Sabtu, 22 Juli 2017

BAROTRAUMA



Pengertian Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan jaringan akibat perbedaan tekanan dalam tubuh dengan tekanan udara di sekitarnya. Barotrauma yang paling banyak dialami adalah barotrauma telinga. Kondisi tersebut terjadi ketika gendang telinga menjadi tegang dan tertarik akibat perbedaan tekanan di dalam dan luar telinga.

Dalam keadaan normal, tekanan udara pada dua sisi gendang telinga seharusnya sama, sehingga dapat berfungsi dengan baik. Pengatur tekanan udara pada telinga diperankan oleh tuba eustachius yang berada di belakang gendang telinga. Saat tuba tersebut tersumbat, terdapat perbedaan tekanan di bagian dalam dan luar telinga, sehingga terjadilah barotrauma. Barotauma ini ditandai dengan gendang telinga tertekan atau teregang sehingga telinga terasa nyeri dan buntu sehingga pendengaran akan berkurang.

Barotrauma telinga juga umum terjadi saat melakukan perjalanan dengan pesawat atau dikenal juga dengan nama barotitis media atau aerotitis. Perubahan ketinggian pesawat dengan cepat dapat memicu barotitis media. Hal yang sama bisa terjadi di bawah air saat menyelam. Semakin dalam menyelam, tekanan udara akan semakin tinggi sehingga membuat telinga terasa tidak nyaman.

Kalangan yang paling berisiko terkena barotrauma telinga adalah anak-anak dan dewasa muda, karena tuba eustachius mereka lebih pendek dan memiliki bentuk yang sedikit berbeda dibandingkan dewasa. Kendati demikian, sebagian besar penderita barotrauma dapat pulih sepenuhnya.

Gejala  Barotrauma

Gejala umum yang dirasakan penderita barotrauma telinga adalah pusing, telinga terasa tidak nyaman dan penuh, serta pendengaran berkurang atau sulit mendengar Jika dibiarkan tanpa pengobatan, gejalanya bertambah intens, termasuk:

·         Telinga terasa nyeri.

·         Cedera gendang telinga.

·         Mimisan (pendarahan pada hidung).

·         Telinga berdengung (tinnitus).

·         Perdarahan pada telinga.

Penyebab Barotrauma

Pada umumnya barotrauma terjadi akibat perubahan ketinggian, misalnya ketika naik pesawat, mendaki bukit, berkendara di gunung, menyelam, berada di dekat lokasi ledakan, atau berada di dalam ruang oksigen hiperbarik. Pada kondisi-kondisi tersebut, tekanan udara di luar telinga akan jauh lebih tinggi sehingga akan menekan gendang telinga. Gendang telinga yang tertekan ke dalam ini tidak mampu menjalankan fungsi penghantaran suara dengan baik, sehingga pendengaran Anda akan terganggu. Apabila perbedaan tekanan ini tidak segera distabilkan, akan muncul rasa nyeri pada telinga pada telinga.

Selain itu, penyumbatan tuba eustachius merupakan penyebab kedua terbanyak dari barotrauma. Penyumbatan tuba eustachius ini banyak dijumpai pada orang-orang yang menderita alergi, infeksi aktif, serta pilek. Faktor risiko barotrauma telinga pada anak umumnya adalah karena ukuran tuba eustachius mereka yang lebih kecil dibanding orang dewasa sehingga mudah terhambat. 

Diagnosis Barotrauma

Diagnosis barotrauma telinga ditentukan melalui riwayat gejala dan pemeriksaan telinga menggunakan alat dengan lampu yang disebut otoskop untuk melihat kondisi gendang telinga. Pada barotrauma, gendang telinga terdorong lebih ke luar atau ke dalam. Dokter juga akan melihat adanya tidaknya tumpukan cairan atau darah di belakang gendang telinga.

Sedangkan untuk kondisi yang cukup parah dimana penderita mengalami vertigo, tes pendengaran (audiometri) perlu dilakukan guna mendeteksi seberapa baik kemampuan pendengaran penderita dan mengetahui apakah sumber masalah pendengaran tersebut berada di telinga bagian dalam. 

Pengobatan Barotrauma

Pengobatan barotrauma telinga dapat dimulai dengan beberapa langkah penanganan mandiri guna meredakan efek tekanan udara pada telinga, antara lain:

·         Menguap. Aktivitas menguap ini akan membuka tuba eustachius, sehingga gejala barotrauma dapat berkurang.

·         Mengunyah permen saat pesawat mulai mendarat agar udara mengalir ke tuba eustachius. Untuk bayi, beri air minum atau susu saat pesawat mau mendarat agar mereka terdorong untuk menelan.

·         Usahakan tidak tidur saat pesawat akan mendarat agar bisa menelan untuk memastikan udara masuk ke telinga bagian tengah.

·         Lakukan manuver vasalva. Tarik napas lalu keluarkan udara perlahan dengan menutup mulut dan hidung. Ulangi gerakan ini setiap beberapa menit hingga pesawat mendarat sepenuhnya.

·         Hindari penggunaan penyumbat telinga saat pesawat akan lepas landas atau mendarat.

Selain itu, pemberian obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, naxprofen, atau pereda sakit (analgesik) juga dapat menghilangkan rasa tidak nyaman pada telinga.

Sedangkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada tuba eustachius, dokter dapat memberi obat dekongestan dan antihistamin oral, obat semprot dekongestan, serta obat tetes telinga untuk anak-anak guna meredakan nyeri saat naik pesawat.

Dalam kasus barotrauma kronis, maka salah satu pilihan yang dapat dilakukan adalah operasi. Tindakan ini untuk menstimulasi aliran udara ke telinga bagian tengah dengan memasang silinder kecil di dalam gendang telinga. Penempatan silinder ini dilakukan selama 6 hingga 12 bulan. 

Komplikasi Barotrauma

Barotrauma biasanya tidak serius dan dapat ditanggulangi dengan perawatan secara mandiri. Namun jika kondisinya serius dan berlangsung dalam jangka waktu lama, maka kemungkinan struktur telinga bagian tengah dan dalam mengalami kerusakan. Komplikasi yang dapat terjadi, di antaranya adalah kehilangan pendengaran secara permanen dan tinnitus kronis yang berlangsung terus-menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar