Rabu, 19 Juli 2017

VERTIGO



Pengertian Vertigo

Vertigo merupakan suatu gejala dengan sensasi diri sendiri atau sekeliling terasa berputar yang terjadi secara tiba-tiba. Ada kondisi vertigo yang ringan serta tidak terlalu terasa dan ada yang parah sehingga menghambat rutinitas.

Serangan vertigo bisa bervariasi, mulai dari pusing yang ringan dan muncul secara berkala hingga yang parah dan berlangsung lama.  Serangan yang parah bisa terus berlangsung selama beberapa hari sehingga penderitanya tidak bisa beraktivitas dengan normal.

Penyebab Vertigo

Pada umumnya, vertigo merupakan gejala yang dipicu oleh gangguan mekanisme keseimbangan pada telinga bagian dalam. Namun, ada beberapa penyakit lain yang juga bisa menjadi penyebabnya.

Jenis vertigo bisa dibagi menjadi dua kategori sesuai dengan penyebabnya. Dua kategori tersebut adalah:

·         Vertigo perifer.

Ini adalah jenis vertigo yang paling umum. Vertigo perifer dipicu oleh gangguan pada mekanisme keseimbangan yang terletak pada telinga bagian dalam. Gangguan tersebut meliputi labirinitis, vestibular neuronitis, vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV), dan penyakit Meniere.

·         Vertigo sentral.

Gangguan atau masalah pada serebelum (otak kecil) yang terletak di bawah otak besar atau batang otak (bagian bawah otak yang terhubung dengan saraf tulang belakang) berpotensi menyebabkan vertigo ini. Penyebab vertigo sentral yang lain meliputi migraine, sklerosis multipel, stroke dan transient ischaemic attack (TIA), akibat obat-obatan tertentu, sertatumor otak  yang terletak di otak kecil ataupun tumor jinak pada saraf pendengaran (neuroma akustik).

Berikut ini adalah gangguan yang menyebabkan vertigo perifer, antara lain:

·         Vertigo posisi paroksismak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo / BPPV).

BPPV termasuk pemicu utama vertigo dan umumnya disebabkan oleh perubahan posisi dan gerakan kepala secara tiba-tiba. Misalnya:

a.       Mendongak.

b.      Bangkit berdiri dari posisi jongkok.

c.       Memutar atau menundukkan kepala.

BPPV juga dapat menyerang tanpa sebab jelas. Atau bisa juga terjadi setelah penderita mengalami infeksi telinga, operasi telinga, cedera kepala, serta lama terbaring.

Kasus-kasusnya ditandai dengan serangan vertigo yang singkat, intens, dan berulang (biasanya berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit). Gejala-gejala yang menyertainya juga bisa berupa mual, muntah, pusing, limbung, serta nistagmus (gerakan bola mata yang tidak terkendali) yang berlangsung secara singkat sehingga Anda tidak bisa fokus.

Para ahli menduga bahwa BPPV terjadi akibat serpihan debris (kristal kalsium karbonat) yang lepas dari dinding saluran telinga bagian dalam. Serpihan ini hanya menyebabkan gangguan ketika masuk ke saluran telinga bagian dalam yang penuh cairan. Dan akhirnya memicu gerakan cairan yang abnormal pada saat kita melakukan gerakan kepala tertentu. Gerakan itulah yang akan mengirim sinyal membingungkan ke otak dan menyebabkan vertigo.

BPPV umumnya menyerang lansia berusia 50 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dialami oleh orang yang lebih tua dan muda.

·         Vertigo dan labirinitis.

Labirin adalah saluran berliku-liku dan penuh cairan pada telinga bagian dalam yang berfungsi mengendalikan pendengaran dan keseimbangan. Peradangan akibat infeksi  pada struktur sensitif tersebut dikenal dengan labirinitis.

Labirinitis akan menyebabkan perbedaan informasi yang dikirim ke otak dari telinga yang sakit, telinga sehat, dan mata. Inilah yang dapat memicu vertigo dan rasa pening.

Penyebab umum labirintitis adalah virus, misalnya pada pengidap pilek atau flu. Namun, bakteri juga dapat menjadi pemicunya meski jarang terjadi. Vertigo akibat labirintitis biasanya diiringi oleh gejala-gejala:

a.       Sakit di telinga.

b.      Muntah.

c.       Mual.

d.      Tinnitus  atau telinga berdenging.

e.       Kehilangan pendengaran.

f.       Demamtinggi.

·         Vestibular neuronitis dibalik vertigo.

Inflamasi pada saraf yang menghubungkan labirin dan otak disebut vestibular neuronitis. Peradangan ini juga mungkin tersebar hingga labirin dalam telinga. Vestibular Neuronitis bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari, tapi terkadang bisa memakan waktu 1,5 bulan untuk pulih sepenuhnya.

Penyakit yang sering datang secara tiba-tiba ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Sementara, gejala-gejalanya meliputi tubuh yang limbung, mual, dan muntah. Meski demikian, penderita biasanya tidak mengalami kehilangan pendengaran.

·         Vertigo akibat penyakit maniere.

Penyakit Meniere merupakan penyakit langka yang menyerang telinga bagian dalam. Vertigo yang parah, kehilangan pendengaran, telinga berdenging, dan sensasi penuh pada telinga merupakan beberapa gejala umumnya.

Vertigo pada penyakit Meniere akan terjadi secara mendadak dan berlangsung selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari. Gejala ini juga sering memicu mual dan muntah.

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi gejala-gejalanya bisa dikendalikan dengan pola makan serta obat. Kondisi ini jarang membutuhkan operasi sebagai tindak lanjut.

·         Dampak cedera  kepala.

Vertigo juga terkadang bisa timbul setelah cedera kepala. Segeralah ke dokter atau memeriksakan diri ke rumah sakit jika terjadi gejala-gejala, seperti pening atau vertigo, setelah benturan kepala. Vertigo sentral biasa disebabkan oleh gangguan pada serebelum atau otak kecil dan batang otak.

·         Vertigo akibat migrain.

Migrain adalah serangan sakit kepala  tidak tertahankan, terutama pada bagian depan atau di salah satu sisi kepala yang terkadang disertai mual dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia).

Migrain biasanya dialami oleh kalangan muda dan dianggap sebagai salah satu penyebab umum dari vertigo. Menghindari pemicu dan mengobati migrain biasanya dapat menyembuhkan vertigo.

Diagnosis Vertigo

Tahap pertama diagnosis pada tiap penyakit umumnya diawali dengan dokter yang menanyakan gejala Anda. Pada pengidap vertigo, penggambaran gejala secara detail akan ditanyakan. Misalnya, mengenai situasi pada serangan pertama Anda, durasi, frekuensi kemunculan, pemicu, pengaruh gejala pada kehidupan sehari-hari, perubahan pada pendengaran,tinnitus, atau muntah-muntah.

Selain gejala, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan Anda serta keluarga, dan obat-obatan yang Anda konsumsi secara rutin. Begitu juga dengan infeksi telinga atau cedera kepala yang pernah dialami dalam waktu dekat.

Tahap pemeriksaan lebih lanjut akan dianjurkan jika diperlukan. Beberapa metode pemeriksaan tersebut meliputi:

·         Pemeriksaan dengan cara memicu vertigo.

Dokter umumnya menganjurkan pemeriksaan kesehatan untuk membedakan penyebab di balik vertigo. Proses ini meliputi pemeriksaan bagian dalam telinga dan mata guna mengecek ada atau tidaknya gerakan bola mata yang tidak terkendali (nistagmus).

Dokter juga mungkin akan memeriksa keseimbangan atau memancing vertigo Anda dengan manuver Dix-Hallpike. Penyebab vertigo yang paling sering didiagnosis dengan proses ini adalah Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV). 

·         Pemeriksaan pendengaran ke spesialis THT.

Pemeriksaan lewat tes garpu tala dan tes audiometri akan dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), terutama jika Anda mengalami tinnitus (telinga berdengung) atau kehilangan pendengaran.

·         Pemeriksaan nistagmus.

Nistagmus dapat mengindikasikan adanya masalah pada organ-organ yang mengendalikan keseimbangan tubuh. Pemeriksaan mendetailnya terkadang menggunakan proses elektronistagmografi (ENG) dan proses perekaman gerakan mata dengan kacamata videonistagmografi (VNG).

·         Pengujian kalori untuk organ keseimbangan.

Tes ini menggunakan air hangat atau dingin yang akan dituang ke telinga. Hal ini untuk memeriksa kinerja organ keseimbangan dalam telinga yang sudah dirangsang oleh perubahan suhu dari air.

·         Posturography untuk memeriksa keseimbangan.

Posturography akan membantu perencanaan rehabilitasi sekaligus memantau proses pengobatan, dan menggunakan mesin penguji keseimbangan.

·         Proses pemindaian di kepala.

Dokter juga terkadang menganjurkan MRI scan atau CT scan pada bagian kepala untuk memeriksa penyebab vertigo, misalnya neuroma akustik (tumor jinak). 

Pengobatan Vertigo

Terkadang vertigo tidak memerlukan pengobatan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya. Walaupun begitu, ada berbagai metode pengobatan untuk vertigo.

Langkah pengobatan gejala ini ditentukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan vertigo yang dialami oleh pasien. Misalnya, mual dan sensasi berputar mungkin dapat dikurangi dengan berbaring diam dalam ruangan gelap, menghindari situasi yang memicu stres sehingga menurunkan kecemasan dan tingkat keparahan vertigo, serta konsumsi obat-obatan.

·         Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo / BPPV).

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV) berpotensi untuk sembuh tanpa pengobatan khusus. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan. Diperkirakan, kesembuhan ini terjadi karena debris penyebab vertigo dalam saluran telinga sudah lumer dan diserap tubuh, atau menempel di bagian lain. Meski demikian, tetap ada kemungkinan kambuh.

Selama BPPV belum sembuh sepenuhnya, Anda sebaiknya bangun tidur secara perlahan-lahan serta menghindari kegiatan yang menuntut Anda untuk mendongak. Langkah ini berfungsi untuk mengurangi persentase kekambuhan vertigo.

Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa langkah khusus untuk menangani BPPV. Di antaranya meliputi:

a.       Pengobatan vertigo melalui manuver epley.

Prosedur yang juga disebut teknik reposisi kanalit ini terbukti efektif untuk mengobati vertigo. Manuver Epley meliputi empat gerakan kepala yang berbeda, dan tiap posisi kepala sebaiknya ditahan selama minimal 30 detik. Anda mungkin akan mengalami vertigo selama menjalani prosedur.

Kondisi Anda umumnya akan membaik setelah melakukan manuver Epley, tapi kesembuhan total memerlukan waktu selama maksimal dua minggu. Efek prosedur ini biasanya bersifat jangka pendek dan perlu diulang, namun konsultasikan ke dokter jika Anda tetap mengalami vertigo setelah empat minggu.

b.      Pengobatan vertigo dengan latihan brandt-daroff.

Prosedur ini merupakan rangkaian gerakan pereda BBPV untuk meredakan vertigo. Meski tidak bisa menyembuhkan, latihan Brandt-Daroff dapat mengurangi gejala vertigo dalam jangka panjang.

Latihan ini bisa Anda lakukan sendiri di rumah, tapi Anda dianjurkan untuk mempelajarinya terlebih dahulu dari dokter. Lakukanlah setidaknya dua kali dalam sehari.

·         Migrain yang memicu vertigo.

Jika migrain  didiagnosis sebagai penyebab vertigo, penderita bisa menjalani pengobatan di rumah. Obat-obatan yang digunakan juga umumnya sama dengan migrain, misalnya triptan.

·         Infeksi labirinitis.

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Walau jarang terjadi, infeksi bakteri juga mungkin dapat menyebabkan labirintitis dan biasanya diobati dengan antibiotik.

Dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) atau dokter spesialis audiovestibular (dokter yang khusus menangani kelainan pendengaran dan keseimbangan) jika Anda kehilangan pendengaran. Anda mungkin membutuhkan penanganan darurat untuk mengembalikan pendengaran Anda.

Labirinitis juga bisa ditangani dengan terapi rehabilitasi vestibular. Walau jenis terapi ini masih sangat jarang di Indonesia, Anda bisa menanyakannya lebih lanjut kepada dokter Anda. 

·         Vestibular neuronitis

Penyakit ini memang bisa sembuh dalam beberapa minggu tanpa pengobatan, tapi Anda mungkin harus terus berbaring jika Anda mengalami vestibular neuritis yang parah. Segeralah ke dokter jika kondisi Anda tidak membaik setelah tujuh hari. Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi rehabilitasi vestibular dan obat.

·         Penyakit meniere yang langka.

Jika vertigo Anda disebabkan oleh penyakit ini, ada beberapa langkah efektif untuk sekaligus menangani keduanya. Di antaranya adalah:

a.       Obat untuk mencegah dan menangani serangan penyakit Meniere.

b.      Memperbaiki pola makan, terutama yang rendah garam.

c.       Fisioterapi untuk mengatasi gangguan keseimbangan.

d.      Penanganan untuk kehilangan pendengaran, misalnya alat bantu dengar.

e.       Perawatan untuk tinnitus  (telinga berdenging), misalnya terapi suara yang dapat mengurangi perbedaan antara kebisingan tinnitus dengan suara lain agar gangguan tinnitus terasa berkurang.

f.       Penanganan untuk gejala sekunder dari penyakit Meniere, misalnya stres, kecemasan, dan depresi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar