (malignant).
Penyebabnya bisa beragam dan tumor merupakan salah satunya, di samping batu pada kelenjar air liur (sialolithiasis), infeksi kelenjar air liur, dan kista.
Tumor jinak kelenjar parotis dapat muncul pada seseorang dalam berbagai bentuk. Klasifikasi tumor jinak parotis dapat dibedakan sebagai berikut:
·
Tumor campuran (Adenoma Pleomorfis).
Tumor
campuran atau adenoma pleomorfis merupakan tumor kelenjar parotis yang paling
sering terjadi pada manusia. Tumor ini disebabkan oleh pembelahan sel epitel
dan mioepitel parotis yang terjadi secara terus-menerus, serta diikuti dengan
peningkatan cairan pada ruang kelenjar parotis. Bentuk tumor adenoma pleomorfis
adalah lobular, tidak tertutup jaringan normal dengan baik, dan memiliki
kecepatan pertumbuhan yang lambat. Tumor parotis jenis ini merupakan penyebab
tumor parotis paling umum, yaitu sekitar 80 persen dari seluruh kasus tumor
parotis yang terjadi, dengan risiko kekambuhan pasca parotidektomi sekitar 1-5
persen.
·
Tumor warthin (Adenolimfoma).
Tumor
Warthin merupakan jenis tumor parotis terbanyak kedua setelah adenoma
pleomorfis, yaitu sekitar 5 persen dari seluruh kasus tumor parotis. Tumor
Warthin merupakan penyebab paling umum terjadinya tumor jinak pada kelenjar
parotis. Tumor Warthin terdeteksi dari terjadinya infiltrasi limfosit serta
terbentuknya kista epitel yang diikuti oleh proliferasi kista tersebut.
Kebanyakan tumor Warthin terjadi para orang lanjut usia, yaitu pada usia 60-70
tahun. Selain itu, risiko terjadinya tumor ini pada laki-laki lebih besar
dibanding pada wanita.
·
Onkositoma.
Merupakan
tumor yang jarang terjadi, yaitu sekitar 1 persen dari seluruh kejadian tumor
parotis. Tumor jenis onkositoma merupakan tumor yang terdiri dari sel jenis
oksifilik atau onkosit.
·
Tumor monomorfik.
Tumor
yang muncul pada jaringan epitel ini juga termasuk yang jarang terjadi.
Gangguan kelenjar air liur, termasuk akibat tumor
jinak, bukan merupakan gangguan kesehatan yang serius. Meskipun demikian, perlu
tetap berhati-hati terhadap risiko munculnya tumor kelenjar air liur agar
penanganan medis dapat dilakukan dengan baik.
Gejala Tumor Jinak Parotis
Gejala tumor jinak parotis yang sering ditemukan
adalah sebagai berikut:
·
Munculnya benjolan pada bagian wajah.
Biasanya teramati ketika sedang mencuci muka atau mencukur.
·
Nyeri pada bagian wajah (jarang
terjadi). Nyeri muncul biasanya lebih diakibatkan oleh tumor yang pecah atau
invasi tumor ganas ke jaringan lain.
·
Paralisis pada saraf wajah. Paralisis
pada saraf wajah utamanya disebabkan oleh munculnya benjolan pada parotis yang
memiliki kemungkinan ganas. Akan tetapi, kebanyakan paralisis pada saraf wajah
dikarenakan Bell’s Palsy.
·
Munculnya benjolan pada bagian pangkal
atau ujung kelejar parotis.
Untuk sekedar informasi, berikut ini adalah gejala
yang biasanya ada pada kasus tumor ganas parotis guna membedakannya dengan yang
jinak:
·
Pelemahan saraf wajah.
·
Pembesaran benjolan.
·
Munculnya luka (ulcer) dan
pengerasan pada mukosa atau kulit di sekitar tumor.
·
Terjadinya mati rasa pada daerah di
sekitar benjolan.
·
Munculnya nyeri yang semakin parah dari
waktu ke waktu.
·
Memiliki riwayat kanker kulit, sindrom sjogren,
atau terapi radiasi pada kepala atau leher.
Penyebab Tumor Jinak Parotis
Tumor parotis disebabkan oleh mutasi DNA pada
sel-sel kelenjar parotis. Mutasi pada DNA menyebabkan sel-sel kelenjar parotis
mengalami pembelahan dengan cepat dan terus-menerus. Sel-sel yang mengalami
pembelahan ini akan membentuk tumor dan jika cukup ganas akan membentuk
jaringan kanker. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena tumor parotis adalah sebagai berikut:
·
Usia.
Meskipun
tumor kelenjar parotis dapat terjadi pada siapa saja, umumnya penderitanya
adalah lansia.
·
Paparan radiasi.
Radiasi
untuk pengobatan kanker pada bagian kepala atau leher dapat meningkatkan risiko
munculnya tumor pada kelenjar parotis.
·
Paparan terhadap senyawa kimia tertenru.
Beberapa
orang yang bekerja pada penambangan asbestos, pabrik pipa atau pabrik karet
memiliki risiko terkena tumor kelenjar air liur lebih tinggi.
·
Infeksi virus.
Contoh
virus yang terkait dengan kemunculan tumor pada kelenjar air iur adalah HIV dan
virus Epstein-Barr.
·
Kebiasaan merokok.
Kebiasaan
merokok meningkatkan risiko seseorang terkena tumor Warthin 8 kali lebih besar
dibanding bukan perokok.
·
Penggunaan telepon seluler.
Beberapa
penelitian menunjukkan ada dugaan hubungan antara penggunaan telepon seluler
secara terus-menerus dengan risiko tumor kelenjar parotis.
Diagnosis Tumor Jinak Parotis
Kunci dari diagnosis tumor parotis adalah untuk
menentukan tingkat keganasan (malignansi) dari tumor yang diderita oleh pasien.
Langkah-langkah diagnosis tumor parotis adalah sebagai berikut:
·
Pemeriksaan fisik pada bagian kepala dan
leher.
Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan melalui perabaan dengan dua tangan (palpasi bimanual)
pada bagian leher untuk memeriksa benjolan pada bagian tersebut serta pada
bagian submandibula dan sublingual.
·
Biopsi parotis.
Biopsi
dilakukan untuk mengambil sampel jaringan kelenjar parotis dan diamati melalui
mikroskop. Akurasi pemeriksaan melalui biopsi dapat mencapai 96 persen.
·
Pemindaian.
Beberapa
langkah pemindaian fisik untuk melakukan diagnosis terhadap tumor parotis
adalah sebagai berikut:
a. Foto
rontgen.
Foto
Rontgen polos tanpa kontras dapat membantu untuk mendeteksi adanya kalsifikasi
pada kelenjar parotis.
b. Sialografi.
Meskipun
jarang digunakan, sialografi dapat membantu untuk mendeteksi kelainan fungsi
atau anatomi saluran kelenjar parotis.
c. CT
scan.
CT
scan dapat mendeteksi benjolan pada kelenjar parotis dengan efektif.
Akan tetapi CT scan tidak dapat membedakan benjolan yang jinak dan
ganas.
d. MRI.
MRI
dapat mendeteksi benjolan pada kelenjar parotis serta dapat mendeteksi tumor
jinak lebih baik dari CT scan dikarenakan memiliki kontras gambar yang lebih
baik.
e. PET
scan.
PET
scan dapat mendeteksi benjolan, terutama benjolan ganas, serta dapat
mengetahui apakah benjolan ganas tersebut sudah menyebar atau belum.
·
Ultrasonografi.
Ultrasonografi
dapat membantu dokter untuk mendeteksi karakteristik tumor Warthin dan adenoma
pleomorfis, termasuk deteksi bentuk tumor, vaskularitas tumor, dan prevalensi
kista jika ada.
·
Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan
laboratorium dapat membantu diagnosis tumor melalui pemeriksaan hematologi dan
serologi.
Pengobatan Tumor Jinak Parotis
Pengobatan tumor parotis dilakukan dengan tujuan
untuk menghilangkan jaringan tumor semaksimal mungkin, serta mencegah tumor
mengalami kekambuhan. Beberapa jenis pengobatan yang umum dilakukan untuk tumor
parotis adalah sebagai berikut:
·
Parotidektomi superfisial.
Parotidektomi
merupakan pemotongan jaringan parotis yang menjadi tumor. Parotidektomi
superfisial dilakukan dengan memotong sebagian kelenjar parotis yang
mengelilingi tumor. Pada saat dilakukan parotidektomi superfisial, dokter akan
menjaga keutuhan jaringan saraf wajah di dekat kelenjar parotis semaksimal
mungkin. Untuk menjaga keutuhan saraf wajah, sangat penting untuk dilakukan
perkiraan lokasi jaringan saraf yang dekat dengan lokasi tumor sebelum
dilakukan pembedahan.
·
Parotidektomi lobus dalam atau
parotidektomi total.
Parotidektomi
lobus dalam dilakukan jika tumor terjadi pada kelenjar parotis bagian dalam
atau ukuran tumor sudah cukup besar. Tidak ada batasan anatomi untuk menentukan
apakah parotidektomi yang akan dilakukan adalah superfisial atau total.
Parotidektomi total dapat dilakukan jika tumor parotis sudah menyebar ke jaringan
di sekitar kelenjar parotis.
·
Diseksi ekstrakapsular.
Metode
ini dapat digunakan untuk mengobati adenoma pleomorfis dengan efek samping yang
lebih sedikit dibandingkan dengan parotidektomi superfisial. Efek samping yang
dapat dihindari dengan metode diseksi ekstrakapsular utamanya adalah kerusakan
saraf wajah dan paralisis pada wajah.
·
Enukleasi.
Metode
ini efektif untuk mengobati tumor Warthin dan menghilangkan kelenjar limfa yang
terkena tumor. Pada pengobatan adenoma pleomorfis, tidak dianjurkan menggunakan
metode enukleasi dikarenakan dapat meningkatkan risiko kekambuhan tumor pada
pasien dan menyebabkan kerusakan jaringan saraf.
·
Radioterapi.
Terapi
menggunakan radiasi dapat dilakukan pasca pembedahan kelenjar parotis. Jika
tumor terlalu besar sehingga tidak memungkinkan dilakukan pembedahan,
radioterapi dapat digunakan sebagai pengganti pembedahan untuk membunuh sel
tumor.
·
Kemoterapi.
Jika
tumor jinak kelenjar parotis sudah berkembang menjadi tumor ganas (kanker) dan
menyebar ke bagian tubuh lainnya, dapat dilakukan kemoterapi. Saat ini
kemoterapi bukan merupakan metode standar dalam penanganan tumor jinak parotis.
Komplikasi Tumor Jinak Parotis
Beberapa komplikasi akibat tumor parotis adalah
sebagai berikut:
·
Kerusakan saraf wajah yang menimbulkan
paralisis temporer maupun permanen.
Kerusakan
saraf wajah dapat diakibatkan oleh penekanan oleh tumor atau cedera pada saat
pembedahan parotidektomi. Risiko kerusakan saraf akan meningkat jika pembedahan
dilakukan berulang. Pemantauan kondisi saraf wajah pra operasi dapat menurunkan
risiko kerusakan ini.
·
Rekurensi tumor jinak atrau ganas.
Adenoma
pleomorfis harus dihilangkan secara maksimal pada pembedahan pertama
dikarenakan rekurensi tumor dapat terjadi secara multifokal dan lebih sulit
untuk diobati.
·
Perubahan tumor jinak menjadi tumor
ganas.
Adenoma
pleomorfis yang merupakan tumor jinak dapat berubah menjadi tumor ganas yang
disebut carcinoma ex-pleomorphic adenoma. Perubahan tersebut ditandai
dengan pertumbuhan tumor secara cepat dan tiba-tiba. Kanker ini sangat agresif
dan memiliki prognosis yang buruk.
·
Sindrom frey.
Sindrom
Frey merupakan komplikasi yang dapat terjadi pasca pembedahan kelenjar parotis.
Orang yang mengalami sindrom ini, pipinya akan memerah dan berkeringat ketika
dirinya makan, melihat, atau memikirkan makanan tertentu, terutama makanan yang
merangsang produksi air liur. Komplikasi ini disebabkan oleh gangguan saraf
pada kelenjar air liur.
·
Berkurangnya kepekaan (hipestesia)
indera pendengar.
Komplikasi
ini dapat muncul jika terdapat kerusakan pada saraf telinga akibat pembedahan
maupun penekanan oleh tumor.
pagi dr.apakah ada obat untuk penyakit tersenut
BalasHapuspagi dr.apakah ada obat untuk penyakit tersebut, soalnya ibu sy ada benjolan dekat telinga, pas di depan telinga , trima kasih sebelumnya dokter
BalasHapusSaya,salah satu yg mengidap tumor parothis..apa solusi dan obatnya dokter
BalasHapus